Ekuador Akan Naikkan PPn untuk Biayai Perang Melawan Geng Kriminal

Jakarta, IDN Times - Presiden Ekuador Daniel Noboa Azin mengungkapkan rencana meningkatkan pajak pertambahan nilai (PPn) untuk membiayai pasukan dalam melawan geng kriminal. Selain itu, kebijakan peningkatan pajak yang diumumkan pada Jumat (9/2/2024) tersebut, berfungsi mengatasi defisit anggaran.
Setelah terpilih sebagai presiden, Noboa berniat melakukan sejumlah perubahan di Ekuador termasuk dalam mengatasi krisis keamanan. Ia pun sudah menetapkan puluhan geng narkoba sebagai teroris setelah melancarkan serangkaian serangan di sejumlah daerah.
1. Kenaikan PPn untuk mengurangi defisit anggaran di Ekuador
Pemerintahan Presiden Noboa berharap dengan meningkatkan PPn akan berdampak pada naiknya pendapatan negara dari sektor pajak. Diperkirakan pendapatan negara akan bertambah sebesar 1.300 juta dolar AS (Rp20,3 triliun) dari PPn.
Dilaporkan EFE, pemerintah Ekuador juga masih berusaha meresmikan Undang-Undang (UU) amandemen ini untuk mengubah subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan mengurangi pengeluaran negara yang mencapai 3.200 juta dolar AS (Rp49,9 triliun).
Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi pengeluaran publik yang membengkak dan meningkatkan pendapatan negara dalam menekan defisit anggaran pada 2023. Pemerintah menyebut desifit anggaran mencapai 5,8 miliar dolar AS (Rp81 triliun) atau setara dengan 5 persen PDB.
2. Parlemen hanya setuju kenaikan PPn jadi 13 persen
Pada Selasa (7/2/2024), Presiden Noboa sudah mengajukan kembali pemungutan suara di parlemen terkait rencana kenaikan PPn sebagai cara untuk membiayai perang melawan geng kriminal di Ekuador.
Dilansir Reuters, anggota parlemen memutuskan menolak kenaikan PPn hingga 15 persen dari sebelumnya hanya 12 persen hingga 2026. Para anggota parlemen akhirnya menyetujui penetapan kenaikan PPn menjadi 13 persen saja.
Sementara itu, anggota parlemen sudah menyetujui pemberlakuan pajak khusus satu kali yang menyasar pendapatan bank mulai 2023 antara 5-25 persen. Selama ini, sektor perbankan di Ekuador tidak membayar pajak atas profit yang didapatnya.
Rencana ini tidak sesuai dengan harapan pemerintahan Noboa yang menginginkan kenaikan PPn hingga 15 persen. Namun, dalam mekanismenya presiden dapat menaikkan PPn apabila ekonomi negara dalam keadaan darurat.
3. Lebih dari 6 ribu terduga anggota geng kriminal ditangkap

Sejak dideklarasikan perang terhadap geng narkoba di Ekuador pada awal Januari, polisi dan personel militer Ekuador berhasil meringkus 6.341 terduga anggota geng kriminal. Sebanyak 231 di antaranya sudah ditetapkan sebagai teroris.
Dilaporkan Financial Times, aparat keamanan sudah mengadakan 77 ribu operasi militer untuk meringkus geng kriminal. Dalam aksinya, aparat keamanan berhasil menyita 2 ribu senjata api dan uang tunai sebesar 168 ribu dolar AS (Rp2,6 miliar), serta 47 ton narkoba.
Penangkapan massal terduga geng kriminal ini diperkirakan akan meningkatkan beban penjara yang saat ini telah penuh. Dalam sensus pada 2022, kapasitas penjara di Ekuador mengalami kelebihan 14 persen dari yang seharusnya.
Di sisi lain, pemerintah mengklaim kasus pembunuhan akibat kekerasan di Ekuador menurun tajam hingga 41 persen dibanding awal Januari. Namun, kasus kekerasan masih terjadi di sejumlah wilayah, termasuk kasus pembunuhan kepada anggota parlemen lokal di Guayas, Diana Carnero.