Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mencari jaringan internet (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi mencari jaringan internet (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Intinya sih...

  • VPN menjadi solusi utama akses internet terbatas, seperti ExpressVPN yang menawarkan enkripsi kelas militer hingga 100 Mbps.

  • Jaringan satelit Starlink menyediakan konektivitas hingga 100 Mbps dengan latensi rata-rata 30 ms, cocok untuk daerah terpencil atau zona perang.

  • Aplikasi mesh network seperti FireChat memungkinkan perangkat saling terhubung dan berkomunikasi tanpa koneksi internet utama.

Akses internet kini menjadi kebutuhan mendasar bagi banyak orang di seluruh dunia. Sayangnya, di tengah konflik yang melanda sejumlah negara, akses tersebut kerap dibatasi bahkan diputus sama sekali oleh pemerintah atau pihak-pihak tertentu. Kendati demikian, perkembangan teknologi menghadirkan beberapa solusi agar warga tetap bisa terkoneksi dengan dunia luar.

Sejak beberapa tahun terakhir, berbagai metode baru terus dikembangkan agar pembatasan internet tidak sepenuhnya efektif. Pengguna internet di negara konflik harus cerdas memilih strategi agar tetap bisa memperoleh informasi dan berkomunikasi. Berikut lima cara yang umum digunakan, lengkap dengan spesifikasi produk atau layanan yang mendukung.

1. Menggunakan VPN

ilustrasi menggunakan VPN (pexels.com/Stefan Coders)

Virtual Private Network (VPN) menjadi solusi utama saat akses internet normal dibatasi, terutama sejak teknologi ini semakin mudah diakses masyarakat. Warga dapat memanfaatkan produk seperti ExpressVPN yang menawarkan enkripsi kelas militer dengan kecepatan hingga 100 Mbps. Layanan VPN mendukung multi-platform seperti Windows, MacOS, hingga smartphone berbasis Android maupun iOS.

Dengan memakai VPN, pengguna bisa menyembunyikan lokasi asli mereka dan mengakses situs yang diblokir pemerintah setempat. Tidak hanya itu, ada fitur kill switch dan proteksi leak DNS yang menjaga kerahasiaan data pribadi. Rata-rata, layanan VPN menawarkan banyak server di lebih dari 90 negara yang mendukung koneksi simultan hingga lima perangkat sekaligus.

2. Memanfaatkan jaringan satelit

ilustrasi internet satelit (pexels.com/SpaceX)

Jaringan satelit menjadi alternatif utama jika akses internet kabel maupun seluler terputus total. Kehadiran layanan seperti Starlink sejak 2020 membawa angin segar karena menawarkan konektivitas hingga 100 Mbps dengan latensi rata-rata 30 ms. Perangkat dish Starlink biasanya mudah dipasang dan cukup terhubung ke sumber listrik untuk mulai beroperasi.

Dibanding solusi lain, koneksi berbasis satelit lebih stabil di daerah terpencil atau zona perang meski biaya perangkat awal bisa mencapai jutaan rupiah. Fitur auto-tracking pada dish generasi terbaru memudahkan pengguna mencari sinyal satelit tanpa pengaturan rumit. Layanan ini juga menawarkan aplikasi pengelolaan daring untuk memantau penggunaan data dan mengatur preferensi jaringan.

3. Aplikasi mesh network

ilustrasi menggunakan smartphone (pexels.com/Castorly Stock)

Mesh network memungkinkan perangkat saling terhubung dan membentuk jaringan lokal secara mandiri, bahkan tanpa koneksi internet utama. Produk seperti FireChat yang dirilis pada 2015 pernah populer di kawasan konflik karena ia sanggup menggunakan Bluetooth dan WiFi dalam radius 70-200 meter. Aplikasi mesh network biasanya ringan, tersedia di Android dan iOS, serta mendukung chat grup dan transfer file sederhana.

Walau jangkauan terbatas, mesh network membantu komunikasi saat jaringan telekomunikasi konvensional down total. Pengguna cukup mengunduh aplikasi khusus lalu mengaktifkan Bluetooth dan WiFi di perangkat mereka. Teknologi ini kini berkembang hingga mampu menampung ribuan pengguna dalam satu jaringan lokal secara bersamaan.

4. Mengakses lewat Proxy Web

ilustrasi seorang sedang browsing (pexels.com/cottonbro studio)

Proxy web memberi solusi praktis untuk mengakses situs-situs yang diblokir tanpa instalasi aplikasi tambahan. Layanan gratis seperti Hide.me Proxy yang tersedia sejak 2018 cukup diakses melalui peramban saja. Pengguna hanya perlu memasukkan URL situs tujuan dan layanan akan otomatis meneruskannya sehingga identitas pengguna tersembunyi.

Metode ini cocok bagi perangkat dengan spesifikasi rendah karena tidak memberatkan memori ataupun kecepatan. Kebanyakan layanan proxy web saat ini sudah mendukung HTTPS sehingga data tetap terenkripsi hingga level tertentu. Meski tidak seaman VPN, proxy web tetap jadi opsi andalan bila akses aplikasi tambahan dibatasi oleh otoritas setempat.

5. Kirim data lewat radio digital

ilustrasi mencari jaringan internet (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Saat seluruh jalur konvensional benar-benar disegel, radio digital jadi jalan belakang buat tukar pesan penting. Perangkat seperti Yaesu FT-70DR mendukung siaran suara dua arah sekaligus transfer file teks singkat memakai protokol digital mobile radio (DMR). Dengan daya baterai 1800mAh bisa tahan digunakan hingga seharian penuh dalam mode siaga.

Yaesu FT-70DR punya kelebihan pada jangkauan, bisa tembus belasan kilometer dengan kecepatan data hingga 9,6 kbps. Pengguna hanya perlu mengatur frekuensi radio dan menyesuaikan channel sesuai kebutuhan komunikasi darurat. Solusi radio digital ini banyak diadopsi relawan dan warga sipil di medan konflik yang benar-benar tidak punya akses internet maupun jaringan seluler sama sekali.

Menembus blokade internet memang menantang dan penuh risiko, apalagi di kawasan konflik bersenjata. Namun, dengan memilih perangkat dan teknologi yang tepat, warga tetap punya peluang besar untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi krusial.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team