Tak Mau Kecolongan BBM Oplosan, Ini Siasat Pemerintah

- Pemerintah memperketat pengawasan kualitas BBM melalui Lemigas untuk memastikan standar mutu terpenuhi
- Pengecekan akan dilakukan pada setiap impor minyak jadi dan minyak mentah sebelum didistribusikan ke konsumen
- Kementerian ESDM menjamin kualitas BBM Pertamina telah memenuhi standar yang ditetapkan
Jakarta, IDN Times - Pemerintah memperketat pengawasan kualitas bahan bakar minyak (BBM) Pertamina melalui Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) untuk memastikan standar mutu terpenuhi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menekankan masyarakat tidak perlu meragukan kualitas BBM yang disediakan oleh Pertamina.
Dia menyebut dinamika yang terjadi sebelumnya menjadi pelajaran. Kementerian ESDM sebagai instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas pengujian kualitas melalui Lemigas akan melakukan pengetatan pengawasan.
"Kami dari ESDM sebagai pihak atau pemerintah yang bertanggung jawab terhadap pengujian kualitas lewat Lemigas itu kami akan melakukan pengetatan. Jadi nggak perlu ada keraguan masyarakat," kata Bahlil dalam keterangan pers yang diterima IDN Times, Kamis (13/3/2025).
1. Setiap BBM yang akan disalurkan bakal dicek terlebih dahulu

Pemerintah akan memperketat pengawasan terhadap kualitas bahan bakar dengan pengecekan oleh Lemigas pada setiap impor minyak jadi yang masuk ke Indonesia. Bahlil menegaskan hal yang sama juga akan diterapkan pada minyak mentah (crude) setelah diproses di kilang dan dicampur (blending) sebelum didistribusikan ke konsumen.
"Ini adalah bentuk kehadiran pemerintah dalam menjamin kualitas minyak yang akan dijual ke tengah-tengah masyarakat," tuturnya.
2. Bahlil sudah mengecek langsung kualitas BBM Pertamina

Bahlil menjamin kualitas BBM yang disediakan oleh Pertamina telah memenuhi standar yang ditetapkan. Pernyataan ini disampaikan setelah dia mengecek langsung terhadap kualitas BBM tersebut.
Hasil pengujian laboratorium menunjukkan nilai oktan BBM berada dalam rentang 715 hingga 770, sesuai dengan peraturan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi.
"Saya tadi didampingi oleh Lemigas juga dengan Pak Dirut Pertamina mengecek langsung kualitas daripada minyak kita. Kita mengecek dan semuanya dengan teknologi, dengan lab rata-rata semuanya di dalam batas aturan," paparnya.
3. Sebagian masyarakat beralih dari Pertamax ke Pertalite dan Turbo

Bahlil mengakui terjadi pergeseran konsumsi BBM sekitar 5 persen dari Pertamax ke Pertalite atau Pertamax Turbo. Meskipun demikian, pemerintah berkomitmen untuk menjaga pangsa pasar Pertamina agar tidak mengalami penurunan.
"Memang ada pergeseran sedikit. Sedikit, ada pergeseran sekitar 5 persen. Tapi kami pemerintah berkomitmen untuk menjaga Pertamina agar market share Pertamina itu tidak berkurang," tambahnya.
Tak heran, karena kasus dugaan pengoplosan BBM jenis Pertamax oleh PT Pertamina Patra Niaga telah memicu perhatian luas dari masyarakat dan berbagai pihak beberapa waktu belakangan ini.
Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkapkan dalam periode 2018-2023, terjadi praktik pengoplosan Pertalite (RON 90) menjadi Pertamax (RON 92) di fasilitas milik Pertamina.