Prabowo Bakal Punya Teknologi Tingkatkan Produksi Pertanian

- Luhut siapkan teknologi genome sequencing untuk meningkatkan kualitas bibit pertanian.
- Penerapan teknologi tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kelapa sawit hingga 6-8 ton per hektare.
- Indonesia berencana mengembangkan bibit unggul untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan produktivitas pertanian.
Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan tengah mempersiapkan teknologi genome sequencing yang dirancang untuk meningkatkan kualitas bibit pertanian.
Luhut mengungkapkan program tersebut telah dipersiapkan selama tiga tahun sejak inisiatif awal di Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).
"Sudah kita siapkan 3 tahun sebenarnya lebih kurang sejak waktu dulu di Marves. Nah itu juga segera bisa jalan," kata Luhut di kantornya, Jakarta, dikutip Jumat (10/1/2025).
1. Produktivitas kelapa sawit bisa meningkat hingga 8 kali lipat

Mantan Menteri Koordinator (Menko) Marves melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait produktivitas kelapa sawit Indonesia yang saat ini hanya mencapai sekitar 1,8 ton per hektare.
Namun, melalui penerapan teknologi genome sequencing untuk pemurnian dan pengayaan bibit, diharapkan hasil panen dapat meningkat menjadi 6 hingga 8 ton per hektare.
Dengan luas lahan mencapai 16 juta hektare, target produksi 100 juta ton per tahun diharapkan dapat tercapai, sehingga kebutuhan domestik dan ekspor dapat terpenuhi secara optimal.
"Nanti kebutuhan untuk pangan dan kebutuhan untuk minyak goreng dan kebutuhan ekspor itu masih bisa terpenuhi," ujarnya.
2. Indonesia bakal bisa mengurangi ketergantungan impor
Luhut menyoroti ketergantungan Indonesia pada impor bawang putih dan kakao. Menurutnya, Indonesia mengimpor bawang putih senilai sekitar 770 juta dolar AS per tahun.
"Kalau kita punya bibit sendiri, ya katakan 20 persen kita bisa penuhi bertahap karena itu butuh waktu untuk bikin genome itu dan genome ini teknologinya sekarang sudah jalan, sudah mulai kita kerjakan, kita bertahap," paparnya.
Dia juga mengungkapkan Indonesia membutuhkan 800 juta bibit kakao, sementara saat ini hanya tersedia 2 juta bibit, sehingga sebagian besar kebutuhan harus dipenuhi melalui impor dengan kualitas yang kurang optimal.
Upaya pengembangan bibit unggul diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan kualitas serta produktivitas pertanian maupun perkebunan di dalam negeri.
3. Prabowo bakal meninjau pusat riset genome sequencing

Luhut mengungkapkan Prabowo berencana meninjau Pusat Riset Genomik Pertanian di Taman Sains dan Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH2) di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.
"Saya minta masih 2 bulan biar kita sempurnakan sebelum nanti Presiden ke sana," paparnya.
Dia menegaskan Indonesia memiliki teknologi genome sequencing yang sangat maju, sehingga tidak perlu lagi membandingkan dengan negara lain seperti Thailand.
"Jadi kita tidak perlu lagi bilang Thailand-Thailand aja. Indonesia juga punya our own genome sequencing yang teknologinya sangat advance sekali," tambahnya.