PLTU Pangkalan Susu dan ITB Laksanakan Studi Kelayakan Teknologi CCS

- Kolaborasi dengan ITB untuk percepat transformasi energi.
- Strategi hadirkan pembangkit listrik bersih.
- Integrasikan inovasi teknologi untuk sistem kelistrikan ramah lingkungan.
Jakarta, IDN Times - PT PLN Indonesia Power menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam pelaksanaan studi kelayakan penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) di PLTU Pangkalan Susu, Sumatera Utara. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar PLN Indonesia Power dalam mendukung transisi energi bersih dan pengurangan emisi karbon dari sektor ketenagalistrikan nasional.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta menjelaskan studi kelayakan ini diawali dengan kunjungan langsung tim ahli dari ITB ke PLTU Pangkalan Susu pada 4 hingga 6 Agustus 2025.
"Kegiatan meliputi peninjauan fasilitas pembangkit, diskusi teknis bersama tim PLN Indonesia Power, serta pengumpulan data lapangan yang krusial untuk menyusun kajian menyeluruh terhadap potensi penerapan teknologi CCS di pembangkit tersebut," ungkap Bernadus dalam keterangannya, Senin (18/8/2025).
1. Kolaborasi dengan akademisi diyakini bisa percepat transformasi energi

PLTU Pangkalan Susu sendiri merupakan salah satu pembangkit utama di wilayah Sumatera Utara yang berbasis batubara. Lokasi ini dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi proyek percontohan CCS mengingat kapasitas pembangkit, profil emisi yang dihasilkan, dan kondisi geografisnya yang mendukung pengembangan infrastruktur penyimpanan karbon.
“Kami percaya bahwa kolaborasi dengan akademisi seperti ITB akan mempercepat transformasi energi nasional menuju Net Zero Emission. Teknologi CCS bukan hanya solusi teknis, tetapi juga simbol dari semangat inovasi dan tanggung jawab lingkungan yang kami junjung tinggi,” ujar Bernadus Sudarmanta.
2. Strategi hadirkan pembangkit listrik yang bersih

Dalam studi ini, tim akan melakukan analisis menyeluruh mencakup aspek teknis, operasional, keekonomian, serta dampak lingkungan. Beberapa aspek utama yang dibahas antara lain kebutuhan steam, intensitas emisi CO₂, jalur pipa penyalur karbon, dan identifikasi lokasi penyimpanan CO₂ yang layak secara geologi dan teknis.
Bernadus menambahkan, kerja sama ini merupakan salah satu upaya PLN Indonesia Power dalam menghadirkan pembangkit listrik yang lebih bersih dan berkelanjutan, sejalan dengan target dekarbonisasi sektor energi nasional.
“PLN Indonesia Power terus membuka ruang kolaborasi lintas sektor untuk memastikan setiap langkah menuju dekarbonisasi dilakukan secara terukur, efisien, dan berdampak nyata bagi masa depan energi Indonesia,” tambahnya.
3. Integrasikan inovasi teknologi untuk ciptakan sistem kelistrikan nasional ramah lingkungan

Lebih lanjut, ia menjelaskan hasil dari studi kelayakan ini akan digunakan sebagai dasar dalam perencanaan desain teknis, estimasi biaya investasi, hingga penyusunan strategi implementasi jangka panjang. Kolaborasi ini juga menjadi bagian dari roadmap PLN menuju target Net Zero Emission pada 2060.
Dengan studi ini, PLN Indonesia Power kembali menegaskan komitmennya dalam mengintegrasikan inovasi teknologi dan kerja sama strategis demi menciptakan sistem kelistrikan nasional yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.