Danantara Masih Kaji Sederet Proyek Hilirisasi Prabowo

- Menteri Investasi Rosan Roeslani kaji pemanfaatan Danantara dalam proyek hilirisasi mineral dan batu bara
- Investasi harus memberikan return yang baik dan acceptable, serta berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi
Jakarta, IDN Times - Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, mengatakan, masih mengkaji pemanfaatan Danantara dalam proyek hilirisasi agar memberikan hasil optimal. Proyek hilirisasi yang menjadi pertimbangan antara lain mineral dan batu bara. Sebelum keputusan diambil, kata Rosan, semua langkah yang diperlukan akan dilalui.
"Kami melihat proyek-proyek ini, dampaknya bagaimana dari segi penciptaan lapangan pekerjaan. Dampaknya ke ekspor seperti apa, penurunan impornya seperti apa. Tentu kesiapan dari pendanaannya bagaimana," ujar Rosan ketika memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin malam (3/3/2025).
Ia mengatakan, akan kembali berdiskusi dengan sejumlah kementerian terkait dan mendetailkan program dan proyek sehingga bisa diwujudkan.
"Karena ini investasinya juga harus memberikan return yang baik dan acceptable. Nantinya kan akan diberikan pendanaan oleh misalnya Danantara," kata pria yang juga memimpin Badan Pengelolaan Investasi (BPI) itu.
1. Danantara diklaim akan taat prosedur dalam mengelola investasi

Lebih lanjut, Rosan meyakinkan, dalam menjalankan fungsinya, Danantara akan melalui semua prosedur yang dibutuhkan. Mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) itu berharap, Indonesia bisa memiliki industri yang sehat, berkelanjutan, dan berkesinambungan.
"Kami juga ingin (investasi) berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi kita. Yang paling penting adalah berapa banyak penciptaan lapangan pekerjaannya," kata dia.
Ia menambahkan, semua data yang masuk akan dianalisis oleh tim dari komite audit dan investasi dari Danantara.
2. Rumput laut termasuk sektor yang memiliki efek berkelanjutan

Salah satu sektor yang disebut oleh Rosan dan menarik untuk berinvestasi adalah rumput laut dan tambak udang. Sebab, budidaya komoditas tersebut juga melibatkan petani sehingga membuka lapangan pekerjaan.
"Jadi, kami tidak semata-mata melihat return-nya saja. Misalnya return (yang dijanjikan) 14 persen atau 15 persen. Tetapi, juga dilihat dari dampak-dampak positif lainnya. Seperti rumput laut memiliki produk turunan yang banyak," kata dia.
3. Posisi Rosan yang masih rangkap jabatan bisa turunkan kepercayaan publik

Sebelumnya, peresmian BPI Danantara direspons dengan rasa ketidakpercayaan yang tinggi. Sebab, sebagian individu memilih menarik uangnya yang semula disimpan di bank milik BUMN ke bank swasta.
Tingkat kepercayaan itu berpotensi semakin dikikis lantaran posisi Rosan yang masih rangkap jabatan. Selain menjadi CEO Danantara, Rosan juga masih menduduki posisi sebagai menteri.
Hal itu kemudian dikritisi oleh Institute for Development of Economic and Finance (INDED). Kepala Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi INDEF, Andry Satrio Nugroho, mengatakan, pimpinan Danantara yang saat ini masih rangkap jabatan tersebut seharusnya mundur.
"Idealnya menurut saya, CEO dan COO yang saat ini menjabat sebagai pejabat publik, sebagai menteri dan pejabat, menurut saya harus mundur. Karena ini menghilangkan konflik kepentingan dan tentu saja meningkatkan kepercayaan investor," ujar Andry di Jakarta pada 24 Februari 2025 lalu.
Ia menilai potensi moral hazard bisa diminimalisasi dengan tata kelola dan pengawasan Danantara, tidak hanya dari dewan pengawas (dewas) saja, tetapi juga dari pihak ketiga. Selain Rosan, direksi Danantara yang juga rangkap jabatan yakni Wamen BUMN Dony Oskaria menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO).