PLN Dirikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen di Senayan

- PLN Indonesia Power mendirikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) di Senayan untuk mendukung transisi energi pada sektor transportasi di Indonesia.
- SPBH Senayan menjadi yang pertama di Indonesia dan menjadi model awal bagi pengembangan infrastruktur serupa di kota-kota lain.
Jakarta, IDN Times - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui anak usahanya, PLN Indonesia Power (PLN IP) telah mendirikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) di Indonesia.
Perusahaan menyatakan, pendirian SPBH itu merupakan langkah nyata dalam mendukung transisi energi pada sektor transportasi di Tanah Air.
1. Jadi SPBH Pertama di Indonesia

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, SPBH Senayan ini merupakan yang pertama di Indonesia dan menjadi bagian dari peta jalan nasional pengembangan energi hidrogen serta diharapkan dapat menjadi model awal bagi pengembangan infrastruktur serupa di kota-kota lain.
"Dalam beberapa tahun ke depan, keberadaan SPBH di berbagai titik akan menjadi kunci penting dalam mewujudkan transportasi berbasis hidrogen. Sintesa antara Pemerintah, BUMN dan sektor swasta dapat mewujudkan inovasi hijau yang berdampak luas dan mempercepat pencapaian target net zero emission Indonesia," ucap Edwin.
Menurutnya, hidrogen hijau menjadi energi masa depan di Tanah Air. Karena itu, PLN Indonesia Power mengambil langkah cepat dalam pengembangannya dengan menyediakan infrastruktur dari hulu hingga hilir.
"PLN Indonesia Power telah mengembangkan green hydrogen atau hidrogen hijau, mulai dari hulu melalui Green Hydrogen Plant (GHP) hingga di sisi hilir yaitu Hydrogen Refueling Station (HRS) atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH)," kata Edwin.
2. SPBH PLN IP Berlokasi di Senayan

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) berlokasi di Senayan dan dikelola Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Priok. Edwin mengatakan, hidrogen hijau menjadi energi masa depan di Tanah Air, oleh sebab itu PLN Indonesia Power mengambil langkah cepat dalam pengembangannya dengan menyediakan infrastruktur dari hulu hingga hilir.
"PLN Indonesia Power telah mengembangkan green hydrogen atau hidrogen hijau, mulai dari hulu melalui Green Hydrogen Plant (GHP) hingga di sisi hilir, yaitu Hydrogen Refueling Station (HRS) atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH)," kata Edwin.
3. Kapasitas SPBH terus ditingkatkan

Sementara itu, General Manager Unit Bisnis Pembangkitan Priok Buyung Arianto menyampaikan bahwa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) Senayan ini akan terus ditingkatkan kapasitasnya.
"Saat ini SPBH Senayan memiliki Hydrogen Refueller dengan spesifikasi Charging Pressure (CP) 350 bar dengan kecepatan pengisian kurang dari 5 menit, kedepan kita akan menambahkan spesifikasinya hingga 700 bar dengan Kecepatan pengisian kurang dari 3 menit," ujar Buyung.
Pembangunan HRS Senayan merupakan bagian dari strategi PT PLN (Persero) beserta subholdingnya untuk mencapai target net zero emission dan mendukung transisi energi pada sektor transportasi di Indonesia.
4. Pasokan hidrogen disuplai dari 13 pembangkit listrik

Buyung menambahkan, sejak 2023 PLN telah mengoperasikan Green Hydrogen Plant (GHP) di 22 lokasi. Dari jumlah itu, 13 di antaranya milik PLN Indonesia Power yakni berlokasi di PLTU Pangkalan Susu, PLTU Suralaya 1-7, PLTU Suralaya 8, PLTGU Cilegon, PLTU Labuan, PLTU Lontar, PLTGU Tanjung Priok, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTGU Tambak Lorok, PLTG Pemaron, PLTGU Grati, PLTU Adipala dan PLTP Kamojang.
Menurutnya, dengan 13 unit GHP ini, PLN Indonesia Power mampu memproduksi 80 ton per tahun, berkontribusi 40 persen dari total GHP PLN. Hasil produksi green hydrogen tersebut sebanyak 32 ton per tahun digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit (cooling generator), sementara 48 ton lainnya dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan.