Kenapa Peran Pemimpin Penting bagi Performa Tim Sepak Bola?

- Roy Keane dan Ian Wright berdebat tentang peran Bruno Fernandes sebagai kapten Manchester United
- Pelatih Jose Mourinho mencontohkan pentingnya pemimpin di tim dengan kisah Jorge Costa saat melatih FC Porto
- Kapten tidak hanya memimpin di lapangan, tetapi juga menjadi panutan di luar lapangan seperti Tony Adams dan Carles Puyol
Mantan kapten dan legenda Manchester United, Roy Keane, baru-baru ini terlibat debat cukup panas dengan striker legendaris Arsenal, Ian Wright, dalam podcast The Overlap. Kedua sosok itu menyinggung soal peran Bruno Fernandes sebagai kapten Manchester United. Menurut Roy Keane, pemain asal Portugal itu memang memiliki bakat sebagai pesepak bola, tetapi tidak cukup bagus untuk menjabat kapten untuk klub sebesar Manchester United. Di sisi lain, Wright berpendapat kehadiran Fernandes berhasil mengangkat performa MU dengan mencetak satu gol kala MU seri 2-2 kontra Everton pada pekan 26 English Premier League (EPL) 2024/2025.
Opini Keane diperkuat dengan pernyataan eks pemain Timnas Inggris perempuan, Jill Scott, yang meragukan kapasitas Fernandes sebagai pemimpin meski punya kualitas permainan. Debat ini menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan penggemar sepak bola dunia terkait seberapa penting peran pemimpin terutama yang menjabat sebagai kapten tim. Sebab, tidak sedikit pesepak bola yang berperan sebagai kapten, tetapi tidak memiliki jiwa kepemimpinan kala timnya tengah menghadapi kesulitan.
Lantas, kenapa peran pemimpin penting bagi performa tim sepak bola? Berikut analisisnya.
1. Mengangkat moral tim ketika berada dalam situasi sulit
Bukan tanpa alasan pelatih menunjuk pemain untuk mengenakan ban kapten timnya. Ia diharapkan dapat menjadi pemimpin bagi rekan-rekannya terutama saat bertanding. Sosok pemimpin tidak harus menjadi pemain bintang dengan skill menonjol, tetapi bisa mengangkat moral timnya saat terdesak. Pelatih Fenerbahce, Jose Mourinho, mencontohkan salah satu sosok kapten ideal kala melatih FC Porto. Dalam program talk show di kanal Top Eleven, Mourinho mengatakan punya beberapa pemain yang tidak memiliki jiwa kepemimpinan meski menjabat sebagai kapten tim. Namun, ia pernah punya sosok pemimpin hebat kala melatih FC Porto dalam diri Jorge Costa.
Mourinho menceritakan FC Porto dalam posisi tertinggal 0-2 dari Belenenses pada babak pertama. Ia saat itu sudah bersiap memarahi para pemainnya, tetapi Costa menahannya masuk ke ruang ganti dan meminta menunggu selama 2 menit di luar. Costa kemudian melakukan team talk di ruang ganti dan mengajak rekan-rekannya untuk intropeksi diri terkait performa buruk di laga tersebut. Ia lalu membuka pintu dan meminta Mourinho masuk untuk memberikan arahan.
Alhasil, FC Porto mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 3-2 atas Belenenses. Costa yang berposisi sebagai bek tengah dan sebelumnya tidak pernah mencetak gol, menorehkan brace pada babak kedua. Mourinho mengatakan sebuah tim berada di level yang berbeda ketika memiliki kapten dengan jiwa kepemimpinan.
2. Menjadi panutan bagi rekan-rekan setimnya di dalam dan luar lapangan
Kapten tidak hanya berperan penting bagi sebuah tim saat bertanding. Ia juga harus menjadi panutan bagi rekan-rekannya di luar lapangan. Dalam podcast The Overlap, Roy Keane bertanya kepada Ian Wright siapa kapten yang menjadi panutan saat menjadi pemain Arsenal. Wright menjawab Tony Adams karena memimpin dengan etos kerja tinggi meski bukan termasuk pemain paling berbakat di Arsenal. Roy Keane setuju dengan pernyataan itu dan menegaskan kapten seperti Tony Adams memimpin timnya melalui aksi nyata dan kerja keras.
Contoh lainnya bisa dilihat dari sosok eks kapten Barcelona, Carles Puyol. Dilansir ESPN, mantan pemain dan pelatih Barcelona, Xavi Hernandez, memuji kepemimpinan Puyol yang selalu memberikan saran dan menunjukkan etos kerja tinggi. Bek tengah jebolan La Masia itu juga beberapa kali memperlihatkan jiwa kepemimpinan saat di dalam lapangan. Misalnya, ketika Barcelona menjuarai Liga Champions Eropa (UCL) pada 2011, ia memberikan ban kapten kepada Eric Abidal saat presentasi pemberian trofi. Sebab, Abidal baru saja berjuang melawan kanker hati dan berhasil tampil kala Barcelona menang 3-1 atas Manchester United di laga final UCL pada 2010/2011.
Momen lainnya, Puyol pernah menyuruh Dani Alves dan Thiago Alcantara berhenti berjoget di depan fans lawan saat selebrasi gol dan kembali bersiap memulai pertandingan. Ia ingin rekan-rekannya memahami pentingnya respek kepada tim lawan. Itulah contoh kapten yang memimpin dengan aksi nyata baik di dalam dan di luar lapangan. Menurut Keane, kapten seperti ini akan menjadi panutan bagi para pemain lain di ruang ganti. Ia juga mendapat hormat dari rekan-rekannya.
3. Mengontrol sikap rekan-rekannya ketika pertandingan berjalan panas
Seorang kapten dalam tim sepak bola dituntut untuk menjaga sikap rekan-rekannya selama pertandingan berlangsung. Ia akan berkomunikasi dengan wasit jika ada pemain dalam timnya yang bersikap kurang terpuji di dalam lapangan. Seperti Virgil van Dijk ketika menenangkan rekan-rekannya saat situasi memanas usai Liverpool seri 2-2 kontra Everton di Goodison Park pada pekan 24 EPL 2024/2025.
Setelah wasit meniup peluit tanda laga berakhir, gelandang Everton, Abdoulaye Doucoure, melakukan provokasi dengan selebrasi di depan tribun fans Liverpool. Curtis Jones yang merupakan jebolan akademi Liverpool tidak senang dengan sikap itu. Jones dan Doucore yang bertengkar memancing emosi para pemain Liverpool dan Everton lainnya.
Van Dijk sebagai kapten Liverpool berusaha mengontrol situasi dengan menyuruh rekan-rekannya berhenti bertengkar dan kembali ke ruang ganti. Ia juga menahan emosi Arne Slot yang menerima kartu merah setelah bersalaman dengan wasit. Van Dijk meminta Slot dan rekan-rekannya yang menghampiri wasit untuk kembali ke ruang ganti agar situasi tidak makin parah.
Pemimpin dalam tim sepak bola tidak hanya sekadar memegang ban kapten, tetapi diharapkan bisa menjadi jangkar perlilaku dan tindakan pemain lain. Tidak heran, Roy Keane begitu keras mengkritik Bruno Fernandes yang dinilai tidak punya jiwa kepemimpinan sebagai kapten Manchester United. Sebab, pemain Portugal itu beberapa kali protes berlebihan kepada wasit dan menunjukkan gestur yang tidak mencerminkan seorang pemimpin.