Rupiah Dibuka Menguat ke Rp16.255 per Dolar AS

- Mata uang di kawasan Asia bergerak menguat, dengan mayoritas mata uang menguat
- Prospek pemangkasan suku bunga The Fed meningkat, mempengaruhi penguatan rupiah terhadap dolar AS
- Sentimen global dominasi pergerakan rupiah hari ini, dipengaruhi oleh data inflasi AS dan tekanan terhadap dolar AS dari faktor politik dalam negeri
Jakarta, IDN Times – Pergerakan rupiah di pasar spot dibuka menguat pada perdagangan Rabu (13/8/2025) pagi.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.13 WIB, rupiah mengalami apresiasi ke level Rp16.255 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah tercatat menguat 34,50 poin atau 0,21 persen dari penutupan kemarin di level Rp16.289,5 per dolar AS.
1. Mata uang di kawasan Asia bergerak menguat
Mayoritas mata uang di kawasan Asia bergerak menguat, dengan rincian:
Baht Thailand menguat 0,04 persen
Ringgit Malaysia menguat 0,15 persen
Yuan China melemah 0,03 persen
Rupee India melemah 0,06 persen
Peso Filipina menguat 0,16 persen
Won Korea Selatan melemah 0,13 persen
Dolar Taiwan menguat 0,09 persen
Dolar Singapura menguat 0,02 persen
2. Prospek pemangkasan suku bunga The Fed meningkat
Pengamat pasar uang Lukman Leong memproyeksi nilai tukar rupiah akan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang dipengaruhi oleh faktor keputusan The Fed kedepan yang diproyeksikan bakal menurunkan suku bunga acuan.
"Penguatan ini didorong oleh melemahnya dolar AS menyusul meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada September 2025,"ungkap Lukman, Rabu (13/8/2025).
3. Sentimen global dominasi pergerakan rupiah hari ini
Ia menjelaskan sentimen positif datang dari data inflasi Amerika Serikat yang dirilis baru-baru ini, menunjukkan tren moderasi harga konsumen.
Data tersebut memperkuat pandangan bahwa tekanan inflasi mulai mereda, membuka peluang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga dalam beberapa bulan ke depan. Selain itu, tekanan terhadap dolar AS juga datang dari faktor politik dalam negeri.
Di samping itu, Presiden AS, Donald Trump, dikabarkan mengancam akan menuntut Ketua The Fed, Jerome Powell, jika kembali menjabat. Pernyataan kontroversial ini menambah ketidakpastian pasar dan turut menekan nilai tukar dolar AS.
"Dengan sentimen global yang cenderung mendukung mata uang emerging markets, rupiah diproyeksikan bergerak dalam kisaran Rp16.200 hingga Rp16.300 per dolar AS dalam jangka pendek," tegasnya.