Pentingnya Ekosistem Sumber Air yang Sehat di Sekitar Area Tambang

- Sektor pertambangan vital untuk teknologi dan ekonomi global.
- Penggunaan air dalam industri pertambangan mencapai 1 miliar liter per tahun.
- PT Vale Indonesia mengurangi penggunaan air, mendaur ulang, dan mengelola limbah secara bertanggung jawab.
Sejak memasuki era industrialisasi, sektor pertambangan memainkan peran vital dalam menyokong perkembangan teknologi maupun ekonomi di seluruh dunia. Dari pertambangan, kita dapat memperoleh berbagai material mentah yang nantinya dimanfaatkan menjadi berbagai jenis barang lain yang memiliki nilai tinggi, baik untuk kemajuan peradaban sampai meningkatkan taraf ekonomi. Di balik keunggulan yang ditawarkan itu, perusahaan tambang jelas memerlukan sumber daya dalam jumlah besar.
Perusahaan tambang, misalnya, pasti akan melakukan ekstraksi ataupun pemanfaatan lahan di area pertambangan, salah satunya sumber air. Jenis sumber air ini beragam, mulai dari sungai hingga danau. Pemanfaatan sumber air itu pun cukup beragam karena industri pertambangan memang membutuhkan air dalam jumlah besar. Dilansir Cypher Environmental, butuh sampai 1 miliar liter air per tahun hanya untuk membersihkan sisa-sisa debu pada lokasi dan alat tambang. Jumlah ini belum menghitung penggunaan air untuk keperluan lain, semisal membantu proses ekstraksi sampai pembangkit listrik.
Tentunya, penggunaan air pada perusahaan tambang itu berbeda-beda, tergantung dengan jenis hasil tambang yang diekstrak. Khusus pada perusahaan tambang yang mengekstraksi nikel, semisal PT Vale Indonesia, dilaporkan kalau kebutuhan air yang digunakan per 2023 mencapai 7.561,1 megaliter pada berbagai sektor keperluan yang kebanyakan berasal dari sungai dan danau. Tentunya, memanfaatkan sumber air bagi perusahaan tambang itu harus bertanggung jawab atas kehidupan yang ada di sekitar.
PT Vale Indonesia sebagai salah satu perusahaan tambang nikel terbesar di Indonesia pun sangat sadar akan hal ini. Karena itu, agar dapat terus menambang kebaikan, perusahaan tambang ini punya beberapa langkah yang sudah ditempuh supaya sumber air yang dimanfaatkan perusahaan dapat pula tetap bermanfaat bagi kehidupan lain di sekitar. Penasaran soal penggunaan air dan cara PT Vale Indonesia menjaga salah satu sumber kehidupan paling vital ini? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!
1. Apa fungsi sungai dan danau bagi PT Vale Indonesia?

Sama seperti sektor pertambangan lain, kebutuhan sumber air di PT Vale Indonesia jelas sangat besar dan beragam. Jumlah per 2023 sudah disebutkan sebelumnya di atas dengan sumber air yang dipilih berupa Sungai Larona, Danau Matano, Danau Mahalona, dan Danau Towuti. Lalu, ke mana sana air tersebut digunakan oleh perusahaan tambang ini?
Menurut Laporan Keberlanjutan 2023 yang diterbitkan PT Vale Indonesia, air yang dipakai oleh perusahaan paling besar porsinya untuk operasional tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berbeda, yakni Larona, Balambano, dan Karebbe. Air yang dipakai untuk operasional PLTA ini merupakan air yang dibendung ke area reservoir yang ada di bendungan untuk kemudian diarahkan ke kanal yang menggerakkan turbin penghasil energi di PLTA.
Selain untuk sumber energi, air turut digunakan untuk pengelolaan nikel di area tambang. Penggunaan air dalam hal ini meliputi proses ekstraksi, pengolahan hasil tambang, sampai membersihkan peralatan yang dipakai untuk menambang. Selain untuk urusan tambang, air yang diekstraksi PT Vale Indonesia ternyata juga dipakai untuk memperbaiki infrastruktur yang ada di sekitar area tambang, baik infrastruktur yang jadi aset perusahaan ataupun infrastruktur umum.
Penggunaan air dalam jumlah besar dan banyak peruntukkan ini tentu tak dilakukan secara gratis. Pada akhirnya, penggunaan air untuk industri tambang pasti akan menghasilkan keluaran berupa limbah. Masalahnya, ada banyak perusahaan tambang tak bertanggung jawab yang langsung membuang begitu saja limbah air yang sudah digunakan saat ekstraksi tambang. Untuk masalah ini, apakah PT Vale Indonesia termasuk di dalamnya?
2. Apa pertanggungjawaban PT Vale Indonesia terhadap sungai dan danau?

Dengan slogan #MenambangKebaikan, PT Vale Indonesia jelas tidak boleh serampangan dalam melaksanakan segala kegiatan pertambangan. Apalagi, seluruh sungai dan danau yang dimanfaatkan perusahaan tambang ini sebenarnya masih menopang kehidupan masyarakat di sekitar serta merupakan ekosistem bagi keanekaragaman hayati. Lewat Laporan Keberlanjutan maupun sumber yang tertera dalam laman resmi, PT Vale Indonesia punya beberapa cara jitu yang diterapkan untuk mengatasi masalah ini.
Soal masalah pemanfaatan air untuk pembangkit listrik, PT Vale Indonesia menyebut kalau air yang dipakai sama dengan jumlah air yang diambil dari danau. Alhasil, tidak ada air yang diambil dari wilayah water stress. Dilansir European Environment Agency, wilayah water stress merupakan suatu tempat penggunaan air yang jauh melampaui kapasitas yang dimiliki oleh sumber air dalam periode tertentu. Selain itu, kualitas air yang buruk di suatu sumber air dapat menciptakan water stress karena jumlah air yang dapat digunakan jadi semakin terbatas.
Selain menghindari pengambilan air dari wilayah water stress, PT Vale Indonesia juga punya cara supaya air yang dipakai untuk kegiatan usahanya efisien dan tak mencemari lingkungan. Pada Laporan Keberlanjutan 2023, disebutkan kalau PT Vale Indonesia memanfaatkan air hasil daur ulang supaya menghemat penggunaan air. Proses penggunaan air daur ulang ini dilakukan di Lamella Gravity Settler, sebuah sistem yang memanfaatkan gaya gravitasi untuk memisahkan partikel pada dari cairan atau air.
Berkat sistem ini, PT Vale Indonesia mampu untuk menggunakan lagi air yang sudah dipakai sebelumnya. Praktik ini umumnya dilakukan untuk memperoleh bahan baku larutan ferrous sulphate sebesar 2 ribu meter kubik. Selain itu, sejumlah proses daur ulang air lain dari sisa-sisa produksi tambang ataupun pembangkit listrik terus diupayakan, tentunya dengan pemantauan yang ketat dari sistem atau aplikasi bernama Steam, Water, Air, and Power (SWAP) yang dapat dipantau secara daring.
Dari upaya efisiensi konsumsi air dari sumber air alami ini, PT Vale Indonesia menunjukkan tren positif dalam pengurangan penggunaan air secara keseluruhan. Pada 2022, perusahaan mengonsumsi sekitar 8.519,8 megaliter air dalam setahun. Namun, jumlah ini turun sekitar 11 persen atau menjadi 7.561,1 megaliter air pada 2023. Hasil lain yang dapat dilihat dari efisiensi ini ialah jumlah air yang berkurang cukup drastis untuk memproduksi nikel. Sebelumnya, butuh 0,14 megaliter air per ton nikel yang dihasilkan. Namun, pada 2023, angkanya menurun jadi 0,106 megaliter air per ton nikel.
Tak hanya masalah penggunaan air, urusan limbah hasil pertambangan pun harus dipikirkan oleh PT Vale Indonesia. Sebab, mau sebersih ataupun seramah lingkungan apa pun suatu perusahaan tambang, tak mungkin perusahaan tersebut tidak menghasilkan limbah dari hasil ekstraksi tambang. Perusahaan yang bertanggung jawab pastinya akan mengelola limbah pertambangan dengan baik, terutama jika limbah tersebut akan dibuang ke lingkungan. Pertanyaannya, apakah PT Vale Indonesia melaksanakan hal tersebut?
Ternyata, sebelum air limbah hasil produksi tambang di PT Vale Indonesia dilepaskan kembali ke lingkungan, ada sederet hal yang harus dipenuhi. Dalam Laporan Keberlanjutan 2023, disebutkan kalau air limbah akan diolah sampai aman dibuang dengan metode standar American Public Health Association (APHA). Tujuan pengolahan air limbah ini utamanya dilakukan supaya hasil yang dilepaskan nantinya tidak menimbulkan air asam tambang ke sumber air yang menerima air limbah, dalam hal ini Danau Matano.
Guna memperoleh air limbah yang sesuai standar untuk dilepas kembali ke lingkungan, ada beberapa sistem dan peralatan yang dipakai PT Vale Indonesia, misalnya chromium treatment plant, lamella gravity settler atau sistem tilted plate settler, sampai dengan memasang jaring penangkap sampah di sumber air. Tentunya, pengawasan ketat dan penambahan inovasi lain terus dilakukan secara berkala supaya air limbah memenuhi standar. Tujuannya meminimalkan potensi mencemari sumber air.
Sederet program itu menghasilkan penurunan yang signifikan dalam beban pencemaran efluen yang dilaksanakan PT Vale Indonesia. Berdasarkan data 2022, beban pencemaran air total suspended solid (TSS) berkurang sebesar 30 ton dalam 1 tahun. Selain itu, beban kromium heksavalen (Cr6+) turun sekitar 0,31 ton pada periode yang sama. Pengurangan beban TSS itu masih akan diupayakan untuk dikurangi lagi dengan tambahan sekitar 30 ton tiap tahunnya. Sementara, beban Cr6+ akan terus diupayakan berkurang 0,05 ton per tahun secara konsisten.
3. Masa depan sumber air di sekitar area aktivitas pertambangan PT Vale Indonesia

Segala bentuk pertanggungjawaban PT Vale Indonesia terhadap penggunaan sumber air di area pertambangan itu tak lain demi menjaga keberlangsungan ekosistem pada masa depan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, masyarakat yang tinggal di sekitar Blok Sorowako turut memakai sumber air yang digunakan PT Vale Indonesia untuk aktivitas sehari-hari, misalnya saja sebagai sarana transportasi, konsumsi rumah tangga, sampai saluran irigasi pertanian. Menjaga ekosistem sekitar sumber air pun tak hanya bertujuan untuk membantu manusia, tetapi juga melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.
Kalau melihat program pelestarian ekosistem sekitar sumber air dari PT Vale Indonesia, masa depan tempat-tempat tersebut bisa dibilang akan diupayakan agar tetap seperti sedia kala. Ada berbagai program yang direncanakan maupun sudah berjalan terkait dengan pelestarian ataupun konservasi ekosistem ini. Sebagai contoh, PT Vale Indonesia gencar melaksanakan program rehabilitasi lahan daerah aliran sungai (DAS) yang sangat efektif dalam mengatasi dua masalah sekaligus, yakni mengembalikan lahan yang terdampak aktivitas tambang dan menjaga keanekaragaman hayati supaya bisa terus bertahan.
Tak hanya itu, PT Vale Indonesia turut memberdayakan masyarakat yang ada di sekitar sumber air yang dimanfaatkan. Pemberdayaan ini dapat berupa perbaikan infrastruktur yang memudahkan aktivitas masyarakat sampai dengan sosialisasi. Khusus untuk sosialisasi, PT Vale Indonesia berharap kalau usahanya untuk menjaga kualitas ekosistem sumber air itu dapat ditopang dengan gerakan masyarakat, tak hanya pada kegiatan langsung, tetapi juga mengawasi sembari bertindak proaktif pada aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan alam.
Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta keharmonisan antara perusahaan tambang dengan masyarakat di sekitar area tambang. Seperti ungkapan lama, air itu merupakan sumber kehidupan. Karena itu, kita perlu turut menjaga, dimulai dari diri sendiri #StartsWithMe. Pada kasus masyarakat yang dekat dengan perusahaan tambang seperti di PT Vale Indonesia, lewat langkah proaktif berupa mengawasi, melaporkan, dan membantu kelestarian ekosistem jelas jadi solusi yang menguntungkan semua pihak jika memang serius untuk menjaga sumber air supaya tetap sehat.