Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AHY soal Bandara Kertajati: Bagus-Megah tapi In The Middle of Nowhere

20251021_160842.jpg
Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (IDN Times/Trio Hamdani)
Intinya sih...
  • AHY dan tim berupaya mencari solusi agar lalu lintas penerbangan di Kertajati dapat kembali hidup. Kurangnya integrasi dan konektivitas yang terlambat menjadi masalah awal.
  • Kemenko Infrastruktur menjalin kerja sama antara pengelola BIJB dan GMF untuk menghadirkan fasilitas Maintenance, Repair, Overhaul (MRO) sebagai upaya menghidupkan Kertajati.
  • Fasilitas MRO dianggap penting sebagai langkah awal sebelum Kertajati dikembangkan lebih lanjut.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membeberkan masalah yang dihadapinya saat awal menjabat terkait Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.

Menurutnya, bandara yang terletak di Majalengka, Jawa Barat tersebut merupakan fasilitas yang besar, bagus, dan megah, tetapi sayangnya berada di lokasi yang sepi dan kurang terjangkau.

"Siapa yang pernah ke sana? Seperti apa Kertajati? (sepi) iya. Tapi bagus kan? Besar, bagus, megah, tapi in the middle of nowhere. Di Majalengka. Kawasan Rebana namanya," katanya dalam konferensi pers pencapaian pembangunan infrastruktur 1 tahun pemerintahan Prabowo-Gibran, Selasa (21/10/2025).

Bandara Kertajati merupakan salah satu proyek infrastruktur yang dikerjakan pada masa pemerintahan Presiden Joko "Jokowi" Widodo.

1. Integrasi konektivitas jadi masalah awal

IMG_20250613_160406.jpg
Pintu masuk BIJB Kertajati Majalengka (Inin Nastain/IDN Times)

Pria yang akrab disapa AHY itu menyatakan dirinya dan tim berupaya mencari solusi agar lalu lintas penerbangan di Kertajati dapat kembali hidup. Dia menilai masalah awal yang terjadi adalah kurangnya integrasi.

Infrastruktur bandara telah dibangun, namun konektivitasnya terlambat. Padahal, bandara tersebut besar, bagus, dan memiliki infrastruktur lengkap. Namun, kawasan di sekitarnya belum hidup.

"Nah, di sinilah mungkin awalnya dulu kurang terintegrasi. Bandaranya dibangun, tapi konektivitasnya terlambat sehingga nanggung "ah, kalau begitu mending di Jakarta sekalian". Lalu, ditinggalkan, sepi," ungkapnya.

2. Kertajati dihidupkan dengan fasilitas MRO

IMG_20250628_123043.jpg
Dua pesawat yang membawa jemaah haji mendarat di BIJB (Inin Nastain/IND Times)

Untuk mengatasi hal tersebut, Kemenko Infrastruktur berupaya menghidupkan Kertajati dengan menjalin kerja sama antara pengelola BIJB dan Garuda Maintenance Facility (GMF). Kerja sama ini bertujuan untuk menghadirkan fasilitas Maintenance, Repair, Overhaul (MRO).

"Nah, kita coba hidupkan dengan menghadirkan kerja sama antara pengelola BIJB/Bandar Udara Internasional BIJB dengan GMF/Garuda Maintenance Facility misalnya, untuk menghadirkan fasilitas MRO, joint MRO," sebut AHY.

3. MRO sebagai langkah awal pengembangan kawasan

Bandara Internasional Kertajati Jawa Barat (BIJB). (IDN Times/Debbie Sutrisno)
Bandara Internasional Kertajati Jawa Barat (BIJB). (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Fasilitas MRO dianggap penting sebagai langkah awal sebelum Kertajati dikembangkan lebih lanjut, misalnya menjadi aerospace park. Dengan adanya MRO, perawatan dan perbaikan pesawat yang saat ini dimulai dari helikopter, dapat dilakukan di Kertajati.

"Sehingga tidak selalu kita harus merujuk ke Jakarta, tidak juga harus ke luar negeri. Tapi bisa dikerjakan di Kartajati," paparnya.

Harapannya, pengembangan fasilitas tersebut dapat menghidupkan kawasan sekitar dan menciptakan pertumbuhan ekonomi baru. Upaya tersebut merupakan harapan dari pengembangan kawasan Kertajati.

Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

HSBC Indonesia Luncurkan Wealth Center Baru Berkonsep Beyond Banking

21 Okt 2025, 22:25 WIBBusiness