Sebanyak 56,3 Kilogram Sampah Diangkat dari Aksi Ocean Clean Up

- Sampah laut tak terlihat dari permukaan
- Belajar dari komunitas lokal
- Kolaborasi untuk laut yang lebih bersih
Garmin Indonesia bersama Divers Clean Action (DCA) resmi menginisiasi kegiatan Ocean Clean Up sebagai bentuk komitmen terhadap keberlanjutan ekosistem laut. Tidak hanya membersihkan sampah yang mencemari pesisir, kegiatan ini juga menyasar sampah-sampah yang tersembunyi di dasar laut.
Inisiasi ini melibatkan penyelam bersertifikat, komunitas lokal, dan teknologi pembersihan ramah lingkungan. Kegiatan ini memiliki dilakukan di dua titik utama, yaitu Pulau Panggang dan Pulau Pramuka. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa sains, teknologi, dan partisipasi masyarakat dapat bersatu demi laut yang lebih bersih.
1. Sampah laut tak terlihat dari permukaan

Selama aksi Ocean Clean Up di Pulau Panggang dan Pulau Pramuka, tim berhasil mengangkat total 56,3 kilogram sampah dari dasar laut dan sepanjang garis pantai. Jenis sampah yang paling dominan adalah plastik sekali pakai (21,5 kg) dan limbah tekstil (15,3 kg). Dua kategori ini merepresentasikan dampak langsung dari kebiasaan konsumsi harian manusia.
Selain itu, ditemukan pula sampah berupa kaca (9,5 kg), karet (6,5 kg), logam (2,4 kg), serta plastik yang masih dapat didaur ulang (1,1 kg). Kegiatan ini mencakup pembersihan garis pantai sepanjang 263,45 meter di Pulau Panggang dan 287,80 meter di Pulau Pramuka.
2. Belajar dari komunitas lokal
Ocean Clean Up di Kepulauan Seribu menjadi ajang berbagi pengetahuan, khususnya dari masyarakat Pulau Pramuka yang telah menerapkan sistem pengelolaan sampah secara mandiri. Di pulau ini, warga sudah terbiasa memilah sampah menjadi tiga kategori utama: organik, anorganik, dan residu.
Sampah organik diolah menggunakan komposter untuk menghasilkan kompos yang kemudian dimanfaatkan dalam kegiatan bercocok tanam lokal. Tak hanya itu, mereka juga memanfaatkan maggot untuk mempercepat penguraian limbah organik secara alami dan efisien.
Untuk sampah anorganik, seperti botol plastik dan wadah yang masih memiliki nilai ekonomi, masyarakat bekerja sama dengan bank sampah seperti Rumah Hijau dan Alu Alu. Sementara plastik kemasan sekali pakai yang tidak bisa digunakan kembali diproses menggunakan mesin pirolisis untuk diubah menjadi bahan bakar alternatif.
3. Kolaborasi untuk laut yang lebih bersih

Keberhasilan kegiatan ini merupakan hasil dari kolaborasi erat antara sektor swasta, organisasi lingkungan, dan komunitas lokal. Garmin Indonesia dan Divers Clean Action (DCA) menunjukkan bahwa ketika edukasi dan aksi nyata, dampaknya tidak hanya terlihat di garis pantai.
“Kami sangat mengapresiasi kehadiran Garmin Indonesia yang tidak hanya mendukung secara sumber daya, tetapi juga terlibat langsung di lapangan. Dukungan seperti inilah yang kami harapkan dari pelaku industri dalam mengatasi krisis sampah laut di Indonesia,” ujar Haneeza Afra, Engagement Specialist dari DCA, dalam keterangan tertulis.
Garmin Indonesia, melalui inisiatif ini, ingin memperluas pemahaman publik tentang pentingnya menjaga ekosistem laut.
Aksi Ocean Clean Up di Kepulauan Seribu menjadi salah satu gerakan berkelanjutan untuk melindungi laut Indonesia. Dengan kolaborasi, edukasi, dan aksi nyata, harapannya semakin banyak pihak yang tergerak untuk berperan aktif dalam melindungi laut.