ISEI Gelar Value Chain Competition untuk Mahasiswa Ekonomi Se-Indonesia

- ISEI menggelar Value Chain Competition (VCC) antarmahasiswa ekonomi se-Indonesia
- Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis tetapi juga mempersiapkan mahasiswa dengan keterampilan analisis mendalam dan kemampuan beradaptasi terhadap dinamika pasar
Jakarta, IDN Times – Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) akan menggelar Value Chain Competition (VCC) antarmahasiswa ekonomi se-Indonesia. Melalui kompetisi ini, mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kreativitas dalam mengembangkan rantai pasok dari bahan mentah hingga produk akhir.
Kompetisi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan ISEI Young Economist Festival 2025, yang dimulai (kick off) pada 11 Juni 2025 dengan Seminar ISEI, hingga digelarnya Sidang Pleno ISEI 2025 di Kota Manado, Sulawesi Utara, pada September 2025.
1. Harus bikin laporan strategi peningkatan nilai tambah

Ketua Dewan Pengarah ISEI Young Economist Festival 2025, Aviliani mengatakan, peserta dalam kompetisi ini diminta membuat laporan strategi peningkatan nilai tambah (VCC Report), pendekatan inovatif, serta aspek berkelanjutan yang bertujuan memberikan solusi aplikatif dan berdampak dalam pengembangan industri dan perdagangan komoditas.
“Kami ingin membangun para ekonom muda, agar ke depan bangsa kita memiliki para ekonom muda di daerah-daerah, khususnya sebagai orang yang bisa memberikan masukan kepada pemerintah dan dunia usaha,” ucap Aviliani dalam Kick Off ISEI Young Economist Festival 2025 di Griya Perbanas, Jakarta, Rabu (11/6/2025).
2. Penyusunan laporan komoditas yang memberikan nilai tambah

Selain membuat VCC Report, peserta juga diminta menyusun Business Pitch Deck, yaitu presentasi singkat yang menjelaskan gambaran umum tentang rencana bisnis atau bisnis yang telah beroperasi. Business Pitch Deck ini membantu menyampaikan rencana bisnis kepada calon investor secara lebih jelas, sehingga dapat meningkatkan minat berinvestasi.
VCC merupakan kompetisi penyusunan laporan value chain analysis dan diagram rantai pasok dengan empat pilihan komoditas atau sektor, yaitu:
Pertanian: sawit, cokelat, kopi
Manufaktur: tekstil dan produk tekstil, makanan dan minuman, elektronik
Pertambangan: batubara, migas, logam
Jasa: budaya dan seni, kesehatan, layanan digital
3. Bangun usaha yang mencipatakan banyak lapangan pekerjaan

Menurut Aviliani, kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis yang berharga, tetapi juga mempersiapkan mahasiswa dengan keterampilan analisis mendalam, kemampuan beradaptasi terhadap dinamika pasar, serta pemahaman atas berbagai konsep bisnis yang terus berkembang.
Menurutnya, topik mengenai rantai pasok sangat relevan karena pengelolaan rantai pasok yang optimal mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak. Disrupsi teknologi, kata dia, tidak bisa dihadapi hanya dengan berdiam diri, tetapi dengan membangun usaha yang mampu menciptakan lapangan kerja baru.
“Dari hasil kompetisi, akan ada 25 peserta terbaik yang diikutsertakan dalam bootcamp. Di sana, kami akan mengajarkan keterampilan public speaking, penulisan yang baik, serta beberapa topik kepemimpinan. Harapannya, mereka termotivasi untuk menulis dan juga menjadi calon pemimpin baru di masa depan,” ucapnya.