Pendapatan Naik 8 Persen, GoTo Kantongi Rp15,8 Triliun di 2024

- Pendapatan bersih Grup GoTo mencapai Rp15,8 triliun sepanjang 2024, dengan pertumbuhan 8 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
- GTV inti GoTo meningkat 66 persen yoy pada kuartal keempat menjadi Rp79,2 triliun, tumbuh 58 persen sepanjang tahun penuh menjadi Rp268,2 triliun.
- EBITDA Grup yang disesuaikan tumbuh 348 persen yoy dan 191 persen secara kuartalan pada kuartal keempat, mencapai Rp399 miliar untuk periode tersebut dan Rp386 miliar untuk setahun penuh.
Jakarta, IDN Times - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau Grup GoTo mencatat pendapatan bersih sebesar Rp15,8 triliun sepanjang 2024, atau tumbuh 8 persen dibanding periode sama pada tahun 2023 sebesar Rp14,7 triliun.
Secara kuartalan, pendapatan bruto perseroan kuartal IV 2024 naik 28 persen dibanding kuartal III 2024. Sementara itu Gross Transaction Value (GTV) inti GoTo meningkat sebesar 66 persen year on year (yoy) pada kuartal keempat menjadi Rp79,2 triliun, tumbuh 58 persen sepanjang tahun penuh menjadi Rp268,2 triliun.
1. Kinerja keuangan GoTo yang kuat cerminkan momnetum yang sehat

Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo mengatakan, kinerja keuangan GoTo yang kuat mencerminkan momentum yang sehat untuk seluruh portofolio produknya, didukung oleh disiplin pengelolaan biaya dan insentif.
"Ini mendorong pertumbuhan serta profitabilitas yang berkelanjutan. Pengguna yang Bertransaksi Bulanan (Monthly Transacting Users/MTUs)8 dalam ekosistem GoTo tumbuh 22 persen yoy pada kuartal keempat dan 16 persen setahun penuh," jelasnya, Rabu (12/3/2025).
2. Data pengguna yang bertransaksi meningkat secara bulanan

Data pengguna yang bertransaksi secara bulanan atau monthly transacting users (MTUs) dalam ekosistem GoTo tumbuh 22 persen yoy pada kuartal keempat dan 16 persen setahun penuh.
Selain itu, GTV inti Grup meningkat sebesar 66 persen pada kuartal keempat menjadi Rp79,2 triliun dan tumbuh 58 persen sepanjang tahun penuh menjadi Rp268,2 triliun. Sementara itu, GTV inti Grup pada kuartal keempat tumbuh 32 persen yoy menjadi Rp144,5 triliun, dan tumbuh 29 persen untuk setahun penuh menjadi Rp519,8 triliun.
GoTo juga mencatatkan pendapatan bruto tumbuh 28 persen yoy pada kuartal keempat menjadi Rp5,0 triliun dan naik 30 persen sepanjang tahun penuh menjadi Rp18,1 triliun.
"EBITDA Grup yang disesuaikan tumbuh 348 persen yoy dan 191 persen secara kuartalan (QoQ) pada kuartal keempat, mencapai Rp399 miliar untuk periode tersebut dan Rp386 miliar untuk setahun penuh," ungkapnya.
3. GoTo cari cara untuk menjangkau konsumen

Patrick menyatakan sepanjang 2024, GoTo akan mencari cara baru yang efektif untuk memenangkan persaingan ketat dalam menjangkau konsumen Indonesia. Melalui inovasi produk yang konsisten dan eksekusi yang unggul, Patrick menilai perseroan berhasil melampaui panduan yang telah ditetapkan.
Dengan pencapaian EBITDA grup yang disesuaikan sebesar Rp386 miliar untuk setahun penuh serta mencatatkan kuartal pertama dengan EBITDA yang disesuaikan positif pada unit bisnis Financial Technology.
"Kami telah melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah pengguna sepanjang tahun dan mengharapkan hal ini akan terus berlanjut hingga tahun 2025 seiring dengan strategi ekosistem kami yang terus terbukti efektif," katanya.
Perseroan akan semakin memperkuat bisnis kami melalui inovasi, baik dari sisi operasional maupun di level produk, untuk meningkatkan pendapatan, meningkatkan efisiensi biaya, serta menghadirkan layanan yang lebih terarah dan dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
4. Perbaikan pada pendapatan cerminkan pertumbuhan yang berlanjut

Direktur Keuangan Grup GoTo Simon Ho, menambahkan perbaikan pada pendapatan dan profitabilitas mencerminkan pertumbuhan yang terus berlanjut dari layanan inti serta efektivitas strategi pengelolaan biaya yang telah diterapkan di seluruh lini bisnis.
"GTV inti Grup dan pendapatan kami terus meningkat secara konsisten sepanjang tahun, di sisi lain, pendekatan efisiensi biaya yang lebih terperinci, memungkinkan kami menurunkan beban kas rutin tetap sebesar 3 persen sepanjang tahun penuh menjadi Rp5,3 triliun," kata dia.