Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Adidas Alami Kerugian Rp2,3 Triliun akibat Tarif Impor AS

Adidas
Adidas (unsplash.com/CHUTTERSNAP)
Intinya sih...
  • Adidas memperkirakan kerugian langsung sebesar 120 juta euro (Rp2,3 triliun) akibat tarif impor AS, dengan tekanan tambahan pada struktur biaya perusahaan.
  • Adidas menaikkan harga produk di pasar AS untuk menyeimbangkan kerugian akibat tarif impor terbaru, serta mengatur distribusi produk agar negara tujuan produksi terkena tarif seminimal mungkin.
  • CEO Adidas mengakui ketidakpastian terkait perilaku konsumen AS terhadap harga baru yang lebih tinggi akibat tarif impor.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Adidas resmi mengumumkan prediksi kerugian operasional akibat tarif impor Amerika Serikat (AS) yang diterapkan pada 2025. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh CEO Adidas, Bjorn Gulden pada Rabu (29/10/2025).

Pihak Adidas memproyeksikan tekanan terbesar akan terjadi pada kuartal IV 2025, yang diyakini berdampak signifikan terhadap laba operasional perusahaan secara global. Estimasi kerugian langsung dari kebijakan tarif ini disebut mencapai 120 juta euro (Rp2,3 triliun).

1. Dampak finansial tarif impor AS pada laporan Adidas

Adidas mengonfirmasi bahwa tarif impor AS dipastikan akan memangkas laba operasional perusahaan sebesar 120 juta euro (Rp2,3 triliun) sepanjang tahun 2025.

"Kami memperkirakan kerugian langsung ini cukup besar, terutama di kuartal keempat," kata Gulden, dilansir Economic Times.

Selain kerugian langsung dari tarif, Adidas juga menyoroti adanya tekanan tambahan pada struktur biaya perusahaan. Seluruh proyeksi ini merupakan bagian dari paparan keuangan kuartal ketiga yang dirilis resmi oleh Adidas.

Lebih lanjut, pihak Adidas menegaskan bahwa dampak finansial ini menjadi perhatian utama perusahaan dalam menentukan langkah penyesuaian bisnis pada semester terakhir tahun 2025.

"Tekanan terbesar akan dirasakan di kuartal terakhir tahun ini," kata Gulden dalam konferensi pers.

2. Strategi penyesuaian harga produk Adidas akibat kebijakan tarif

Adidas mengonfirmasi adanya penyesuaian harga produk di pasar AS sebagai upaya menyeimbangkan kerugian akibat tarif impor terbaru.

"Kami sudah mengambil langkah menaikkan harga di Amerika untuk menghadapi dampak tarif," kata Gulden, dilansir Investing.

Penyesuaian harga produk ini diterapkan setelah perusahaan melakukan penghitungan ulang biaya ekspor, terutama untuk produk yang sangat terdampak tarif baru.

"Kami belum tahu pasti reaksi konsumen terhadap kenaikan harga ini ketika aturan mulai berjalan," ujar Gulden.

Keputusan menaikkan harga dilakukan secara selektif pada beberapa produk baru. Adidas juga mengatur distribusi produk agar negara tujuan produksi terkena tarif seminimal mungkin. Perseroan kini fokus mengamati perubahan perilaku konsumen di AS untuk menyesuaikan strategi pemasaran lebih lanjut.

3. Respons dan ketidakpastian perilaku konsumen AS atas harga baru

CEO Adidas, Bjorn Gulden, mengakui masih terdapat ketidakpastian terkait perilaku konsumen AS terhadap harga baru yang lebih tinggi akibat tarif impor.

"Dampak tidak langsung dari tarif ini belum diketahui. Kami tidak tahu bagaimana konsumen di Amerika akan bereaksi ketika harga naik," kata Gulden.

Gulden menegaskan bahwa pihak perusahaan masih memonitor secara intens tren pembelian konsumen AS pasca penerapan harga baru.

"Kami harus memperhatikan reaksi pasar dengan sangat hati-hati," katanya.​

Adidas juga tetap membuka kemungkinan untuk melakukan penyesuaian lebih lanjut pada strategi penjualan dan distribusi, tergantung pada respons dan minat pasar setelah kebijakan tarif berlaku secara penuh di akhir 2025.​

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Kementerian PU Latih Santri Ponpes Lirboyo Jadi Tenaga Kerja Konstruksi

01 Nov 2025, 06:04 WIBBusiness