Ini Sederet Masalah yang Dihadapi Gen-Z di Pasar Kerja

- Tingkat pengangguran Gen Z mencapai 16,28% pada Agustus 2023.
- Khawatir tentang keamanan pekerjaan dan ketidakcocokan keterampilan dengan kebutuhan pasar kerja menjadi tantangan utama.
- Faktor problematik Gen Z di pasar kerja antara lain pemalsuan CV, gengsi terhadap pekerjaan, dan lemah mental.
Jakarta, IDN Times - Generasi milenial atau Gen Z di Indonesia sering menghadapi tantangan di pasar kerja. Alhasil, tingkat pengangguran terbuka pada kelompok usia 15-24 tahun mencapai 16,28 persen pada Agustus 2023.
Lantas, tantangan apa saja yang dihadapi oleh Gen-Z untuk masuk pasar kerja?
1. Hampir 50 persen dari Gen Z khawatir soal keamanan pekerjaan

Dilansir dari keterangan tertulis Bisnishack.com, berdasarkan studi dari Deloitte menunjukkan bahwa hampir 50 persen dari Gen Z di seluruh dunia khawatir tentang keamanan pekerjaan mereka dan merasa stres karena ketidakpastian ekonomi yang dihadapi saat ini.
Dalam konteks Indonesia, tantangan ini diperparah oleh ketidakcocokan antara keterampilan yang dimiliki lulusan dan kebutuhan pasar kerja, serta rendahnya kualitas pendidikan di beberapa wilayah.
2. Ada 6 faktor penyebab Gen-Z dinilai problematik

Tak hanya itu, Bisnishack pun membeberkan sejumlah faktor yang membuat Gen Z dianggap problematik.
- Oknum sudah di hire, baru 3-7 hari keluar nggak pamit
- Oknum banyak yang memalsukan CV kerja, padahal nggak punya skill.
- Oknum gede gengsi, mau gaji gede perusahaan bagus, tapi nggak bisa kerja.
- Oknum lemah mental, sukanya kerja rebahan gaji jutaan.
- Oknum dianggap nggak punya etika kerja ke 'senior'.
- Oknum dicap doyan berutang tapi tidak mau bayar utang.
3. Cara hadapi Gen-Z di lingkungan kerja

Tindakan dari oknum Gen Z ini pun yang biasanya mendorong HRD melakukan blacklist. Namun perlu diingat bahwa pasar tenaga kerja akan memasuki eranya mayoritas pekerja adalah Gen Z.
Menurut data dari Pew Research Center, Gen Z akan mendominasi angkatan kerja pada tahun 2030, membawa dinamika baru dalam dunia kerja yang lebih digital dan fleksibel.
Bisnishack pun memberikan solusi untuk menghadapi Gen Z di tempat kerja.
1. Cek kondisi dan situasi kerja internal
Studi dari Harvard Business Review menemukan bahwa lingkungan kerja yang mendukung dan sehat dapat meningkatkan produktivitas karyawan hingga 50 persen dan mengurangi turnover rate secara signifikan
2. Jangan rekrut tim dengan cara biasa dan waras.
Dalam studi dari McKinsey menyebutkan bahwa metode rekrutmen tradisional sering kali tidak efektif untuk menarik dan mempertahankan talenta dari generasi muda yang lebih mengutamakan fleksibilitas dan kesempatan pengembangan diri
3. Belajar Managing Milenial and Gen Z di Sekolah HRD Gila.
Sekolah ini menawarkan program yang dirancang untuk membantu para manajer dan pemilik bisnis memahami dan mengelola karyawan Gen Z dengan lebih baik.