Apakah AI Boleh Dipakai untuk Menulis Skripsi?

- Penggunaan AI dalam penulisan skripsi harus mematuhi aturan dan etika yang berlaku di institusi pendidikan
- AI diperbolehkan sebagai alat bantu untuk mendukung proses penulisan, tetapi hasil akhir harus mencerminkan pemikiran dan analisis mahasiswa secara mandiri
- Penting bagi mahasiswa untuk memeriksa pedoman akademik kampus terkait penggunaan AI dalam skripsi, serta menjaga transparansi dan kejujuran akademik
Sejak munculnya ChatGPT, kecerdasan buatan atau AI seolah tidak bisa terlepas dari kehidupan masyarakat era digital. Salah satu sektor yang kini dekat dengan teknologi AI adalah dunia pendidikan.
Hadirnya AI berbasis chatbot memudahkan para pelaku akademik menggali informasi. Sayangnya, ini bisa menjadi pisau bermata dua. Pasalnya, tidak semuanya paham bagaimana etika penggunaan AI dalam dunia pendidikan, tak terkecuali di perguruan tinggi.
Sudah bukan rahasia lagi jika mahasiswa zaman sekarang lebih senang mengerjakan tugas kuliah dengan bantuan AI seperti ChatGPT atau Microsoft Copilot. Tidak hanya itu, AI bisa digunakan untuk membantu dalam penulisan skripsi. Pertanyaannya, apakah tindakan ini diperbolehkan? Penggunaan AI dalam penulisan skripsi bisa diperbolehkan atau tidak. Hal ini tergantung pada konteks penggunaan, peraturan akademik, dan etika yang berlaku di institusi pendidikan tempat skripsi tersebut dibuat. Untuk lebih jelasnya, yuk simak terus artikel di bawah ini!
1. Penggunaan AI diizinkan jika hanya untuk alat bantu

Penggunaan kecerdasan buatan untuk penulisan skripsi bukan berarti menyerahkan semua tugas ke AI. Penggunaan AI dalam skripsi diperbolehkan jika hanya sebagai alat bantu untuk mendukung proses penulisan. Contohnya, AI dapat membantu menyusun kerangka tulisan, mencari referensi, atau melakukan proofreading guna memperbaiki tata bahasa dan ejaan. Akan tetapi, hasil akhir harus tetap mencerminkan pemikiran dan analisis mahasiswa secara mandiri.
2. AI tidak boleh digunakan untuk menulis seluruh isi skripsi

Penggunaan kecerdasan buatan tidak diperbolehkan jika mahasiswa menyerahkan karya yang sepenuhnya ditulis oleh AI. Sebab, ini melanggar prinsip orisinalitas dan kejujuran akademik. Skripsi adalah bagian dari proses belajar sehingga terlalu bergantung pada AI tentu mengurangi keterampilan mahasiswa dalam mengembangkan argumen dan analisis. Oleh karena itu, mahasiswa harus tetap menjadi penulis utama yang mengolah ide dan data secara mandiri.
3. Aturan penggunaan AI bergantung pada kebijakan kampus

Di Indonesia, tiap institusi pendidikan tinggi memiliki kebijakan berbeda mengenai penggunaan AI dalam skripsi. Penting bagi mahasiswa untuk memeriksa pedoman akademik. Beberapa kampus swasta maupun negeri mungkin membolehkan penggunaan AI untuk analisis data atau pencarian literatur, tetapi tetap menuntut transparansi dari mahasiswa. Konsultasi dengan dosen pembimbing juga diperlukan untuk memastikan penggunaan AI sesuai dengan aturan. Selain itu, bisa saja ada beberapa kampus yang tidak memperbolehkan penggunaan AI sama sekali.
4. Menggunakan AI di lingkungan akademik wajib mematuhi etika

Penggunaan AI dalam penulisan skripsi harus dilakukan secara transparan untuk menjaga kejujuran akademik dengan mencantumkan alat yang digunakan dalam proses penulisan. Mahasiswa juga harus memastikan bahwa peran AI hanya sebagai alat pendukung. Ide dan analisis tetap menjadi hasil pemikiran pribadi. Tanggung jawab atas kualitas dan orisinalitas skripsi tetap sepenuhnya berada di tangan mahasiswa.
5. Mahasiswa harus menghindari ketergantungan pada AI

Mahasiswa perlu menghindari penggunaan AI untuk menulis seluruh isi skripsi tanpa kontribusi pribadi. Para pelajar juga perlu menghindari ketergantungan berlebihan pada AI dalam analisis data atau penarikan kesimpulan. Selain itu, mahasiswa sebaiknya memastikan untuk tidak melanggar aturan akademik dengan tidak menyebutkan penggunaan AI dalam proses penulisan.
Secara garis besar, penggunaan AI dalam penulisan skripsi dapat menjadi alat yang cukup bermanfaat ketika mampu digunakan secara bijak. Namun, namanya seorang mahasiswa tentunya harus tetap kritis dan tidak sepenuhnya mengandalkan AI.