6 Agenda Finance Track yang Diusung Presidensi Indonesia dalam G20

Setelah Saudi Arabia dan Brazil, Indonesia didapuk sebagai tuan rumah pertemuan negara-negara dengan kekuatan ekonomi terbesar dunia. Seperti kita tahu ini merupakan sebuah kehormatan bagi kita karena Indonesia merupakan negara berkembang pertama yang akan menjadi Presidensi G20.
Mengusung tema Recover Together and Recover Stronger, Wempi Saputra, selaku Staff Ahli Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan dalam webinar bersama IDN TImes bertajuk "Dukungan Penuh untuk G20 Indonesia di Mata Millenial dan Gen-Z" menyebutkan kelak dalam Presidensi Indonesia akan mengusung kurang lebih enam agenda finance track yang mana akan berfokus pada penanganan isu global terkini. Apa saja yang menjadi agenda finance track G20?
1.Exit strategy atau koordinasi pemulihan ekonomi jangka pendek

Setiap negara pasti memiliki pemulihan ekonomi yang berbeda-beda, negara maju jelas memiliki pemulihan ekonomi yang jauh lebih cepat dibanding dengan negara berkembang. Karenanya hal ini menjadi topik yang harus dibicarakan dalam G20 agar terjadi pemerataan guna berkembangnya pertumbuhan ekonomi global yang berkelanjutan.
Tak hanya itu, yang menjadi perhatian dari koordinasi pemulihan ekonomi jangka pendek ini adalah kapan negara-negara yang tergabung di dalam G20 untuk menetapkan exit policy seperti kebijakan fiskal ataupun moneter.
2.Scaring effect atau penanganan luka akibat pandemi

Seperti kita tahu pandemi begitu mengubah wajah dunia di mana membawa beberapa luka seperti misalnya produktivitas yang menurun, investasi yang anjlok, serta pengangguran. Agenda ini jelas tak bisa disepelekan mengingat mengatasi luka akibat pandemi tak bisa dirampungkan dalam jangka pendek. Karenanya butuh strategi jangka menengah dan jangka panjang agar bisa mengentaskan scaring effect tersebut.
3.Central Bank digital currency atau mengenai mata uang digital Bank Sentral

Pihak Bank Indonesia selaku Bank Sentral berfokus pada penggunaan mata uang digital. Mengingat mata uang digital juga sudah digunakan di beberapa negara maka, diperlukan pembahasan lebih lanjut mengenai implikasi penggunaan mata uang digital ini untuk diterapkan di negara lainnya. Mata uang digital yang ditekankan di sini adalah mengenai mata uang yang dapat dipergunakan dalam perdagangan dunia.
4.Sustainable finance atau isu keuangan berkelanjutan

Isu ini punya kaitan kuat dengan transisi menuju green finance facility atau ekonomi hijau salah satunya ada hubungannya dengan bidang energi. Misalnya saja tentang bagaimana cara kita melepas ketergantungan terhadap pembangkit listrik yang menggunakan energi tidak terbarukan.
Maka dari itu butuh investasi yang lebih dalam mewujudkannya. Karena generasi yang akan datanglah yang kelak dapat menikmati sehingga, harus dipikirkan jauh-jauh hari tentang bagaimana baik dan buruknya dari sekarang.
5.International taxation atau agenda perpajakan internasional

Agenda ini juga tak kalah pentingnya untuk dibahas. Mengingat perpajakan cukup jadi isu yang lumayan populer dan hangat untuk dibicarakan. Contohnya saja mengenai hak pemajakan terhadap perusahaan-perusahaan multinasional di mana hak pemajakannya masih belum memiliki kebijakan yang jelas. Dalam agenda ini akan dibahas pula pajak insentif, pajak dan digitalisasi, penghindaran pajak, tax transparancy, tax certainty serta tax and development.
6.Financial inclusion atau inklusi keuangan

Fokus utama yang akan diangkat dalam agenda finance track satu ini punya keterkaitan dengan digitalisasi ekonomi. Diharapkan agar terjadi dorongan untuk pemanfaatan keuangan dalam upaya pemberdayaan dan pendanaan bagi UMKM.
Lewat G20, Kementrian Keuangan berharap agar digitalisasi dari usaha kecil dan menegah lekas terlaksana. Mengingat masifnya milenial dan gen-z yang turut serta dalam perkembangan UMKM di Indonesia.
Dengan adanya 6 agenda finance track ini diharapkan agar Indonesia bersama dengan negara-negara berkembang lain akan mendapatkan manfaat yang maksimal dengan adanya teknologi digital ini. Mari kita tunggu realisasinya nanti!