Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Kripto Bisa Dijadikan Tabungan? Cek Penjelasannya!

ilustrasi kripto (pexels.com/DS stories)
ilustrasi kripto (pexels.com/DS stories)
Intinya sih...
  • Nilai kripto sangat fluktuatif, berbeda dengan tabungan konvensional yang stabil.
  • Tidak ada jaminan pemerintah atau otoritas keuangan untuk melindungi nilai kripto.
  • Kripto cocok untuk diversifikasi portofolio, namun bukan sebagai fokus utama tabungan jangka panjang.

Dalam beberapa tahun terakhir aset kripto sudah semakin populer dijadikan sebagai alternatif instrumen keuangan untuk banyak orang, terutama anak-anak muda. Bahkan kripto juga dianggap dapat digunakan sebagai instrumen keuangan untuk jangka panjang seperti tabungan karena dianggap dapat memberikan potensi keuntungan yang besar.

Mungkin banyak orang yang penasaran apakah memang kripto bisa dijadikan tabungan selayaknya rekening bank hingga deposito? Atau justru ini merupakan tipuan belaka yang rentan membuat banyak orang terjerat. Oleh sebab itu, penting memahami terlebih dahulu beberapa aspek yang membedakan antara kripto dengan tabungan konvensional, sehingga bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan nantinya.

1. Nilai kripto sangat fluktuatif

ilustrasi investasi (unsplash.com/Denise Chan)
ilustrasi investasi (unsplash.com/Denise Chan)

Salah satu perbedaan utama antara kripto dan tabungan biasa terletak pada fluktuasi nilainya yang bisa saja sangat drastis dalam waktu yang relatif singkat. Kripto bisa naik atau turun puluhan persen hanya dalam hitungan hari, bahkan jam karena sangat tergantung pada sentimen dari pasar global.

Jika kamu menyimpan uang dalam bentuk kripto untuk tujuan jangka pendek seperti dana darurat, maka risikonya terlalu tinggi karena bisa saja kamu kehilangan nilai simpanan sewaktu-waktu. Berbeda apabila kamu lebih memilih untuk menabung di bank yang nilainya cenderung stabil dan terproteksi oleh lembaga penjamin, sebab kripto tidak bisa menjamin nilai dari aset secara konsisten.

2. Tidak ada jaminan pemerintah atau otoritas keuangan

ilustrasi investasi (unsplash.com/Behnam Norouzi)
ilustrasi investasi (unsplash.com/Behnam Norouzi)

Tabungan konvensional di bank pada umumnya dijamin oleh lembaga, seperti Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang ada di Indonesia, sehingga dapat memproteksi dana nasabah hingga jumlah tertentu. Namun, kripto justru bersifat terdesentralisasi dan tidak memiliki adanya otoritas resmi yang bisa menjamin bahwa dana pengguna tetap aman dari potensi perekatan atau pun penurunan nilai secara drastis.

Jika memang kamu tertarik untuk menyimpan kripto di platform pertukaran atau pun platform lain yang rentan diretas atau mengalami bangkrut, maka tidak ada perlindungan hukum yang bisa menjamin bahwa uangmu akan kembali. Hal ini membuat kripto dianggap sebagai instrumen investasi yang tinggi risiko, bahkan tidak cocok digunakan sebagai simpanan harian atau bahkan dana aman.

3. Aset digital dianggap cocok untuk diversifikasi, bukan fokus utama

ilustrasi investasi (unsplash.com/Tech Daily)
ilustrasi investasi (unsplash.com/Tech Daily)

Alih-alih menggunakan kripto sebagai satu-satunya bentuk tabungan, tentu akan lebih bijak apabila kamu dapat menggunakannya untuk keperluan diversifikasi portofolio. Setidaknya dengan cara tersebut, maka kamu bisa memeroleh potensi keuntungan dari kripto sambil berusaha mempertahankan kestabilan dari keuangan yang nantinya akan disimpan dari simpanan konvensional.

Contohnya kamu bisa menyisihkan sebagian kecil dari total tabungan untuk nantinya dibelikan kripto, namun ini hanya boleh apabila kamu sudah paham risiko dan siap menanggung kerugiannya. Setidaknya cara ini bisa membuat pos keuanganmu tetap terasa seimbang dan bisa melihat pertumbuhan aset dengan menggunakan strategi yang tepat.

4. Kripto dapat dijadikan tabungan jangka panjang jika siap dalam menghadapi risiko

ilustrasi kripto (pexels.com/Jakub Zerdzicki)
ilustrasi kripto (pexels.com/Jakub Zerdzicki)

Jika memang kamu memiliki tujuan keuangan jangka panjang dan tidak terganggu dengan volatilitas nilai kripto dalam waktu dekat, maka bisa saja dijadikan sebagai tabungan alternatif. Namun, istilah tabungan disini sebetulnya lebih cocok dikaitkan sebagai investasi jangka panjang yang memiliki risiko tinggi, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai simpanan yang aman.

Hal ini artinya kamu tetap harus memiliki strategi yang jelas, termasuk dalam pemilihan jenis kripto, tempat penyimpanan yang dirasa aman, hingga waktu pelepasan aset. Tanpa memahami terkait hal tersebut, maka kamu akan rentan menjadikan kripto sebagai tabungan yang berpotensi merusak rencana keuanganmu secara signifikan.

Kripto bisa dijadikan tabungan, namun tidak bisa disamakan dengan tabungan konvensional yang lebih aman dan stabil. Hal ini dikarenakan memang kripto memiliki volatilitas tinggi dan tidak bisa menjamin terkait keamanan aset yang dapat dikelola. Jadi apakah kamu tertarik untuk menabung dengan menggunakan kripto?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us