Rekam Jejak Tony Blair Wara-wiri di Program Pemerintah Indonesia

Jakarta, IDN Times - Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, Tony Blair menjadi salah satu anggota Dewan Pengawas (Dewas) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Hal tersebut disampaikan Chief Executive Officer (CEO) BPI Danantara, Rosan Perkasa Roeslani usai menghadiri rapat terbatas (ratas) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2025).
Sejak meninggalkan jabatannya sebagai PM Inggris pada 2007, Blair banyak terlibat dalam proyek-proyek ekonomi berskala besar, termasuk sebagai penasihat berbagai negara di Timur Tengah dan Asia.
Mantan Perdana Menteri Inggris yang menjabat pada periode 1997–2007 ini, memiliki beberapa keterlibatan dengan Indonesia baik selama masa jabatannya maupun setelahnya. Berikut adalah rekam jejaknya dalam berbagai program di Indonesia:
1. Penasihat di proyek IKN
Salah satu proyek di Indonesia yang melibatkan Tony Blair adalah proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Dia diangkat Presiden Joko "Jokowi" Widodo sebagai Dewan Penasihat IKN pada 2020. Bersama pendiri SoftBank Masayoshi Son dan Presiden Uni Emirat Arab saat itu, Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan, Blair bertugas membantu mempromosikan IKN ke dunia internasional dan menarik minat investor asing.
Dia juga memiliki lembaga Tony Blair Institute (TBI) yang bertujuan mendukung agar kerja sama yang produktif antara kedua pihak dan dapat menjadikan Indonesia sebagai model acuan pertumbuhan ekonomi inklusif yang sukses di beberapa kawasan.
Dilansir dari ikn.go.id, TBI menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) untuk mendukung pengembangan IKN sebagai kota cerdas dan berkelanjutan. Kolaborasi ini mencakup peningkatan sektor pendidikan, pengembangan sektor kesehatan, fasilitasi investasi asing, dan pembangunan kota melalui studi banding ke kota-kota masa depan di dunia.