Siap-Siap! Menu Tahu-Tempe Besok Hilang di Warteg dan Tukang Gorengan

Jakarta, IDN Times - Pasokan tahu dan tempe mentah menghilang di pasaran mulai hari ini, buntut dari keputusan para perajin untuk mogok produksi. Imbasnya, menu tahu dan tempe akan menghilang di beberapa warung tegal (warteg) maupun pedagang gorengan.
Misalnya seperti di Warteg Momoka Bahari, Kemanggisan, Jakarta Barat. Menu tahu dan tempe masih tersedia hari ini di warteg tersebut. Namun, seorang karyawan di warteg tersebut yang enggan disebutkan namanya mengatakan mulai besok, Selasa (22/2/2022), tak ada menu tahu dan tempe. Artinya, menu seperti orek tempe, tumis tahu, dan tahu goreng, dan sebagainya tak dijual untuk sementara waktu.
"Untuk hari ini masih ada karena kita sudah belanja kemarin. Kalau besok kemungkinan gak ada (menu tahu dan tempe)," kata karyawan tersebut yang enggan disebutkan namanya ketika ditemui IDN Times, Senin (21/2).
1. Warteg akan kehilangan menu utama

Menurut Ketua Koordinator Warteg Nusantara (Kowantara), Mukroni, kemungkinan besar mulai besok warteg-warteg tak menjual tahu dan tempe. Dia mengatakan para pengusaha warteg biasanya tak menyimpan stok tahu dan tempe berlama-lama, karena kualitasnya akan turun.
Oleh sebab itu, para pemilik warteg tak mungkin berbelanja tahu dan tempe dengan jumlah yang sangat banyak kemarin, Minggu (20/2), ketika masih ada pasokan tahu dan tempe di pasar. Hal itu pun menyebabkan warteg akan kehilangan menu utamanya.
"Tahu dan tempe itu menu utama sekali. Pelanggan warteg kan gak beli daging, biasanya dengan kantong tipis itu belinya telur, tahu, dan tempe. Jadi tahu dan tempe itu sangat urgent bagi warteg. Kalau warteg gak jual tahu dan tempe kan lucu," ujar Mukroni kepada IDN Times.
2. Pedagang gorengan juga tak jualan tahu dan tempe besok

Seorang pedagang gorengan di Jalan KH Syahdan, Kemanggisan, Jakarta Barat yang bernama Ruli juga mengatakan tak menjual menu tahu dan tempe mulai besok. Hari ini, dia masih menjual tahu dan tempe karena sudah berbelanja sejak kemarin.
"Kemarin sudah belanja di pasar. Kalau besok kayaknya gak jualan (tahu dan tempe) dulu," ucapnya.
Saat berbelanja, menurut dia harga tahu dan tempe sudah naik, misalnya tempe 1 balok, dari Rp6 ribu menjadi Rp7 ribu. Meski begitu, dirinya tetap menjual tahu dan tempe Rp1.000 per potong.
"Enggak (dikecilkan) per potongnya. Jual begini saja, ya walaupun harga tahu dan tempenya sudah naik," ujar Ruli.
3. Perajin tahu dan tempe mogok produksi tiga hari

Sebelumnya, anggota Koperasi Produsen Tahu Tempe (Kopti) Jakarta Pusat, Slamet Riadi mengatakan para perajin tahu dan tempe se-Jabodetabek sepakat berhenti produksi selama tiga hari, mulai hari ini.
Mogok produksi itu merupakan buntut dari lonjakan harga kedelai. Berdasarkan catatan Slamet, harga kedelai naik sekitar 22 persen, dari Rp9.800 per kg menjadi Rp12.000 per kg.
"Situasi pandemik ini kan daya beli masyarakat sedang lemah. Omzet kita jadi berkurang sekali, ditambah harga bahan baku naik terus. Kan kita gak kuat juga lama-lama. Akhirnya kita sepakat ambil keputusan istirahat (mogok produksi) tiga hari. Daripada kami rugi terus. Karena uang hasil penjualan juga sudah gak cukup lagi untuk beli kedelai," ujar Slamet.