NASA Umumkan 20 Persen Pegawai Akan Mengundurkan Diri, Fokus Efisiensi

- Program pengunduran diri berjenjang dan penyebab utama gelombang keluar NASA
- Dampak terhadap struktur organisasi dan kekhawatiran terhadap keselamatan misi NASA
Jakarta, IDN Times - Juru bicara Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan pada Jumat (25/7/2025), sekitar 20 persen pegawai diperkirakan akan meninggalkan lembaga tersebut dalam waktu dekat. Pernyataan itu diungkapkan di tengah kebijakan efisiensi pemerintah yang sedang berlangsung pada pekan terakhir Juli 2025.
Jumlah pegawai NASA yang mengajukan pengunduran diri mencapai hampir 3.870 orang. Meski demikian, angka tersebut diprediksi masih bisa berubah dalam beberapa hari dan pekan ke depan sesuai dengan proses verifikasi dan kemungkinan pembatalan pengunduran diri.
1. Program pengunduran diri berjenjang dan penyebab utama gelombang keluar
NASA mengonfirmasi bahwa gelombang pengunduran diri dipicu atas diberlakukannya Deferred Resignation Program (DRP)—program yang dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Program ini memberikan insentif bagi pegawai federal, termasuk NASA, untuk mengundurkan diri secara sukarela.
“NASA akan kehilangan sekitar 3.870 pegawai melalui program pengunduran diri sukarela, sebagai bagian dari upaya lebih luas pemerintah Presiden Donald Trump untuk memangkas jumlah pegawai pemerintah federal,” kata pernyataan resmi NASA.
“Jumlah ini mungkin akan berubah dalam beberapa hari ke depan seiring verifikasi berkas permohonan pengunduran diri.” tambah juru bicara NASA.
Data internal memperlihatkan sebelumnya, pada fase pertama program pemerintahan Trump, sekitar 870 pegawai telah memilih untuk mengundurkan diri sebelum putaran kedua pada Juli 2025.
2. Dampak terhadap struktur organisasi dan kekhawatiran terkait keselamatan misi
NASA mengungkapkan setelah pengunduran diri masal ini jumlah pegawai akan menyusut dari sekitar 18 ribu menjadi kurang lebih 14 ribu orang. Reshuffle besar-besaran ini memunculkan kekhawatiran pada internal NASA, termasuk risiko hilangnya pengalaman dan gangguan terhadap operasi lembaga.
“Persentase besar pegawai yang hengkang akan berdampak signifikan terhadap kinerja kantor kami. Akan banyak sekali pengalaman yang hilang,” kata seorang staf NASA, yang memilih anonim, dilansir Politico.
Perwakilan NASA menyampaikan keselamatan tetap menjadi prioritas utama lembaga tersebut. Mereka juga menegaskan komitmen untuk tetap mampu menjalankan eksplorasi ke Bulan dan Mars, meskipun organisasi sedang berproses menjadi lebih ramping dan efisien.
3. Penolakan internal dan seruan terhadap pemotongan anggaran
Pada Senin (21/7/2025), 287 ilmuwan beserta pegawai NASA menandatangani Voyager Declaration. Deklarasi ini mengecam pemangkasan anggaran, pembatalan hibah, serta perubahan mendadak yang menurut mereka dapat membahayakan keselamatan astronot dan misi sains.
Menurut deklarasi tersebut, disampaikan perubahan mendasar terhadap program lembaga harus dilakukan secara hati-hati agar risiko dapat dikelola dengan baik. Mereka juga menyoroti selama enam bulan terakhir, sejumlah perubahan yang dinilai tergesa-gesa dan sia-sia telah melemahkan fondasi NASA.
Para penandatangan mengingatkan pemotongan sekitar 24 persen pada anggaran NASA, sebagaimana diusulkan Gedung Putih, dapat mengancam kepemimpinan AS di bidang antariksa.
“Lingkungan di NASA berubah drastis dan jadi jauh lebih tidak aman bagi pegawainya,” ungkap Ella Kaplan, kontraktor NASA, dilansir CNN.