Pemerintah Tarik Utang Baru Rp304 Triliun per April

- Pemerintah telah menarik utang baru senilai Rp304 triliun hingga April 2025, mencapai 39,2% dari target APBN.
- Pembiayaan non-utang sebesar Rp24,9 triliun, total realisasi pembiayaan anggaran mencapai Rp279,2 triliun atau 45,3% dari target APBN.
- Pemerintah mempertimbangkan penerbitan obligasi global Dim Sum Bond dan Kangaroo Bond serta menerbitkan Samurai Bond dalam lima tenor dengan kupon bervariasi.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan telah menarik utang baru senilai Rp304 triliun hingga 30 April 2025, atau setara dengan 39,2 persen dari target APBN sebesar Rp775,9 triliun.
Sementara itu, pembiayaan non-utang tercatat sebesar Rp24,9 triliun, sehingga total realisasi pembiayaan anggaran mencapai Rp279,2 triliun atau 45,3 persen dari target APBN sebesar Rp616,2 triliun.
“Artinya, pembiayaan berjalan on track dengan kinerja yang baik,” kata Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Mei 2025 di Jakarta, Jumat (23/5/2025).
1. Kemenkeu terapkan sejumlah mitigasi risiko

Thomas menjelaskan, pemenuhan target pembiayaan ini berjalan on track atau sesuai rencana karena dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai langkah mitigasi risiko, seperti prefunding, cash buffer yang memadai, serta manajemen kas dan utang yang aktif.
Selain itu, langkah mitigasi risiko lainnya termasuk pengadaan pembiayaan utang yang prudent, fleksibel, oportunistik, dan terukur, mencakup aspek timing, sizing, instrumen, dan currency mix.
“Artinya, pembiayaan kita on track dan mencatat kinerja yang baik. Pemenuhan target pembiayaan dilakukan dengan berbagai langkah mitigasi risiko, seperti pengadaan pembiayaan utang secara prudent,” ujar Thomas.
2. Bakal terbitkan dimsum bond dan kangaroo bond

Di sisi lain, Thomas menjelaskan bahwa pemerintah tengah mempertimbangkan penerbitan obligasi global, yakni Dim Sum Bond dan Kangaroo Bond, pada tahun ini.
Obligasi Dim Sum Bond merupakan obligasi yang didenominasi dalam Yuan Tiongkok (RMB). Sementara Kangaroo Bond adalah obligasi yang diterbitkan di pasar Australia oleh perusahaan non-Australia dan didenominasi dalam denominasi dolar Australia.
“Pemerintah juga sedang mempertimbangkan penerbitan global bonds dalam Renminbi, yaitu Dim Sum Bond, serta dalam Australian Dollar atau Kangaroo Bond,” kata Thomas.
3. Tren aliran modal mulai membaik

Lelang Surat Berharga Negara (SBN) menunjukkan tren positif. Dalam lelang Surat Utang Negara (SUN), incoming bid mencapai Rp108 triliun angka tertinggi sejak 31 Agustus 2025.
Sementara itu, sebagai bagian dari diversifikasi instrumen pembiayaan APBN, pemerintah hari ini menerbitkan obligasi berdenominasi Yen Jepang atau Samurai Bond senilai 103,2 miliar yen, sekitar 725 juta dolar AS.
Obligasi ini diterbitkan dalam lima tenor, yaitu:
- Tenor 3 tahun dengan kupon 1,56 persen
- Tenor 5 tahun dengan kupon 1,87 persen
- Tenor 7 tahun dengan kupon 2,05 persen
- Tenor 10 tahun dengan kupon 2,35 persen
- Tenor 20 tahun dengan kupon 3,26 persen
“Khusus tenor 20 tahun diterbitkan dalam format Blue Bonds. Blue Bonds adalah bond issuance yang menganut aturan main ESG dan sustainable, khususnya terkait aspek maritim dan hal-hal yang berhubungan dengan laut dan air,” tambah Thomas