Pilih Whoosh atau Parahyangan untuk ke Bandung? Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Rute Jakarta-Bandung itu emang rute klasik buat liburan atau kerja dekat ibu kota. Dulu, kalau ngomongin kereta ke Bandung, jagoannya cuma satu yakni si Kereta Api Argo Parahyangan alias Gopar yang legendaris itu. Kita sudah hafal banget sama perjalanannya yang santai 3 jam-an sambil lihat pemandangan pegunungan Priangan yang hijau. Tapi, sekarang si legenda ini punya saingan berat, yaitu si pendatang baru yang bernama Kereta Cepat Whoosh. Jelas banget kan perbandingannya seperti langit dan bumi.
Whoosh menawarkan janji kecepatan yang lebih baik yakni Jakarta-Bandung bisa tembus 30-45 menit aja. Tapi di sisi lain, Parahyangan menawarkan kenyamanan dan nostalgia karena bisa naik santai dari pusat kota di Gambir dan turun langsung di pusat kota di Stasiun Bandung, plus dapet bonus pemandangan Jembatan Cisomang yang legendaris itu.
Nah, jadi bingung kan mending pilih yang mana untuk ke Bandung? Berikut kelebihan dan kekurangan naik Whoosh atau Parahyangan.
1. Waktu tempuh yang berbeda

Kalau kita cuma menghitung waktu di atas rel antar stasiun, Kereta Cepat Whoosh jelas menang telak, nggak ada lawan. Kereta cepat ini bisa lari stabil di kecepatan 350 km per jam. Perjalanan dari Stasiun Halim di Jakarta ke Stasiun Padalarang di Bandung beneran cuma butuh waktu sekitar 30 sampai 45 menit aja.
Beda jauh banget sama Kereta Api Parahyangan yang butuh waktu santai sekitar 2 jam 40 menit sampai 3 jam lebih dikit. Tapi, waktu 30-45 menit si Whoosh itu bukan waktu total perjalananmu. Kamu masih harus nyambung kereta feeder atau taksi lagi buat sampai ke pusat kota Bandung. Jadi, kalau dihitung total dari rumahmu di Jakarta sampai ke tujuanmu di pusat kota Bandung, total waktu pakai Whoosh bisa jadi hampir sama waktunya dengan naik Parahyangan yang langsung turun di pusat kota Bandung.
2. Aksesibilitas dan stasiun

Ini dia salah satu perbedaan paling penting yang harus kamu pertimbangkan. Kereta Cepat Whoosh itu stasiunnya ada di pinggir kota. Di Jakarta, kamu harus berangkat dari Stasiun Halim di Jakarta Timur. Terus, di Bandung, kamu nggak turun di Stasiun Bandung pusat kota, tapi di Stasiun Padalarang atau Stasiun Tegalluar yang keduanya di luar pusat kota. Ini artinya, kamu wajib nyambung transportasi lain lagi, entah itu kereta feeder atau taksi online buat sampai ke tujuan utamamu di Bandung.
Nah, kalau Kereta Api Parahyangan, keunggulan utamanya tuh kereta ini beneran dari pusat kota ke pusat kota. Kamu berangkat dari Stasiun Gambir di Jakarta Pusat yang gampang diakses dari mana-mana dan turunnya pun langsung di Stasiun Bandung yang sudah ada di jantung kota. Buat yang tujuannya emang di area pusat kota Bandung atau bawa banyak barang dan koper, Parahyangan jelas jauh lebih praktis dan nggak bikin repot harus transit-transit lagi.
3. Perbedaan harga tiket

Kalau ngomongin soal harga, Kereta Cepat Whoosh ini jelas mainnya di kelas premium. Kamu nggak cuma harus mikirin harga tiket keretanya aja, tapi wajib nambahin ongkos ekstra buat transportasi nyambung-nyambungnya. Kamu harus keluar duit lagi buat ke Stasiun Halim yang mungkin saja jauh dari rumahmu, terus keluar duit lagi buat naik kereta feeder atau taksi online dari Stasiun Padalarang/Tegalluar ke tujuan akhirmu di pusat kota Bandung.Total ongkos sekali jalan bisa saja tembus 400 ribuan.
Nah, beda banget sama Kereta Api Parahyangan yang ngasih kamu banyak pilihan sesuai kantong. Keunggulan utamanya adalah fleksibel banget. Mau yang paling hemat? Ada kelas Ekonomi mulai dari Rp150 ribuan. Mau yang standar nyaman? Ada kelas Eksekutif yang mulai Rp250 ribuan. Ingin merasakan pengalaman spesial sambil lihat pemandangan? Bisa pilih kelas Panoramic yang sekitar Rp400 ribuan atau bahkan kelas Luxury kalau mau mewah. Jadi, soal harga, Parahyangan jelas lebih memberikan banyak pilihan buat disesuaikan dengan bujetmu.
4. Pengalaman dan pemandangan

Kalau soal pengalaman, Kereta Cepat Whoosh itu jualan utamanya adalah sensasi kecanggihan dan kecepatan. Kamu bakal merasakan naik kereta yang lari kencang banget sampai 350 km per jam. Perjalanannya juga terkenal sangat mulus dan stabil, katanya air di gelas saja nggak banyak beriak di dalam kereta. Stasiunnya seperti Stasiun Halim, juga modern, bersih, dan punya banyak gerai makanan bak di mal. Jadi, sensasi naiknya itu seperti sedang mencoba teknologi masa depan.
Beda jauh sama Whoosh, pengalaman naik Kereta Api Parahyangan itu jualannya adalah nostalgia dan pemandangan. Sepanjang perjalanan 3 jam-an itu, kamu nggak bakal bosan karena bakal disuguhi pemandangan cantik pegunungan Priangan Barat yang hijau. Puncak pemandangannya itu ketika kereta melintas di atas Jembatan Cisomang alias jembatan kereta api tertinggi di Indonesia itu dan saat masuk Terowongan Sasaksaat yang legendaris. Kalau mau pemandangannya lebih pol, kamu bisa pilih kelas Panoramic yang punya jendela besar sampai ke atap.
5. Perbandingan fasilitas keduanya

Ketika naik Kereta Cepat Whoosh, kamu bakal dapet fasilitas yang standar tapi modern. Keretanya bersih, ada tempat buat koper, stop kontak di bawah kursi, meja lipat, dan kursi yang bisa direbahkan. Uniknya, kursinya juga bisa diputar walau harus lapor petugas dulu. Kalau lapar, ada kereta makan di gerbong lima dan kamu bisa sambil melihat layar yang menunjukkan kecepatan kereta lagi lari berapa ratus kilometer per jam.
Nah, kalau Kereta Api Parahyangan, fasilitasnya tuh tergantung harga. Beda kelas, beda banget fasilitasnya. Kelas Ekonomi dapet AC dan stop kontak, tapi kursinya tegak dan kadang hadap-hadapan. Naik ke Eksekutif, kamu dapet kursi yang bisa direbahkan, bantal, dan selimut. Pilih yang Panoramic, kamu dapet snack gratis dan semacam bioskop pribadi lewat jendela gede. Kalau mau jadi sultan, ada kelas Luxury yang kursinya bisa jadi kasur, dapet hiburan pribadi, plus free flow makanan dan minuman di minibar!
6. Kesimpulan: Jadi, pilih yang mana untuk ke Bandung?

Jadi, mending pilih yang mana untuk ke Bandung? Jawabannya balik lagi ke prioritas kamu. Whoosh itu pilihan pas kalau kamu tinggal di area Jakarta Timur atau Bekasi yang deket banget sama Stasiun Halim. Whoosh juga cocok kalau tujuan akhirmu di Bandung emang di sekitar Padalarang atau Cimahi, bukan di pusat kota. Kalau kamu nggak masalah sama repotnya pindah-pindah kereta dan rela bayar lebih mahal demi nyobain sensasi kecepatan 350 km per jam, Whoosh bisa dicoba.
Tapi, kalau kamu mencari kenyamanan dan kepraktisan, Kereta Api Parahyangan juaranya. Kamu berangkat dari pusat kota di Gambir dan turun langsung di pusat kota di Stasiun Bandung, nggak perlu pusing pindah kereta lagi, apalagi kalau kamu bawa koper banyak. Parahyangan juga menang telak soal pilihan harga dan ngasih kamu bonus pemandangan pegunungan Priangan yang indah yang nggak bakal kamu dapetin di Whoosh. Semoga artikel ini bisa jadi pertimbanganmu dalam memilih kereta mana untuk ke Bandung ya!

















