Bagaimana IoT Akan Mengubah Pendidikan Dunia? Simak Faktanya

Akankah guru kehilangan perannya?

Dunia tengah memasuki era "Revolusi Industri 4.0", di mana perkembangan industri begitu pesat dan bergantung koneksi internet yang super cepat. Bukan hanya komunikasi, internet pun menjadi kebutuhan pokok untuk menjalankan berbagai industri.

Oleh karena itu, muncullah istilah "internet of things" (IoT), yaitu keadaan di mana seluruh struktur masyarakat terkoneksi dalam jaringan internet. IoT sendiri memiliki tujuan untuk meningkatkan komunikasi antar manusia dan antar mesin.

Menurut sebuah riset oleh Juniper, jumlah perangkat yang terkoneksi ke internet secara global akan bertambah tiga kali lipat dari 13,4 miliar pada 2015 menjadi sekitar 38 miliar pada 2020. Bahkan, Business Insider pun memproyeksikan 64 miliar perangkat pada 2025.

Bagaimana IoT Akan Mengubah Pendidikan Dunia? Simak Faktanyatenor.com

Saat bangsa-bangsa berlomba-lomba untuk mengembangkan koneksi 5G, koneksi super cepat pengganti 4G yang akan mengubah wajah konektivitas, IoT menjadi syarat mutlak bagi satu negara agar sumber daya manusianya (SDM) tetap kompetitif.

"Seluruh struktur masyarakat" pun mencakup sektor pendidikan. Malah, sektor pendidikan adalah salah satu sektor terpenting yang ikut terpapar dalam IoT.

Lembaga survei di Amerika, MarketsandMarkets, meramalkan ukuran pasar pendidikan dengan IoT akan meluas hingga 11,3 miliar dolar AS pada 2023, dari yang semula hanya 4 miliar saja. Kalau begitu, bagaimana IoT mengubah wajah pendidikan dunia mulai dari sekarang?

1. Kemudahan dalam mengakses data

Bagaimana IoT Akan Mengubah Pendidikan Dunia? Simak Faktanyanscdscamps.org

Dengan IoT, data-data para murid dan guru akan saling tersambung satu dengan yang lain dalam satu jaringan yang luas. Hal ini bertujuan untuk memenuhi empat aspek utama IoT dalam bidang pendidikan:

  • Pengelolaan energi dan pemantauan ekosistem secara real-time,
  • Pemantauan kesehatan para murid,
  • Pemantauan akses kelas, dan
  • Peningkatan kegiatan belajar mengajar.

Sekali sentuh, seluruh data tersebut dapat diakses. Salah satu penerapannya adalah dengan memberikan kartu pelajar dengan chip RFID. Dengan kartu tersebut, kinerja dan kehadiran si murid dapat dipantau terus menerus.

Jika si murid tiba-tiba menurun nilainya, sistem IoT akan menyocokkan nilainya dengan kehadirannya. Jika ditemukan minim, sebuah pesan otomatis akan diberikan kepada wali murid.

"Siap-siap dihukum di rumah."

2. Mengejar ketertinggalan

Bagaimana IoT Akan Mengubah Pendidikan Dunia? Simak Faktanyajmu.edu

Dengan adanya IoT dalam dunia pendidikan, setiap murid dapat mengejar ketertinggalannya dalam hal pelajaran. Inilah manfaat IoT dibandingkan dengan kelas konvensional yang terus "berjalan" sesuai silabus tanpa memperhatikan perkembangan murid yang "tertinggal".

Masih berlanjut dari poin pertama, berkat data para murid yang terkoneksi, para guru dapat menyusun pelajaran yang disesuaikan untuk murid-murid yang "tertinggal". Contohnya, jika satu murid tertinggal dalam pelajaran Matematika, maka guru yang bersangkutan dapat menyesuaikan jadwal sang murid dan menambahkannya dengan pelajaran yang tertinggal tersebut tanpa harus mengganggu jadwal pelajaran lain.

3. Interaksi antara murid dan mesin

Bagaimana IoT Akan Mengubah Pendidikan Dunia? Simak Faktanyabenjanews.com

Kelas konvensional bersifat sosial. Dengan kata lain, interaksi antar manusia diutamakan baik di kalangan murid atau antara murid dan guru. Walaupun hal tersebut mempererat murid dan guru dalam aspek sosial, hal tersebut dinilai kurang efektif jika dibandingkan dengan penerapan IoT.

Konsep kelas konvensional, satu guru banyak murid, dinilai tidak efektif dan pasti menyisakan beberapa murid yang tidak "ngeh" dengan pelajaran yang baru saja diterangkan. Untuk para guru pun, hal ini merupakan tanggung jawab yang rumit untuk mengajar para murid dengan gaji di bawah rata-rata.

Bagaimana IoT Akan Mengubah Pendidikan Dunia? Simak Faktanyatenor.com

Masa kini, anak-anak zaman now sudah memiliki akses teknologi dan memiliki setidaknya satu gawai. Dengan proyeksi jumlah perangkat yang meningkat pesat pada 2020, gawai para murid dapat menjadi salah satu media untuk pembelajaran via IoT.

Sekolah masa kini tidak lagi mengandalkan buku, melainkan gawai seperti laptop dan tablet untuk membuka file PPT dan PDF untuk mendistribusikan materi.

Berdasarkan data dari Capterra, di Amerika Serikat, hampir 100 persen institusi pendidikan memiliki akses internet, dan lebih dari 70 persen pelajar di tingkat sekolah menengah memiliki gawai untuk tujuan pendidikan.

Dengan materi yang sudah tersedia secara digital, para murid dapat dengan cepat belajar di mana pun dan kapan pun. Peran guru di sini adalah menjelaskan di saat murid tidak mengerti. Proses belajar mengajar pun semakin fleksibel dan efektif!

Bagaimana IoT Akan Mengubah Pendidikan Dunia? Simak Faktanyatenor.com

Baca Juga: Inklusif, Ini 7 Negara dengan Teknologi yang Paling Ramah Disabilitas!

4. Keamanan untuk para murid dan guru

Bagaimana IoT Akan Mengubah Pendidikan Dunia? Simak Faktanyaifflab.org

Sekolah di Amerika Serikat sering kali menjadi sasaran empuk untuk serangan teror dan penembakan. Belum lagi, para guru dan murid tidak terlepas dari sasaran penculikan dan pemerasan. Oleh karena itu, IoT menawarkan solusi keamanan yang menyeluruh bagi para murid dan guru.

Selain melacak kinerja dan kehadiran, sistem IoT pada kartu berchip RFID dan global positioning system (GPS) dapat melacak keberadaan murid dan guru. Lebih dari itu, sistem pemindaian sidik jari dan wajah untuk absensi dapat membentengi sekolah dari ancaman teror.

Selain GPS dan RFID, IoT juga berkolaborasi dengan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi adanya niat kejahatan dalam sekolah dan mencegahnya sebelum terjadi! IoT mengumpulkan datanya dari mesin yang terkoneksi, sementara AI memproses dan menggunakan data tersebut.

"Seperti Robocop, ya!?"

Ya, kurang lebih seperti itu.

5. Lebih hemat biaya dan ramah lingkungan

Bagaimana IoT Akan Mengubah Pendidikan Dunia? Simak Faktanyacodersera.com

Seiring semakin banyak sekolah yang tidak memerlukan kertas dalam kegiatan belajar mengajar, lingkungan pun diuntungkan dengan hal tersebut. Malah, para murid lebih memilih memfoto, mengetik, atau mengecek jadwal pelajaran mereka lewat gawai.

Hal tersebut membantu institusi pendidikan menghemat biaya dan energi. Sebagai contoh, sekolah-sekolah di Amerika Serikat mulai memasang sistem berbasis jaringan internet untuk mengendalikan peralatan mesin.

Bayangkan saja! Per tahunnya, institusi pendidikan di Amerika Serikat harus menggelontorkan puluhan ribu dolar hanya untuk pengadaan kertas!

Dengan kata lain, per tahun, selain mengeluarkan uang, mereka juga harus menanggung malu dan cercaan masyarakat karena dianggap "tidak peduli lingkungan". Namun, dengan IoT, biaya dan cercaan tersebut dapat ditekan serendah-rendahnya!

"Go Green!"

Dijuluki "Sekolah Cerdas", lembaga survei teknologi dan lingkungan asal Amerika Serikat, Greentech Media, memaparkan bahwa investasi semacam ini dapat membuat para investor balik modal dalam jangka waktu dua tahun.

Apalagi, sekolah dengan konsep "cerdas" semakin menjamur di Negeri Paman Sam. Tidak lama lagi, para pengamat pendidikan memprediksi konsep "Sekolah Cerdas" tersebut akan menjadi standar umum di Amerika Serikat.

6. Masalah privasi

Bagaimana IoT Akan Mengubah Pendidikan Dunia? Simak FaktanyaPixabay/methodshop

Setelah membahas keuntungan dari IoT pada institusi pendidikan, tidak adil rasanya jika tidak melihat minusnya juga. Salah satu masalah IoT, di sektor mana pun, adalah hilangnya privasi. Selama tersambung dengan jaringan internet, tak seorang pun aman dari serangan para peretas.

Para pekerja dan mahasiswa mungkin masih ingat dengan serangan siber Wannacry pada 2017. Virus berupa ransomware tersebut membuat para korbannya harus membayar tebusan yang tidak sedikit untuk mendapatkan data mereka kembali.

Bayangkan saja, skripsimu yang sudah tinggal cetak, harus kena retas! Malah, kamu harus membayar tebusan yang mahal, lebih mahal dari biaya cetak! Miris!

Bagaimana IoT Akan Mengubah Pendidikan Dunia? Simak Faktanyafunnyjunk.com

Selain virus, datamu juga dapat diperjualbelikan oleh pihak ketiga. Insiden paling terkenal mengenai jual-beli data digital dilakukan oleh platform sosial media terbesar di dunia, Facebook, yang menjual jutaan data penggunanya tanpa izin kepada Cambridge Analytica untuk keperluan politilk pada 2018.

Pemerintah dan institusi pendidikan harus bersinergi untuk menanggulangi insiden peretasan dan penjualan data oleh pihak ke-3 yang tidak bertanggung jawab.

7. Kesenjangan sosial skala global

Bagaimana IoT Akan Mengubah Pendidikan Dunia? Simak Faktanyaworld.edu

Selain keamanan siber yang sampai saat ini tidak terjamin kualitasnya, permasalahan IoT pada dunia pendidikan juga terletak pada kesenjangan sosial.

Negara-negara maju dengan koneksi internet yang lebih mumpuni dapat berkembang lebih cepat dibandingkan negara dunia ke-3 yang masih harus berjuang untuk mendapatkan kesehatan dan kesejahteraan. Hal inilah yang memperluas jurang kesenjangan sosial.

Negara dengan populasi besar harus beradaptasi dengan sistem IoT yang mutakhir. Kota-kota metropolitan mungkin tidak mengalami kendala. Tetapi, bayangkan wilayah tertinggal seperti desa dan pemukiman kumuh?

Pemerintah-pemerintah dunia juga harus mengencangkan ikat pinggang mereka. Anggaran negara untuk pendidikan pun dipatok tinggi, untuk meningkatkan kualitas SDMnya.

Menambahkan infrastruktur IoT yang tidak murah ke dalam pendidikan akan membuat anggaran tersebut semakin "babak belur". Oleh karena itu, layanan IoT terjangkau untuk menjangkau seluruh institusi pendidikan di seluruh wilayah sangat dibutuhkan masa kini.

Itulah yang manfaat dan musibah yang dapat dirasakan saat IoT merambah sektor pendidikan dunia. Apakah sudah efektif menurutmu?

Baca Juga: 7 Cara Korea Utara Batasi Teknologi di Negaranya, Coba Cari Celahnya!

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya