Mau Tutup Jembatan Timbang, Menhub Harus Buktikan Ada Pungli

Jakarta, IDN Times - Pernyataan Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi, yang ingin menghapuskan jembatan timbang lantaran menjadi sarang pungutan liar (pungli) mendapatkan respons dari Peneliti Senior Inisiatif Strategis Transportasi (INSTRAN), Felix Iryantomo.
Menurut Felix, jika itu alasannya maka Dudy perlu membuktikan apakah selama ini sudah ada petugas jembatan timbang yang ditangkap dan dijatuhi sanksi karena melakukan pungli.
"Hal ini sangat perlu diungkapkan, agar pernyataan Menhub benar-benar didasarkan pada fakta dan tidak menjadi bumerang yang oleh petugas di lapangan menilai, pernyataan tersebut sekadar sebagai tuduhan tidak berdasar. Terlebih, pernyataan tersebut berpotensi menimbulkan demotivasi bagi para petugas di lapangan," kata Felix, Minggu (24/8/2025).
1. Jembatan timbang bukan cuma untuk mengukur truk dan muatannya

Di sisi lain, Felix menjelaskan pada dasarnya fungsi unit kerja jembatan timbang bukan sekadar untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran lebih muatan dan dimensi truk, yang disebut sebagai Over Dimension Over Load (ODOL). Jembatan timbang bisa menjadi lokasi pendataan asal dan tujuan barang yang diangkut oleh seluruh truk melintas, sekaligus data berbagai jenis barang atau komoditi.
"Pada aspek tersebut, ada titik lemah di lingkungan Kementerian Perhubungan dalam hal, hampir tidak pernah ada publikasi yang diterbitkan bisa secara mudah diketahui oleh publik. Seandainya seluruh jembatan timbang ditugasi mendata seluruh jenis barang berikut beratnya serta asal dan tujuan, maka data tersebut bisa menjadi indikator perekonomian yang sangat penting bagi daerahnya," ujar Felix.
2. Rencana Menhub tutup jembatan timbang

Dudy memang mempertimbangkan untuk menutup jembatan timbang, lantaran dianggap sebagai sarang pungutan liar alias pungli. Selain itu, jembatan timbang sudah tidak efektif dijadikan penyaring truk-truk obesitas alias ODOL.
"Kalau kami dari Kementerian Perhubungan, saya sampaikan ke Pak Dirjen Darat, yang paling ekstrem apabila memang pungli itu dari kami memang ada. Kami tidak menutup mata terhadap itu, ya jembatan timbang ditutup," kata Dudy kepada awak media, dikutip Senin (18/8/2025).
3. Jembatan timbang tak lagi efektif jaring truk ODOL

Selain karena pungli, jembatan timbang tidak lagi efektif dalam menjaring truk-truk ODOL, lantaran keberadaannya yang kebanyakan di jalan-jalan arteri. Lokasi tersebut jarang dilewati sopir truk yang saat ini lebih memilih melintas di jalan tol.
"Jembatan timbang itu kan kebanyakan ada di jalan arteri. Sekarang truk-truk (ODOL) ini masuk tol soalnya. Kemudian, juga kami tidak bisa mengoperasikan 24 jam. Jadi, mereka kalau kami operasikan jam 8 pagi, terus istirahat, truk itu bisa lewat. Kemudian, kalau sampai jam 5 sore gak ada lagi, ya sudah mereka seperti berpesta jadinya," kata Dudy.