Berubah Lagi, Pemerintah Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Minus 1,1 Persen

Lembaga internasional juga merevisi pertumbuhan ekonomi RI

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun minus 1,1 sampai 0,2 persen. Angka ini berubah dari prediksi semula pada Maret-April lalu yang diperkirakan sebesar 0,4 sampai 2,3 persen.

"Berdasarkan data hingga bulan Juli dan Agustus, kami perkirakan pertumbuhan ekonomi 2020 akan lebih rendah dari perkiraan bulan Maret-April yang lalu. Yaitu untuk tahun 2020 ini kami perkirakan pertumbuhan ada di range minus 1,1 hingga 0,2 persen. Jadi hanya mendekati nol," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR, Selasa (1/9/2020).

Baca Juga: Sri Mulyani Targetkan Tingkat Kemiskinan 9,2-9,7 Persen di 2021 

1. Lembaga internasional juga merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia

Berubah Lagi, Pemerintah Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Minus 1,1 PersenIlustrasi. (ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/M Agung Rajasa)

Sri Mulyani menyebut, instansi dan lembaga internasional juga merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mulai dari Asian Development Bank (ADB) yang sebelumnya memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh di 2,5 persen, menjadi minus 1,0 persen.

Lalu Dana Moneter Internasional (IMF) yang pada Maret-April lalu memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 0,5 persen, kini direvisi menjadi minus 0,3 persen.

2. Bank Dunia dan OECD juga merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia

Berubah Lagi, Pemerintah Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Minus 1,1 PersenIlustrasi (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Selain ADB dan IMF, Bank Dunia yang tadinya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,5 persen hingga positif 2,1 persen, merevisi menjadi nol persen.

Terakhir adalah Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), yang tadinya memperkiraan Indonesia tahun ini tumbuh 4,8 persen merevisi menjadi minus 3,9 hingga minus 2,8 persen.

"Ini yang menggambarkan keseluruhan proyeksi ekonomi dari semua lembaga dan forecast-nya sangat-sangat belum stabil, karena tergantung asumsi skenario mengenai pandemik dan normalisasi kegiatan ekonomi di semua negara," ujar Sri Mulyani.

3. Faktor lain yang membuat pemerintah pesimis

Berubah Lagi, Pemerintah Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Minus 1,1 PersenMenkeu, Sri Mulyani (IDN Times/Auriga Agustina)

Diberitakan sebelumnya, pesimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia telah disampaikan Sri Mulyani dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2021, Jumat 14 Agustus 2020.

Saat itu ia mengatakan, beberapa faktor lain yang membuat pemerintah masih 'pesimis' adalah karena tekanan pada berbagai sektor, seperti konsumsi rumah tangga yang mengalami tekanan cukup dalam antara minus 1,3 hingga nol persen.

Lalu, untuk Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang merupakan investasi masih dalam zona negatif minus 4,2 hingga 2,5 persen.

"Untuk ekspor impor karena tekanan global masih dalam zona negatif, yakni minus 5,6 sampai 4,4 untuk ekspor, dan impor minus 10,5 hingga 8,4 persen," ujar Sri Mulyani saat itu.

Baca Juga: Sri Mulyani: Ekonomi Kuartal III Bisa Minus 2 Persen

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya