PTPN Merger 13 Anak Usaha Jadi Subholding PalmCo dan SupportingCo

Jakarta, IDN Times - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) resmi mengganbungkan atau merger 13 anak perusahaannya menjadi dua subholding.
Adapun subholding itu adalah PalmCo yang terdiri dari PTPN V, VI dan XIII ke dalam PTPN IV sebagai surviving entity dan pemisahan tidak murni PTPN III (Persero) ke dalam PTPN IV.
Lalu, subholding SupportingCo dibentuk melalui penggabungan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV ke dalam PTPN I.
1. Merger anak usaha PTPN buat tingkatkan efisiensi bisnis

Pembentukan PalmCo dan SupportingCo merupakan implementasi dari Program Strategis Nasional (PSN), dengan tujuan mendorong kemandiria di bidang ketahanan pangan dan energi.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko mengatakan merger PTPN Group bertujuan untuk efisiensi dan peningkatan berbagai indikator keuangan, serta operasional perseroan.
“Tentunya, setelah pendandatanganan ini akan ada integrasi sistem, HR, operasional, keuangan, dan sebagainya, yang kita usahakan bisa selesai dalam waktu enam bulan. Dan setelah itu kita harus kembali fokus ke tugas masing-masing,” ujar Tiko dikutip dari keterangan resmi PTPN, Minggu (3/12/2023).
Lebih lanjut Tiko menyampaikan bahwa aksi korporasi yang dilakukan PTPN Group adalah transformasi menyeluruh, termasuk transformasi dari sisi sumber daya manusia (SDM). Dia meminta para pegawai di bawah PTPN Group, khususnya pegawai dari generasi milenial makin andal dalam mengelola perusahaan sawit.
“Jadi saya ingin transformasi dari sisi people-nya benar-benar terlihat. Bagaimana transformasi ini bisa menjadilkan PalmCo menjadi perusahaan sawit terdepan, bukan hanya dari on-farmnya, tapi juga off-farm untuk bisa melakukan downstream, value creation, termasuk renewable energy yang sustainable,” ucap Tiko.
2. Tugas masing-masing subholding PTPN
PalmCo nantinya mengelola seluruh bisnis kelapa sawit PTPN. Targetnya, dalam 10 tahun ke depan, luas perkebunan kelapa sawit PTPN bisa mencapai 700 ribu hektare (ha). Adapun perluasan perkebunan kelapa sawit itu akan dilakukan dengan mengkonversi perkebunan lain milik PTPN.
Keberadaan subholding PalmCo diharapkan bisa meningkatkan produksi CPO nasional dan minyak goreng dalam negeri.
PTPN memperkirakan, produksi minyak gorengnya akan meningkat dari 460.000 ton/tahun di 2021 menjadi 1,8 juta ton/tahun (4 kali lipat) di 2026.
Lebih lanjut, SupportingCo akan menjadi Perusahaan Pengelola Aset Perkebunan Unggul, yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan, diversifikasi usaha lainnya, serta green business yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Pembentukan Subholding PalmCo dan SupportingCo merupakan kelanjutan dari terbentuknya subholding SugarCo pada 2021 lalu. SugarCo adalah entitas hasil konsolidasi 35 pabrik gula yang sebelumnya dikelola oleh PTPN II,VII,IX,X,XI,XII dan PTPN XIV. SugarCo didirikan untuk merevitalisasi industri gula nasional dan meningkatkan produksi gula nasional.
Secara keseluruhan, Holding PTPN akan memiliki tiga subholding, yakni PalmCo, SugarCo, dan SupportingCo.
3. PTPN bidik kenaikan EBITDA usai bentuk tiga subholding

Direktur Utama Holding PTPN, Muhammad Abdul Ghani mengatakan, pembentukan tiga subholding diharapkan dapat memaksimalkan nilai aset landbank untuk mendapatkan nilai tambah, peningkatan margin EBITDA dalam lima tahun mendatang, peningkatan ESG dan ketahanan pangan, peningkatan ekuitas, hingga peningkatan leadership.
“Integrasi PTPN Group melalui pembentukan PalmCo dan SupportingCo merupakan wujud nyata strategi korporasi guna menghadapi persaingan global yang semakin ketat,” tutur Ghani.