Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Musk dan Microsoft Bergabung dalam Proyek Data Center Rp495 Triliun

Elon Musk (x.com/Elon Musk)
Elon Musk (x.com/Elon Musk)
Intinya sih...
  • Microsoft bekerja sama dengan xAI, BlackRock, dan MGX dalam proyek pengembangan pusat data dan infrastruktur AI senilai 30 miliar dolar AS.
  • Nvidia juga bergabung dalam aliansi AI Infrastructure Partnership (AIP) yang fokus pada investasi infrastruktur termasuk proyek energi untuk pusat data.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Microsoft menggandeng startup kecerdasan buatan (AI) milik Elon Musk, xAI, dalam proyek pengembangan pusat data dan infrastruktur senilai 30 miliar dolar AS atau sekitar Rp495 triliun. Kolaborasi ini juga melibatkan BlackRock serta perusahaan investasi asal Uni Emirat Arab, MGX, yang semakin mempertegas persaingan di industri AI.

Langkah ini menandai dinamika baru, mengingat Microsoft merupakan pendukung utama OpenAI, yang tak lain adalah pesaing langsung xAI. Hubungan Microsoft dan OpenAI kian merenggang seiring upaya Microsoft mengembangkan model AI internal seperti MAI untuk mengurangi ketergantungan pada OpenAI.

1. Microsoft merangkul rival OpenAI

ilustrasi logo Microsoft (pexel.com/Angel Bena)
ilustrasi logo Microsoft (pexel.com/Angel Bena)

Microsoft, BlackRock, dan MGX pertama kali mengumumkan penggalangan dana 30 miliar dolar AS pada September 2024. Kini, Nvidia dan xAI resmi bergabung dalam aliansi yang dinamai AI Infrastructure Partnership (AIP).

AIP akan berfokus pada investasi infrastruktur, termasuk proyek energi yang menopang pusat data.

"Kami percaya kemitraan yang tak tertandingi dari perusahaan global terkemuka di seluruh ekosistem AI ini membawa keahlian teknologi bersama dengan modal swasta untuk memenuhi permintaan ini," kata CEO BlackRock, Larry Fink, dikutip dari Investopedia.

Nvidia, sebagai pemain besar di sektor AI, juga turut serta dalam proyek ini. Saham Nvidia sempat naik 1 persen pada perdagangan pra-pasar setelah sebelumnya mengalami koreksi 3 persen pasca pidato CEO Jensen Huang di konferensi GTC.

2. Pendanaan xAI dan megaproyek Colossus

ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Sejak didirikan pada 2023, xAI telah meraup dana sekitar 12 miliar dolar AS (sekitar Rp198 triliun), namun belum jelas berapa jumlah yang akan dikucurkan untuk proyek AIP. xAI juga tengah mencari tambahan pendanaan sebesar 10 miliar dolar AS (sekitar Rp165 triliun) guna mempercepat ekspansinya.

Salah satu aset utama xAI adalah pusat data Colossus di Memphis, yang diklaim sebagai terbesar di dunia dengan lebih dari satu juta GPU. Colossus berfungsi sebagai mesin utama bagi chatbot Grok yang terintegrasi dengan platform X.

Namun, proyek ini tak lepas dari kritik, terutama terkait penggunaan turbin gas sebagai sumber energi utama. Pemerintah setempat memberikan insentif besar kepada xAI, meski pusat data umumnya tidak menciptakan banyak lapangan kerja.

3. Manuver Musk dan persaingan ketat AI

Dukungan Elon Musk terhadap Donald Trump. (x.com/Elon Musk)
Dukungan Elon Musk terhadap Donald Trump. (x.com/Elon Musk)

Keputusan Microsoft untuk berkolaborasi dengan xAI dipandang sebagai strategi untuk memperkuat posisinya dalam industri AI yang kian dinamis. Sementara itu, OpenAI bermitra dengan Oracle dan SoftBank dalam megaproyek infrastruktur senilai 100 miliar dolar AS (sekitar Rp1.652 triliun).

Musk sendiri terus mengupayakan langkah-langkah agresif untuk menyaingi OpenAI, perusahaan yang pernah ia dirikan sebelum hengkang karena perbedaan visi. Ia bahkan melayangkan gugatan terhadap OpenAI atas peralihannya menjadi perusahaan berbasis keuntungan.

Kedekatan Musk dengan pemerintahan Donald Trump juga menjadi faktor pendukung bagi xAI dalam memperoleh pendanaan strategis.

“Klien, termasuk dana pensiun dan asuransi, tertarik pada proyek infrastruktur jangka panjang ini,” kata Fink, dikutip dari Gizmodo.

Meski chatbot AI seperti Grok masih menghadapi tantangan dalam hal akurasi, langkah ini memperjelas bahwa akses terhadap infrastruktur komputasi yang kuat akan menjadi kunci bagi perusahaan untuk bertahan dalam industri AI yang semakin kompetitif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us