Genjot Ekspor UMKM, Bea Cukai Kirim Sambal ke Singapura-Taiwan

- Produk sambal UMKM Indonesia merambah pasar Asia dengan ekspor perdana ke Singapura, Hongkong, dan Taiwan.
- UMKM berkontribusi 60,51% terhadap PDB, namun kontribusi terhadap ekspor nasional masih rendah.
- Pemerintah berupaya mendukung UMKM agar bisa go international dengan membentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional.
Jakarta, IDN Times - Produk sambal buatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia berhasil merambah pasar Asia. Keberhasilan tersebut menjadi bukti kuliner Nusantara semakin diminati di tingkat internasional.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai melakukan pelepasan ekspor perdana produk sambal dari UMKM "Dapurnya Subur" dengan total berat 20 kg dan nilai devisa mencapai 114 dolar AS. Pelepasan ekspor berlangsung di rumah produksi Dapurnya Subur, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
“Dengan adanya kegiatan ekspor perdana ini menunjukkan bahwa UMKM memiliki potensi yang besar untuk menembus pasar internasional,” kata Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Malang, Dwi Prasetyo Rini dalam keterangannya, Selasa (12/11/2024).
1. Sambal diekspor ke Singapura, Hongkong dan Taiwan

Produk yang diekspor meliputi berbagai jenis sambal, yaitu sambal baby cumi, sambal ayam suwir, sambal bawang, dan sambal paru. Sambal-sambal tersebut dikirim ke Singapura, Hongkong, dan Taiwan, melalui jasa ekspedisi.
Dwi menyampaikan keberhasilan ekspor tersebut mencerminkan kolaborasi antara berbagai kementerian dan lembaga dalam mendukung UMKM ekspor.
Acara pelepasan ekspor turut dihadiri oleh Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai Kanwil Jawa Timur II, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang, Manager Bank Indonesia.
2. Kontribusi ekspor UMKM ditarget tembus 17 persen pada 2024

Kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional masih tergolong rendah, dengan data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan sumbangan UMKM hanya mencapai 15,7 persen pada 2023.
Kondisi tersebut menjadi perhatian pemerintah, yang menargetkan peningkatan kontribusi UMKM dalam ekspor hingga 17 persen pada 2024.
Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Encep Dudi Ginanjar menyatakan Bea Cukai terus berupaya mendorong ekspor UMKM meski menghadapi berbagai tantangan.
"Bea Cukai berkolaborasi dengan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk mengedukasi pelaku UMKM agar mudah melakukan ekspor produknya. Hal ini tecermin dari kegiatan yang dilakukan oleh Bea Cukai Belawan, Bea Cukai Makassar, dan Bea Cukai Malang,” katanya beberapa waktu lalu.
3. Pemerintah bentuk satgas ekspor untuk genjot ekspor UMKM

UMKM menjadi penopang utama ekonomi Indonesia, mencakup 99 persen unit usaha, menyumbang 60,51 persen terhadap PDB, dan menyerap hampir 97 persen tenaga kerja.
Namun, kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional lebih rendah dibanding Singapura sebesar 41 persen dan Thailand 29 persen.
Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah terus berupaya agar UMKM bisa go international. Untuk mendukung ekspor UMKM, pemerintah telah membentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional.
"UMKM kita tidak hanya harus terus naik kelas, go digital, menguasai pasar lokal, namun juga harus mampu go international untuk menembus pasar ekspor dan pasar global," kata Airlangga belum lama ini.