Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Banyak Startup Balik Arah ke Bisnis Konvensional? 

wanita menggunakan laptop (pexels.com/Canva Studio)

Dulu, startup dipandang sebagai simbol inovasi dan masa depan bisnis. Banyak yang percaya kalau model bisnis digital bisa mengalahkan cara konvensional. Tapi sekarang, mulai banyak startup yang justru beralih ke bisnis yang lebih tradisional.

Fenomena ini bukan tanpa alasan. Meski dunia digital menawarkan banyak peluang, kenyataannya ada tantangan besar yang bikin banyak startup berpikir ulang. Berikut empat alasan utama kenapa banyak startup akhirnya kembali ke bisnis konvensional.

1. Persaingan digital semakin ketat

Ilustrasi perempuan sedang bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dunia digital tumbuh pesat, tapi itu juga berarti persaingan semakin berat. Setiap hari muncul startup baru yang menawarkan solusi serupa, sehingga sulit untuk bertahan lama. Biaya pemasaran pun makin mahal, bikin banyak startup kesulitan menarik perhatian pelanggan.

Beda dengan bisnis konvensional, di mana persaingan cenderung lebih stabil. Pelanggan lebih mengenal produk dan layanan yang sudah ada sejak lama. Ini bikin banyak startup merasa lebih aman kalau beralih ke bisnis yang lebih jelas pasarnya.

2. Keuntungan lebih stabil

Uang sedang digulung (pexels.com/Pixabay)

Startup digital sering kali bergantung pada pendanaan dari investor untuk bertahan. Model bisnis berbasis teknologi biasanya membutuhkan waktu lama sebelum benar-benar menghasilkan keuntungan. Banyak startup yang akhirnya kehabisan dana sebelum bisa mencapai titik balik keuntungan.

Di sisi lain, bisnis konvensional cenderung lebih cepat menghasilkan uang. Produk atau jasa yang nyata lebih mudah diterima oleh pasar. Aliran kas yang lebih stabil inilah yang membuat banyak startup akhirnya beralih ke model bisnis yang lebih tradisional.

3. Kepercayaan konsumen lebih kuat

Ilustrasi Pasar yang ramai (pexels.com/ Pew Nguyen)

Meski teknologi berkembang pesat, gak semua orang langsung percaya dengan bisnis digital. Banyak konsumen masih merasa lebih nyaman dengan bisnis yang punya bentuk fisik atau toko nyata. Kepercayaan ini sulit dibangun jika hanya mengandalkan platform digital.

Bisnis konvensional punya keuntungan karena bisa memberikan pengalaman langsung ke pelanggan. Interaksi tatap muka membuat hubungan antara bisnis dan pelanggan lebih erat. Faktor ini menjadi salah satu alasan utama kenapa banyak startup mulai mempertimbangkan model bisnis tradisional.

4. Regulasi yang lebih jelas

pria dan wanita sedang makan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Startup digital sering menghadapi regulasi yang terus berubah. Banyak negara yang masih menyesuaikan aturan untuk bisnis berbasis teknologi. Ketidakpastian ini bikin startup harus terus beradaptasi, yang bisa menguras waktu dan biaya.

Bisnis konvensional umumnya sudah punya regulasi yang lebih jelas. Pengusaha bisa lebih fokus pada operasional tanpa harus khawatir dengan perubahan aturan yang mendadak. Hal ini membuat banyak startup merasa lebih nyaman beralih ke model bisnis yang sudah lebih matang.

Beralih ke bisnis konvensional bukan berarti startup gagal, tapi lebih ke strategi bertahan. Persaingan digital yang ketat, keuntungan yang gak stabil, hingga regulasi yang berubah bikin banyak startup berpikir ulang. Bisnis tradisional menawarkan kestabilan yang sulit didapat di dunia digital. Karena itu, banyak startup akhirnya memilih jalan yang lebih aman dan pasti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahri risar
EditorFahri risar
Follow Us