Pemegang Saham Tesla Setujui Bayaran Setinggi Langit Elon Musk

Dilansir dari CNBC, tahap pertama paket dimulai saat nilai pasar Tesla menembus 2 triliun dolar AS (setara Rp33.414 triliun), sedangkan saat ini perusahaan bernilai sekitar 1,54 triliun dolar AS (setara Rp25.728 triliun).

Sembilan tahap berikutnya membutuhkan peningkatan bertahap masing-masing 500 miliar dolar AS (setara Rp8.353 triliun) hingga mencapai 6,5 triliun dolar AS (setara Rp108.595 triliun). Dua tahap terakhir menuntut lonjakan 1 triliun dolar AS hingga total 8,5 triliun dolar AS (setara Rp142.009 triliun) untuk paket penuh.

Sasaran laba Tesla dimulai dari 50 miliar dolar AS (setara Rp835,3 triliun) per tahun hingga puncaknya 400 miliar dolar AS (setara Rp6.682 triliun). Selain itu, target lain mencakup pengiriman 20 juta kendaraan, 10 juta pelanggan aktif untuk layanan Full Self-Driving (FSD), produksi 1 juta robot humanoid Optimus, serta 1 juta taksi tanpa pengemudi yang siap beroperasi secara komersial.

Namun, rencana itu tidak menjelaskan apakah pelanggan wajib membeli langganan FSD atau dapat mengaksesnya lewat uji coba gratis. Detail skema langganan masih belum dijabarkan secara terbuka oleh perusahaan.

Setelah hasil pemungutan suara diumumkan, Musk naik ke panggung dan menari di tengah sorakan namanya.

“Apa yang akan kita mulai bukan hanya bab baru dari masa depan Tesla, tapi seluruh buku baru,” ujarnya di depan ribuan hadirin, dikutip dari BBC.

Ia juga menyebut bahwa rapat pemegang saham Tesla berlangsung jauh lebih seru dibandingkan acara serupa di perusahaan lain. Musk kemudian memusatkan pembicaraan pada proyek robot Optimus, yang disebutnya mampu menghapus kemiskinan dan memberikan layanan medis luar biasa bagi semua orang.

Musk menambahkan bahwa robot tersebut bahkan bisa digunakan untuk mencegah kejahatan dengan mengikuti dan menghentikan pelaku. Namun, hingga kini belum ada versi komersial Optimus yang dirilis dan Tesla belum mengumumkan jadwal produksi resminya.

Nilai kompensasi yang sangat besar ini menuai sorotan luas, tetapi dewan direksi Tesla menilai Musk bisa saja hengkang jika paket tersebut ditolak. Dewan menegaskan bahwa perusahaan tidak mampu kehilangan sosok yang dianggap berperan besar dalam kesuksesan Tesla.

Beberapa investor besar menentang keputusan itu, termasuk dana kekayaan negara Norwegia, yang merupakan dana terbesar di dunia, serta CalPERS, dana pensiun publik terbesar di Amerika Serikat. Penolakan juga datang dari dua penasihat proksi utama, Glass Lewis dan ISS.

Sebelumnya, pemegang saham Tesla telah dua kali mengesahkan paket gaji lama senilai puluhan miliar dolar AS untuk mendukung peningkatan nilai pasar sepuluh kali lipat yang berhasil diraih Musk. Namun, kesepakatan itu sempat dibatalkan oleh hakim di Delaware karena kedekatan dewan dengan Musk. Setelah itu, Tesla memindahkan domisili hukumnya ke Texas, dan kini Mahkamah Agung Delaware tengah meninjau kembali putusan tersebut.