Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bos BEI Jelaskan Penyebab Anjloknya Kapitalisasi di Pasar Modal

IDN Times / Auriga Agustina

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 memberikan dampak negatif terhadap aktivitas perekonomian di berbagai negara tak terkecuali Indonesia. Hal ini turut direspons oleh kalangan pelaku ekonomi global dalam menentukan keputusan arah investasi, yang juga mempengaruhi pergerakan harga-harga aset di sektor keuangan global.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi memaparkan, berdasarkan catatan BEI jika dihitung dari awal tahun hingga 19 Juni 2020, penurunan kapitalisasi pasar sebesar 21,30 persen menjadi Rp 5.717 triliun. Hampir seluruh indeks sektoral juga mengalami penurunan secara year to date.

"Ada beberapa event yang tidak bisa kita lupakan, pertama adanya pandemi COVID-19 di mana di saat Januari mulai banyak negara-negara yang terkena COVID-19," paparnya, Jumat (26/6).

1. Berikut beberapa sentimen yang menyeybabkan kapitalisasi pasar turun

IDN Times/Holy Kartika

Selanjutnya, dia menjelaskan pemilihan umum Amerika Serikat yang akan berlangsung pada November mendatang. Kemudian, dampak dari adanya COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia juga mempengaruhi kinerja pasar modal Indonesia.

"Mau tidak mau, bank sentral ataupun pasar modal kita selalu melihat kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh The Fed yang berpengaruh juga terhadap perekonomian dunia," tambahnya.

Lalu, adanya perang harga minyak yang menyebabkan merosotnya harga minyak secara signifikan juga berpengaruh terhadap perekonomian dunia.

"Jadi tidak hanya Indonesia yang sampai saat ini terjadi penurunan indeks lantaran pandemi tersebut, tapi juga seluruh kinerja indeks bursa global mengalami penurunan," ungkapnya.

2. IHSG sudah terkoreksi 22,15 persen hingga 19 Juni

Ilustrasi memantau pergerakan saham. ANTARA FOTO/Reno Esnir

Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah terkoreksi hingga 22,15 persen ke level 4.904,088. Sementara sektor yang mengalami penurunan paling dalam selama tahun 2020 ialah sektor property dan real estate sebesar 33,56 persen.

3. Sektor konsumer mampu mencatatkan kinerja positif

Ilustrasi penurunan (IDN Times/Arief Rachmat)

Kemudian sektor consumer goods mampu mencatatkan kinerja positif sejak adanya pengumuman kasus COVID-19 pertama di Indonesia.

Sementara, dari aktivitas perdagangan, rata-rata frekuensi perdagangan meningkat 9,29 persen menjadi 513 ribu kali per hari dengan rata-rata total nilai transaksi dan volume transaksi masing-masing sebesar Rp7,72 triliun per hari dan 7,63 miliar lembar per hari.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Auriga Agustina
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us