Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sembilan Anggota Uni Eropa Tolak Kebijakan Pro Industri Lokal

Sembilan Anggota Uni Eropa Tolak Kebijakan Pro Industri Lokal
Bendera Uni Eropa (unsplash.com/Antoine Schibler)
Intinya sih...
  • Kekhawatiran negara anggota Uni Eropa
  • Reaksi Komisi Eropa terhadap kebijakan industri hijau
  • Perdebatan antara proteksionisme dan daya saing global
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sembilan negara anggota Uni Eropa menyerukan agar blok tersebut berhati-hati terhadap rencana mendukung industri dalam negeri lewat kebijakan Buy European. Seruan ini menyusul kekhawatiran atas potensi dampak ekonomi dari kebijakan tersebut.

Usulan Buy European tengah disiapkan oleh Komisi Eropa dan dijadwalkan diluncurkan pada Januari 2026. Kebijakan itu bertujuan memperkuat industri Uni Eropa, mengurangi ketergantungan impor, serta mendukung transisi ekonomi hijau.

1. Kekhawatiran terhadap dampak ekonomi dan rantai pasok

Sembilan negara Uni Eropa, yaitu Republik Ceko, Estonia, Finlandia, Irlandia, Latvia, Malta, Portugal, Swedia, dan Slovakia, memperingatkan agar kebijakan Buy European tidak menimbulkan gangguan pada rantai pasok global maupun peningkatan harga barang. Menurut mereka, langkah tersebut berisiko memperburuk fragmentasi ekonomi internal Uni Eropa.

“Kita harus berhati-hati agar langkah-langkah untuk memperkuat daya saing Eropa tidak berubah menjadi proteksionisme yang merugikan ekonomi internal dan rantai pasok global,” tulis surat bersama sembilan negara itu, dilansir Global Banking And Finance.

Kebijakan Buy European sendiri disebut dapat membatasi akses produk dari negara mitra dagang seperti China atau Amerika Serikat. Hal ini dikhawatirkan menimbulkan pembalasan dagang yang berpotensi merusak stabilitas ekonomi global.

2. Rencana Komisi Eropa dorong industri hijau

Komisi Eropa berencana meluncurkan paket kebijakan baru pada Januari 2026 untuk memperkuat kemandirian industri dan mempercepat produksi teknologi bersih. Tujuannya adalah mengurangi emisi karbon sekaligus mendorong produksi energi ramah lingkungan.

Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa, Margrethe Vestager menegaskan pentingnya keseimbangan antara mendukung industri domestik dan menjaga keterbukaan pasar.

“Kita perlu memastikan kebijakan industri Eropa tetap konsisten dengan prinsip perdagangan bebas dan persaingan sehat,” ujar Vestager.

Brussels juga berupaya menarik investasi dalam sektor energi terbarukan dan manufaktur baterai. Namun, sebagian negara anggota menilai dukungan finansial untuk industri tertentu berisiko menciptakan persaingan internal yang tidak adil di pasar tunggal Eropa.

3. Perdebatan antara proteksionisme dan daya saing global

Perdebatan seputar Buy European mencerminkan tantangan Uni Eropa dalam menjaga keseimbangan antara kemandirian ekonomi dan keterbukaan pasar global. Negara-negara yang lebih liberal, seperti Swedia dan Belanda, menilai pendekatan proteksionis akan melemahkan daya saing jangka panjang.

“Eropa tidak boleh terisolasi di tengah tantangan ekonomi global. Jika setiap blok memilih kebijakan proteksionis, kita semua akan rugi,” ujar Menteri Perdagangan Belanda, Geoffrey van Leeuwen.

Sementara itu, negara-negara besar seperti Prancis dan Jerman cenderung mendukung pendekatan pro-industri, berargumen bahwa langkah ini diperlukan untuk menghadapi kebijakan industri agresif dari Amerika Serikat dan China.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Visa dan Mastercard Sepakat Bayar Rp2,7 Triliun untuk Denda Biaya ATM

20 Des 2025, 16:22 WIBBusiness