Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemerintah Swedia Kurangi PPN Makanan untuk Dorong Konsumsi Masyarakat

Bendera Swedia (unsplash.com/NFT CAR GIRL)
Bendera Swedia (unsplash.com/NFT CAR GIRL)
Intinya sih...
  • Pemerintah Swedia mengumumkan rencana pengurangan sementara pajak pertambahan nilai (PPN) makanan mulai 2026.
  • RUU anggaran tahun 2026 akan mengusulkan penurunan PPN makanan dari 12 persen menjadi 6 persen untuk meningkatkan daya beli rumah tangga dan stabilitas keuangan mereka.
  • Kondisi ekonomi Swedia masih melambat, sehingga pemerintah berupaya memastikan manfaat pengurangan pajak sampai ke konsumen melalui pembentukan "Komisi Harga Makanan".
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Swedia mengumumkan rencana pengurangan sementara pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar setengahnya untuk produk makanan mulai 2026. Langkah ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan daya beli rumah tangga di tengah perlambatan ekonomi menjelang tahun pemilu. Penurunan pajak tersebut dijadwalkan berlaku mulai 1 April 2026 hingga 31 Desember 2027.

Perlambatan konsumsi domestik yang menjadi perhatian utama ekonomi Swedia mendapat sorotan dari kementerian keuangan dan bank sentral negara itu. Rencana pengurangan pajak ini diharapkan dapat mendorong belanja masyarakat yang selama ini masih berhati-hati setelah pandemi.

1. Pengumuman resmi penurunan PPN makanan dalam anggaran 2026

Perdana Menteri Ulf Kristersson menyampaikan secara resmi pada Kamis (4/9/2025), bahwa pemerintah akan mengusulkan pengurangan PPN makanan dari 12 persen menjadi 6 persen dalam RUU anggaran tahun 2026.

"Anggaran ini secara jelas akan memprioritaskan peningkatan daya beli rumah tangga, stabilitas keuangan mereka, dan kesejahteraan masyarakat pekerja," ujarnya dalam konferensi pers, dilansir Bloomberg.

Wakil Perdana Menteri, Ebba Busch, menambahkan di platform media sosial X bahwa tindakan ini bersifat sementara dan memberikan manfaat terbesar bagi rumah tangga yang paling terdampak secara finansial. Ia memperkirakan keluarga rata-rata bisa menghemat sekitar 6.500 krona (Rp11,2 juta) per tahun dari pengurangan pajak ini.

2. Kondisi ekonomi dan alasan pengurangan pajak makanan

Laporan terbaru dari bank sentral Swedia, Riksbank, menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga masih sangat berhati-hati. Meskipun telah ada beberapa penurunan suku bunga, pertumbuhan ekonomi negara itu tetap melambat, sebagian besar dipengaruhi oleh ketidakpastian global, termasuk ketegangan tarif dagang yang melibatkan Amerika Serikat (AS).

Laporan Riksbank pada Agustus 2025 menyebutkan bahwa tekanan inflasi yang terjadi sebagian besar bersifat sementara, namun masih ada risiko terkait perilaku harga perusahaan dan ketidakpastian geopolitik.

"Meski tingkat inflasi di Juli mencapai 3 persen, pertumbuhan ekonomi tetap lemah dan konsumsi rumah tangga belum menunjukkan kenaikan signifikan," menurut pernyataan resmi bank sentral.

3. Upaya pemerintah dan pengawasan harga untuk pastikan manfaat sampai ke konsumen

Mulai April 2026, pengurangan PPN makanan akan dipantau ketat oleh pemerintah melalui pembentukan "Komisi Harga Makanan" yang bertugas memastikan bahwa penurunan harga makanan ini benar-benar diteruskan kepada konsumen di pasar ritel. Hal ini penting mengingat pasar supermarket di Swedia diketahui sangat terkonsentrasi dan persaingan yang lemah.

"Reformasi ini akan sangat membantu kelompok rumah tangga yang paling kesulitan," ujar Wakil Perdana Menteri Ebba Busch.

Pemerintah juga telah memanggil para pelaku usaha bahan makanan sebelumnya untuk membahas kenaikan harga dan berjanji akan melakukan pemantauan ketat agar manfaat pajak ini tidak hilang di tengah rantai pasok.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

7 Hal Penting tentang Saham Aktif, Para Investor Wajib Tahu!

05 Sep 2025, 21:00 WIBBusiness