Rupiah Perkasa Seharian di Level Rp16.270 per Dolar AS

- Rupiah ditutup pada level Rp16.270 per dolar AS, menguat 13 poin atau 0,08 persen dari sehari sebelumnya.
- Mayoritas mata uang Asia menguat terhadap dolar AS, kecuali rupee India yang melemah 0,02 persen.
- Indeks dolar AS masih berpotensi menguat ke depannya, namun data inflasi produsen dan konsumen bisa mempengaruhi arah nilai tukar dolar AS.
Jakarta, IDN Times - Pergerakan rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp16.270 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir perdagangan Selasa (14/1/2024).
Mengacu data Bloomberg, rupiah menguat 13 poin atau 0,08 persen dari sehari sebelumnya yang ada di Rp16.283 per dolar AS.
1. Mata uang di Asia menguat sore ini
Di Asia, mayoritas mata uang menguat terhadap dolar AS sore ini. Won Korea mencatat penguatan terbesar yakni 0,39 persen, disusul dolar Taiwan 0,34 persen, ringgit Malaysia 0,19 persen, peso Filipina 0,15 persen. Kemudian, Dolar Singapura menguat 0,07 persen, yen Jepang 0,03 persen, baht Thailand 0,01 persen, dan dolar Hong Kong 0,01 persen, terhadap dolar AS.
Sedangkan, rupee India melemah terhadap dolar AS sore ini sebesar 0,02 persen. Sementara itu, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di 109,52, turun dari sehari sebelumnya yang ada di 109,95.
2. Indeks dolar AS masih berpotensi menguat
Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, mengatakan indeks dolar AS masih ada potensi bergerak menguat ke depannya dibandingkan nilai tukar lainnya. Sementara ini, belum ada data/event yang membalikan sentimen penguatan dolar AS.
"Efek data tenaga kerja AS pada Desember yang lebih bagus dari sebelumnya yang dirilis Jumat lalu, masih memberikan sentimen positif untuk dolar AS," ucapnya.
3. Pasar masih akan menunggu data ekonomi AS terbaru
Di sisi lain, pasar baru akan mendapatkan data ekonomi penting baru malam ini yaitu data inflasi produsen dan besok malam data inflasi konsumen bulan Desember.
"Kalau data ini bisa menunjukkan penurunan kenaikan harga, dolar AS bisa berbalik melemah dan sebaliknya," kata Ariston.