Microsoft Kembangkan MAI, AI Baru yang Mampu Saingi OpenAI?

- Microsoft mengembangkan model AI MAI untuk bersaing dengan OpenAI.
- MAI akan diintegrasikan ke produk Microsoft dan dijadikan API.
- Microsoft menguji teknologi dari xAI, Meta, dan DeepSeek sebagai alternatif OpenAI.
Microsoft tengah mengembangkan model kecerdasan buatan (AI) bernama MAI yang dirancang untuk menyaingi teknologi OpenAI. Model ini dibuat untuk meningkatkan kemampuan AI dalam menyelesaikan masalah yang lebih kompleks dan mengurangi ketergantungan perusahaan pada OpenAI. Meskipun telah menginvestasikan 13,75 miliar dolar AS (sekitar Rp224 triliun) sejak 2019, Microsoft kini berupaya memiliki sistem AI yang lebih mandiri.
MAI dikabarkan akan diintegrasikan ke dalam berbagai produk Microsoft, termasuk Microsoft 365 Copilot. Selain itu, perusahaan berencana merilis model ini sebagai application programming interface(API), yang memungkinkan pengembang eksternal menggunakan teknologi AI Microsoft dalam aplikasi mereka. Langkah ini memberikan fleksibilitas lebih besar bagi pengembang sekaligus mengurangi biaya yang sebelumnya harus dikeluarkan untuk teknologi OpenAI.
1. Microsoft gunakan teknik baru dalam pelatihan AI

Dilansir The Tech Portal, Microsoft telah menyelesaikan pelatihan keluarga model AI MAI di bawah divisi AI yang dipimpin Mustafa Suleyman. Model ini disebut memiliki performa yang hampir setara dengan teknologi terbaik dari OpenAI dan Anthropic berdasarkan berbagai tolok ukur yang digunakan dalam industri. Untuk meningkatkan kemampuannya, Microsoft menerapkan teknik chain-of-thought, metode yang memungkinkan AI berpikir secara bertahap saat menyelesaikan masalah.
Dengan pendekatan ini, AI dapat menghasilkan jawaban yang lebih akurat dan relevan dalam situasi yang memerlukan pemikiran kompleks. Teknik ini juga membantu model AI memahami konteks lebih baik dibandingkan metode sebelumnya. Microsoft berharap pendekatan baru ini dapat memberikan pengalaman AI yang lebih efisien dan cerdas bagi pengguna.
2. Microsoft uji coba alternatif selain OpenAI

Selain mengembangkan model AI sendiri, Microsoft juga menguji beberapa teknologi dari perusahaan lain sebagai alternatif OpenAI. Perusahaan dikabarkan sedang menguji model dari xAI, Meta, dan DeepSeek untuk melihat kemungkinan penggunaannya dalam Copilot. Langkah ini memberi Microsoft lebih banyak pilihan dalam mengembangkan fitur berbasis AI tanpa harus bergantung pada satu penyedia saja.
Diversifikasi teknologi ini juga membantu Microsoft menghindari risiko jika ada perubahan dalam kerja sama dengan OpenAI. Dengan memiliki lebih banyak opsi, perusahaan bisa menyesuaikan teknologi AI yang digunakan sesuai dengan kebutuhan produknya. Strategi ini juga mencerminkan perubahan arah Microsoft, yang sebelumnya sangat mengandalkan model GPT-4 dari OpenAI.
3. Microsoft kembangkan infrastruktur AI secara besar-besaran

Untuk mendukung pengembangan AI, Microsoft berencana menginvestasikan 80 miliar dolar AS (sekitar Rp1.303 triliun) dalam pusat data dan infrastruktur AI pada tahun fiskal 2025. Rencana ini mencakup investasi sebesar 3 miliar dolar AS (sekitar Rp48,8 triliun) di India untuk memperkuat layanan cloud dan AI di kawasan tersebut. Langkah ini dilakukan di tengah perubahan hubungan bisnis Microsoft dengan OpenAI yang kini lebih fleksibel.
Sebelumnya, Microsoft mengubah perjanjiannya dengan OpenAI dengan tetap mempertahankan hak right of first refusal (ROFR). Ini berarti OpenAI masih dapat menggunakan layanan cloud Microsoft, tetapi juga bisa bekerja sama dengan penyedia lain seperti Oracle. Perubahan ini terjadi bersamaan dengan pengumuman Stargate Project, proyek yang melibatkan OpenAI, Oracle, SoftBank, dan Nvidia dengan investasi hingga 500 miliar dolar AS (sekitar Rp8.167 triliun) untuk pengembangan infrastruktur AI di Amerika Serikat.
4. Microsoft perluas jangkauan teknologi AI ke Timur Tengah

Microsoft juga memperluas layanan cloud-nya dengan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kuwait. Perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan Central Agency for Information Technology (CAIT) dan Communication and Information Technology Regulatory Authority (CITRA) untuk membangun pusat data Azure Region di Kuwait. Proyek ini bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi berbasis AI dan meningkatkan inovasi teknologi di kawasan tersebut.
Dengan adanya Azure Region di Kuwait, industri lokal dapat lebih mudah mengadopsi teknologi AI untuk berbagai keperluan. Selain mendorong perkembangan teknologi, proyek ini juga mendukung strategi Microsoft dalam memperluas pengaruhnya di pasar global. Keberhasilan proyek MAI ini diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang kerja sama di wilayah Timur Tengah dan sekitarnya.