Elon Musk Janji Demo Mobil Terbang Tesla Sebelum Akhir Tahun

- Elon Musk berjanji akan melakukan demo mobil terbang Tesla sebelum akhir tahun, yang dianggapnya sebagai peluncuran produk paling berkesan.
- Sam Altman menuntut refund untuk Tesla Roadster generasi kedua setelah menunggu 7,5 tahun tanpa hasil, sementara pesaingnya sudah menguji kendaraan terbang.
Jakarta, IDN Times – CEO Tesla, Elon Musk hadir di podcast The Joe Rogan Experience pada Jumat (31/10/2025) dan menyinggung soal mobil terbang saat membahas prototipe terbaru Tesla Roadster. Ketika Joe Rogan menanyakan apakah ia benar-benar berencana membuat mobil listrik bersayap, Musk hanya memberi jawaban penuh teka-teki.
“Saya tidak bisa melakukan peluncuran sebelum peluncuran. Saya pikir ini memiliki peluang untuk menjadi peluncuran produk paling berkesan yang pernah ada,” kata Musk.
Dilansir dari Gizmodo, ia kemudian mengingat ucapan temannya, Peter Thiel, yang dulu menilai masyarakat menantikan masa depan dengan mobil terbang, namun hingga kini belum terwujud. Musk menyebut, Roadster generasi baru itu bakal membawa teknologi ekstrem, bahkan lebih liar dari kendaraan James Bond.
Musk memastikan demo prototipe mobil itu hampir siap digelar sebelum akhir tahun. Dia berjanji, itu akan menjadi pertunjukan yang benar-benar tak terlupakan.
1. Altman tuntut refund Tesla Roadster yang tak kunjung jadi

Episode tersebut muncul sehari setelah CEO OpenAI, Sam Altman mengunggah tangkapan layar email berisi bukti deposit 45 ribu dolar AS (setara Rp746 juta) yang ia kirim pada Juli 2018 untuk Roadster generasi kedua. Dalam unggahan Kamis (30/10), Altman juga melampirkan permintaan pengembalian dana 50 ribu dolar AS (setara Rp828 juta) yang gagal diproses oleh Tesla.
“Saya benar-benar bersemangat untuk mobil itu! Dan saya mengerti keterlambatan. Tapi 7,5 tahun terasa seperti waktu yang lama untuk menunggu,” tulis Altman, dikutip dari Business Insider.
Roadster yang pertama kali diperkenalkan pada 2017 dijanjikan menjadi mobil produksi tercepat di dunia, tetapi hingga kini belum meluncur. Sementara itu, beberapa pesaing seperti Alef, startup asal California, sudah menguji kendaraan lepas landas vertikal di dua bandara sekitar Teluk San Francisco. Joby Aviation pun mulai melakukan uji coba layanan taksi udara.
2. Musk singgung kematian eks pegawai OpenAI yang disebut misterius

Musk juga menyoroti kematian Suchir Balaji, eks pegawai OpenAI yang sempat membocorkan masalah internal perusahaan. Ia menyebut peristiwa itu mencurigakan dan mengatakan kematian Balaji tampak seperti pembunuhan. Musk menyebut ada bukti berupa kabel kamera yang terputus, darah di dua ruangan, wig di lokasi, serta pesanan makanan beberapa saat sebelum kejadian.
Musk dan Altman diketahui bersama-sama mendirikan OpenAI pada 2015 sebelum akhirnya berpisah. Setelahnya, Musk membangun perusahaan AI-nya sendiri, xAI, dan beberapa kali menggugat OpenAI di pengadilan.
Ia juga menyatakan tidak akan pernah melakukan bunuh diri dan meminta publik untuk tidak mempercayai laporan apa pun yang mengarah ke dugaan tersebut di masa depan.
3. Musk umumkan kota Starbase dan rencana besar SpaceX

Dalam percakapan itu, Musk turut membahas perkembangan Starbase, fasilitas peluncuran roket SpaceX di Texas, yang resmi diakui sebagai kota pada Mei lalu. Ia menyebut lokasi itu kini menangani sekitar 90 persen pengiriman muatan dari bumi ke orbit.
Menurut Musk, SpaceX menargetkan roketnya dapat digunakan kembali sepenuhnya dalam waktu setahun. Langkah itu diyakini mampu memangkas biaya peluncuran hingga seratus kali lipat.
Selain itu, ia juga memperkenalkan XChat, aplikasi pesan terenkripsi antarperangkat yang mendukung teks, berkas, panggilan suara, dan video. Musk menggambarkannya sebagai sistem pesan paling aman dan berencana merilisnya dalam beberapa bulan ke depan.
Dilansir dari Decrypt, Ia menambahkan, akan imitasi (AI) seharusnya menjadi pencari kebenaran agar terhindar dari bias. Musk mengkritik apa yang disebutnya sebagai “virus pikiran terjaga” di beberapa model AI.
Chatbot Grok buatannya, lanjut Musk, dirancang memperlakukan setiap nyawa manusia secara setara. Ia bahkan memperkirakan AI dan robot suatu hari nanti akan menggantikan seluruh pekerjaan manusia, menciptakan masyarakat berpendapatan tinggi universal di mana bekerja hanyalah pilihan.


















