Erick Pastikan Tak Ada yang Disembunyikan BUMN dari Danantara

- Menteri BUMN, Erick Thohir, mendukung seluruh BUMN masuk ke dalam Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
- Erick memastikan tidak ada yang disembunyikan selama lima tahun terakhir mengurus BUMN, transformasi dilakukan bersifat transparan.
- Keberhasilan reformasi BUMN terlihat dari capaian laba mencapai Rp310 triliun, membantah anggapan seluruh BUMN korupsi.
Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mendukung seluruh BUMN yang berjumlah 47 masuk ke dalam Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Dia menegaskan, transformasi perusahaan negara memang harus dilakukan secara menyeluruh, bukan bertahap atau setengah-setengah. Untuk itu, dia sepakat semua BUMN masuk ke Danantara.
"Kalau ditanya, 'Pak Erick, kenapa nggak tujuh? Kenapa semuanya?' Ya kalau saya melihat gini, kalau kita mau transformasi total bersih-bersih BUMN, jangan tujuh, semuanya (47 BUMN) menjadi satu aset manajemen," katanya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (1/3/2025).
1. Erick pastikan tidak ada yang disembunyikan

Erick memastikan tidak ada yang disembunyikan selama lima tahun terakhir mengurus BUMN. Dia menegaskan transformasi yang dilakukan bersifat transparan dan tidak mungkin ditutup-tutupi.
"Toh kita nggak ada yang diumpetin. Transformasi yang kita dorong selama lima tahun ini nggak ada yang diumpetin. Nggak mungkin," kata Erick.
2. Erick ungkap keberhasilan reformasi di BUMN

Menurutnya, keberhasilan reformasi BUMN terlihat dari capaian laba yang mencapai Rp310 triliun. Angka tersebut, kata Erick, menjadi bukti efisiensi telah berjalan dan membantah anggapan seluruh BUMN korupsi.
"Kalau itu semua BUMN korupsi, nggak mungkin profitnya Rp310 triliun. Konteksnya seperti itu," sebutnya.
3. Erick dan bos Danantara berhubungan baik

Erick memastikan hubungannya baik dengan Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN.
Dia juga menilai langkah penggabungan seluruh aset BUMN di bawah satu payung besar, Danantara, sebagai kebijakan positif yang sejalan dengan visi Presiden. Total aset yang akan dikelola Danantara mencapai sekitar 900 miliar dolar AS.
"Saya dengan Pak Rosan itu benar-benar baik hubungannya. Pak Rosan dulu pernah di Wakil Menteri BUMN juga. Jadi ini saya rasa positif. Visinya Pak Pak Presiden positif," ujar Erick.