Fakta Menarik Ekonomi Sirkular, Bisa Jadi Mitigasi Perubahan Iklim! 

Konsep ekonomi ini memiliki berpengaruh ke sumber daya alam

Jakarta, IDN Times - Melakukan perpindahan dari satu konsep kepada konsep lainnya, bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Hal ini terlihat pada munculnya konsep alternatif dari ekonomi linier tradisional, yaitu ekonomi sirkular.

Tentunya, berbagai hal seperti visi dan misi, serta standar harus dibangun. Di Indonesia, ekonomi sirkular ini sendiri juga menghadapi beberapa tantangan serta hal-hal yang menarik lainnya.

IDN Times merangkum beberapa fakta menarik tentang ekonomi sirkular, yang mana isunya dapat menjadi respon atas adaptasi serta mitigasi perubahan iklim.

1. Setiap lini perlu bekerja sama untuk memahami konteks ekonomi sirkular

Fakta Menarik Ekonomi Sirkular, Bisa Jadi Mitigasi Perubahan Iklim! Ilustrasi Daur Ulang Sampah Plastik (Dok. IDN Times)

Sebelum adanya isu ekonomi sirkular, ada kampanye 3R (reduce, reuse, recycle). Dalam hal ini, ekonomi sirkular masih memiliki hubungan dengan kampanye tersebut.

Jika ingin menerapkan ekonomi sirkular secara merata, konsumen, rumah tangga, maupun pemerintah harus mulai memahami konteks ekonomi sirkular ini.  Jadi, setiap lini maupun sektor usaha perlu memahami ekonomi sirkular ini sebelum menerapkannya. 

“Misalnya, material atau plastik apa pun itu, di rumah sudah dipilah-pilih, tetapi ketika ditaruh di TPA-nya dicampur lagi, kayak nggak berguna," kata Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Teguh Dartanto di diskusi virtual Climate Change Actions Episode 3, Jumat (3/12/2021). 

Menurutnya, masyarakat sebenarnya sudah mau memilah-milah sampahnya karena semakin memahami keperluan, tetapi implementasi semacam itu juga akan tergantung pada pemerintah. 

"Mungkin pengangkutan sampah itu mungkin bisa dijadwalkan, mungkin hari senin, khusus untuk recycle apa. Kalau nggak seperti itu, ya artinya sudah dipilah, nanti dikumpulkan lagi, yang basic-nya itu, mungkin itu, satu,” lanjut Teguh.

2. Dunia usaha cukup visioner akan ekonomi sirkular

Fakta Menarik Ekonomi Sirkular, Bisa Jadi Mitigasi Perubahan Iklim! Ilustrasi eco-friendly/waste4change.com

Di sisi lain, dalam konteks besar, pemerintah perlu menyiapkan bagaimana kondisi saat dunia usaha ini sudah menerapkan ekonomi sirkular ini. 

“Bagaimana juga ada insentif yang lebih buat dunia usaha, misalnya, taruhlah mungkin, pajaknya dikurangi ataupun yang lain. Ini yang masih belum, ya ada inisiasi, tapi belum menjadi mainstream issues, berbeda dengan isu TKDN (Tingkat Komponen Dalam negeri),” kata Teguh. 

Dia menilai dunia usaha akan tetap bergerak dengan sedikit insentif atau tanpa insentif sekalipun. Mereka akan memikirkan sustainability dari dunia usahanya sendiri. “Kalau saya sih, kalau dunia usaha gak begitu mengkhawatirkan karena memang mereka selalu akan melihat kedepan, ya, artinya mereka harus survive."

3. Negara maju lebih mudah melakukan implementasi ekonomi sirkular

Fakta Menarik Ekonomi Sirkular, Bisa Jadi Mitigasi Perubahan Iklim! theatlantic.com/MARIO ANZUONI

Adapun pada negara maju, ekonomi sirkular lebih mudah diimplelemtasikan. Hal itu tak lepas dari fakta bahwa kesadaran dan sisi pendidikan masyarakat yang juga memberikan tekanan lebih tinggi pada dunia usahanya. 

“Dengan peningkatan ekonomi, peningkatan pendidikan, mereka akan menjadi konsumen yang ‘cerewet’. Ini kan dunia usaha, mau gak mau, kalau konsumennya cerewet, bisa aja ngomong ‘ah ini nggak sirkular, saya nggak mau beli'. Itu yang pertama, dari sisi konsumen begitu’,” jelas Teguh.

Maka itu, banyak negara-negara penghasil material, sudah menjadi growing industry atau growing country sendiri, sehingga para negara ini akan menjaga sumber daya tersebut untuk kebutuhan negara sendiri. Jadi, ada penekanan antara masyarakat dan industrinya untuk menuju ekonomi sirkular ini.

“Bagi mereka ini tidak hanya sebuah tren, tapi memang sebuah kebutuhan untuk menjaga sustainability dari negara dan juga masyarakatnya,” ujar Teguh.

4. Respons Indonesia terhadap ekonomi sirkular mulai terlihat

Fakta Menarik Ekonomi Sirkular, Bisa Jadi Mitigasi Perubahan Iklim! Indonesia Circular Economy Forum oleh salah satu Non-Governmental Organization (NGO) bernama greenation Indonesia/indonesiacef.id/id

Teguh mengatakan pressure terhadap isu ini semakin kencang. "Negara seperti Indonesia pelan-pelan akan dipaksa oleh eksternal, tapi mungkin juga dari rakyatnya sendiri akan memaksa,” tutur Teguh. 

Hal ini terbukti dari adanya pembentukan Indonesia Circular Economy Forum oleh salah satu Non-Governmental Organization (NGO) bernama greenation Indonesia. 

Forum ini menjadi sebuah inisiatif komitmen Indonesia untuk mencapai ekonomi sirkular. Jadi, komitmen para pemangku kepentingan terhadap ekonomi sirkular diikat oleh forum ini.

5. Wacana kebijakan perlu dibangun untuk mendukung implementasi ekonomi sirkular di Indonesia

Fakta Menarik Ekonomi Sirkular, Bisa Jadi Mitigasi Perubahan Iklim! Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Kebijakan terkait ekonomi sirkular butuh diterapkan secara komprehensif dari seluruh aktor yang perlu mengambil bagian dalam hal ini. Maka itu, kebijakan tersebut bisa dikaji dari sisi industri dan fiskal. 

Dari sisi industri, diadakannya Tingkat Komponen Dalam negeri (TKDN). TKDN itu sendiri adalah besarnya komponen dalam negeri pada barang, jasa dan gabungan barang dan jasa. 

“Nanti memang kedepan, kalau ini memang menjadi bagian, harus ada plus, gitu lho. TKDN-nya juga, misalnya dibedakan, TKDN yang memang TKDN dari linear ekonomi atau TKDN dengan sirkular gitu. Dari sisi kementerian, mungkin bisa seperti itu ya, simple thing-nya mereka, misalnya,diminta TKDN berapa plus sirkularnya berapa, ” jelas Teguh

Di sisi lain, yaitu fiskal, Kementerian Keuangan, bisa mengadakan insentif khusus. “Dalam konteks ini, misalnya kita nanti ada isu PPn, bagaimana misalnya nanti kalau dia sirkular atau apapun, gitu, misalnya, dapet PPn-nya berbeda-beda. Jadi, sistem PPn-nya berbeda-beda, gitu.”

Selain itu, dari sisi finansial, bagaimana Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) itu bisa memberikan aturan tertentu. 

“Misalnya, kreditnya gitu, kan selama ini baru ada komponen misalnya, setiap kredit sebesar X, maka harus ada ke UMKM. Sekarang baru ke arah situ, nanti kedepan bahwa your credit harus masuk ke pembiayaan, misalnya green atau apa yang mendukung sirkular. Kalau misalnya aturannya seperti itu, memang akan bergerak,” tutur Teguh.

Dengan demikian, ke depannya, dunia usaha, terutama yang besar- besar akan sangat berpikir ke arah ekonomi sirkular. Hal ini karena para financial services ataupun investor dari luar negeri akan mencari usaha-usaha yang sirkular.

6. Millennial dan generasi Z secara tidak langsung mendukung ekonomi sirkular

Fakta Menarik Ekonomi Sirkular, Bisa Jadi Mitigasi Perubahan Iklim! unsplash/austindistel

Pola perilaku millennial dan generasi Z sekarang ini terlihat mulai memahami isu-isu lingkungan. Contohnya adalah dengan membawa tumbler sendiri ke tempat-tempat yang memiliki water dispenser atau mulai membeli baju di pasar secondhand. 

“Anak-anak muda ini sangat dipengaruhi oleh informasi media. Dipahamkan begitu dan mereka akan mengikuti, dan ini juga pasti ditangkap oleh dunia bisnis. Jadi, campaign-nya bukan lagi soal bisa ganti-ganti pakaian atau ganti-ganti tas dengan harga murah, campaign-nya bukan ke arah situ, tapi yang diangkat harusnya we support our planet sustainability, support mengenai sirkular, support mengenai ramah lingkungan,” tutur Teguh.

Hal ini menjadi contoh bahwa kedepannya akan ada dukungan dan massive movement pada ekonomi sirkular. Jadi, apabila ini dijadikan lifestyle, tentunya dengan tujuan untuk merespon perubahan lingkungan, ini akan menjadi pride atau menjadi kebanggaan tersendiri.

“Tidak 100 persen sirkular, tetapi bagaimana mereka menjadi bagian dari hero. Kan anak-anak muda ini selalu ingin menjadi hero atau pahlawan dalam isu climate change, apapun lah, nggak hanya di climate change,” kata Teguh.

7. Dunia pendidikan bisa menjadi kontributor dalam ekonomi sirkular

Fakta Menarik Ekonomi Sirkular, Bisa Jadi Mitigasi Perubahan Iklim! Ilustrasi Pelajar. (IDN Times/Mardya Shakti)

“Dari sisi pendidikan bahwa, sirkular ekonomi ini bukan hanya sebuah tren global aja, tetapi mungkin more essential, isu mengenai climate change, isu mengenai bagaimana kita harus mitigate, ini kan harus dimulai dari kampus sebenarnya.” jelas Teguh. 

Jadi, dari dunia pendidikan akan berkontribusi dalam halnya isu-isu climate adaptation dan climate change mitigation, yang mana menjadi sebuah kesadaran bersama, terutama bagi generasi muda yang menjadi penerus kedepannya. 

“Itu sih di dalam kurikulum yang akan kita integrasikan.” tambahnya. 

8. Jika diterapkan secara konsisten, ekonomi sirkular bisa jadi mitigasi perubahan iklim

Fakta Menarik Ekonomi Sirkular, Bisa Jadi Mitigasi Perubahan Iklim! Pexels/Markus Spiske

Selain adanya forum ini, masyarakat itu sendiri juga perlu menghargai, menyadari, dan fokus terhadap produk-produk yang sudah menunjukan arahnya kepada ekonomi sirkular ini. 

“Kalau kita lebih mengapresiasi kepada produk-produk yang ramah lingkungan, nantinya bisnis itu juga akan berkembang lebih baik. Mau nggak mau dari diri kita sendiri, bagaimana we appreciate produk-produk seperti itu untuk mendukung sustainability.” tutup Teguh.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya