Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bea Cukai Prancis Tolak Kiriman Kerang Inggris, Rugikan Rp3,3 Miliar

ilustrasi seafood kerang
ilustrasi seafood kerang (pexels.com/Kindel Media)
Intinya sih...
  • Bea Cukai Prancis menolak kiriman kerang Inggris
  • Kesepakatan reset Inggris-Uni Eropa berdampak pada ekspor kerang
  • Penerapan regulasi baru oleh bea cukai Prancis menyulitkan eksportir Inggris
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Bea cukai Prancis menolak tiga kiriman kerang dari Inggris yang menyebabkan kerugian besar bagi eksportir Inggris. Insiden ini terjadi setelah kesepakatan reset antara Inggris dan Uni Eropa yang diharapkan dapat memudahkan perdagangan, namun kenyataannya menimbulkan masalah baru.

Offshore Shellfish, salah satu eksportir kerang terbesar di Inggris, mengumumkan mereka mengalami kerugian sebesar 150 ribu poundsterling (Rp3,3 miliar) karena tiga kiriman kerang yang dikirim ke pasar Eropa ditolak oleh bea cukai Prancis. Perusahaan yang berbasis di Devon ini telah menghadapi kesulitan administrasi yang signifikan sejak Brexit, namun tetap berupaya memenuhi permintaan dari pelanggan di Eropa.

1. Penolakan kiriman kerang oleh bea cukai Prancis

Ilustrasi memegang kerang (pixabay.com/lallakim)
Ilustrasi memegang kerang (pixabay.com/lallakim)

Bea cukai Prancis menolak tiga pengiriman kerang biru yang berasal dari Offshore Shellfish karena dianggap tidak memenuhi persyaratan dokumen terbaru pasca Brexit. Penolakan ini menyebabkan kerugian yang cukup besar dan menjadi hambatan utama dalam kelancaran ekspor hasil perikanan Inggris ke pasar Eropa.

"Kondisi ini sangat merugikan bisnis kami, apalagi dengan beban administrasi yang sudah berat selama ini,” kata manajer perusahaan Offshore Shellfish, dilansir The Guardian.

Penolakan ini terjadi meskipun produk yang dikirim sudah memenuhi standar kualitas, namun ketidaklengkapan dokumen membuat barang tidak dapat lolos pemeriksaan bea cukai.

2. Dampak kesepakatan reset Inggris-Uni Eropa terhadap ekspor kerang

ilustrasi kesepakatan tertulis (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi kesepakatan tertulis (pexels.com/RDNE Stock project)

Inggris dan Uni Eropa menandatangani kesepakatan reset yang ditujukan untuk memperbaiki dan menyederhanakan hubungan perdagangan pasca Brexit, termasuk sektor perikanan. Namun, meskipun ada harapan bahwa kesepakatan ini akan mengurangi birokrasi, eksportir kecil dan menengah tetap menghadapi berbagai tantangan teknis.

"Jika kita tidak mendapatkan imbalan nyata untuk nelayan dan usaha mereka, maka kesepakatan ini tidak lebih dari sebuah kegagalan besar," kata Mike Cohen dari Federasi Nasional Organisasi Nelayan Inggris, dilansir Daily Mail.

3. Kebijakan bea cukai Prancis dan penerapan regulasi baru

Ilustrasi Undang-Undang (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi Undang-Undang (IDN Times/Arief Rahmat)

Pejabat bea cukai Prancis mengumumkan penerapan regulasi baru yang ketat terhadap pengiriman makanan laut, termasuk kerang, khususnya terkait prosedur penggunaan es yang harus memenuhi standar higienitas tertentu. Hal ini membuat eksportir Inggris kesulitan memenuhi persyaratan baru tersebut.

"Kami tidak lagi bisa menggunakan air ledeng tanpa pengujian tambahan untuk membuat es pembeku karena regulasi baru Prancis," ujar Nathalie Porritt, manajer Aqua-mar fisheries, dilansir BBC.

Ia menambahkan, beberapa pengiriman harus dibuang karena gagal memenuhi standar suhu yang diatur. Meski demikian, pernyataan ini ditepis oleh pihak Bea Cukai St Malo yang menyebut tuduhan tersebut tidak benar.​

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

5 Jenis Pengeluaran Bulanan yang Perlu Kamu Catat Tiap Bulan

19 Okt 2025, 21:00 WIBBusiness