Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Peran Anak Riza Chalid, Kongkalikong Impor dan Blending BBM Pertamina

Muhammad Kerry Adrianto Riza mengenakan rompi pink khas tahanan Kejaksaan (Youtube/@kejaksaan-ri)
Intinya sih...
  • Muhammad Kerry Andrianto Riza, putra pengusaha minyak, ditetapkan sebagai tersangka korupsi tata kelola minyak Pertamina.
  • Kerry mendapat untung dari transaksi impor minyak mentah dan produk kilang yang didongkrak harganya.
  • Penyidik melakukan penggeledahan di kediaman Riza Chalid dan PT Orbit Terminal Merak yang terkait kasus ini.

Jakarta, IDN Times - Muhammad Kerry Andrianto Riza, Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa adalah salah satu tersangka dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina (Persero), Sub Holding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018-2023. Dia adalah putra dari pengusaha minyak, Riza Chalid.

Kerry ditetapkan sebagai tersangka pada Senin, 24 Februari malam, bersama enam orang lainnya. Empat di antaranya adalah jajaran direksi anak usaha Pertamina, yaitu Direktur Utama (Dirut) Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan (RS), Direktur Feedstock and Product Optimalization PT Kilang Pertamina Internasional, Sani Dinar Saifuddin (SDS), Direktur Utama PT Pertamina International Shipping, Yoki Firnandi (YF), dan VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional, Agus Purwono (AP).

Sementara, dari pihak broker atau swasta ada Komisaris PT Navigator Khatulistiwa dan Komisaris PT Jenggala Maritim, Dimas Werhaspati (DW), Komisaris PT Jenggala Maritim sekaligus Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak Gading Ramadan Joede (GRJ), dan Muhammad Kerry Andrianto Riza yang merupakan Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa.

Kemudian pada Rabu, 26 Februari, ada dua tersangka lagi yang dicokot Kejagung, yakni Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya dan VP Trading Operation PT Pertamina Patra Niaga, Edward Corne.

1. Kerry jadi broker yang bermain dengan para direksi anak usaha Pertamina

Muhammad Kerry Adrianto Riza mengenakan rompi pink khas tahanan Kejaksaan (Youtube/@kejaksaan-ri)

Dalam kasus ini, Kerry berperan sebagai broker yang bermain dengan para direksi anak usaha Pertamina.

Kerry mendapat keuntungan dari transaksi pengadaan impor minyak mentah dan produk kilang, yang harga kontrak pengirimannya didongkrak oleh Direktur Utama PT Pertamina International Shipping, Yoki Firnandi (YF). Akibatnya, negara harus merogoh kocek pembayaran 13 hingga 15 persen lebih tinggi dari harga aslinya.

2. Oplos BBM dilakukan di storage PT Orbit Terminal Merak

Pengungkapan dua tersangka baru kasus minyak mentah di Kejaksaan Agung (Kejagung) Jakarta, Rabu (26/2/2025) malam. (dok. Puspenkum Kejagung)

Terbaru didapatkan fakta penyidikan bahwa pengoplosan atau blending produk kilang jenis RON 90 (Pertalite), RON 88 (Premium), dengan Ron 92 dilakukan di terminal storage PT Orbit Terminal Merak milik Kerry.

Kerry adalah Beneficial Owner PT Navigator Khatulistiwa dan PT Orbit Terminal Merak dipimpin oleh Direktur Utama Gading Ramadan Joede (GRJ). yang turut jadi tersangka.

Usai dioplos, dua produk kilang itu dijual dengan harga RON 92 atau setara Pertamax.

"Hal ini tidak sesuai dengan proses pengadaan produk kilang dan core business PT Pertamina Patra Niaga," ujar Direktur Penyidikan pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung Abdul Qohar, di Kejaksaan Agung, Rabu (26/2/2025) malam.

3. Penyidik temukan 144 bundel berkas dokumen

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan berjalan memasuki mobil tahanan usai ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023 di Kejaksaan Agung, Jakarta, Selasa (25/2/2025). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar, juga menjelaskan bahwa penyidik melakukan penggeledahan di dua rumah milik pengusaha minyak, Riza Chalid, pada Kamis (27/2/2025).

Kediaman Riza diduga sebagai kantor tiga orang tersangka kasus ini, termasuk putranya, Gading Ramadan Joede, Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak, dan Dimas Werhaspati, Komisaris PT Navigator Khatulistiwa dan PT Jenggala Maritim.

Penggeledahan tepatnya di Jalan Jenggala II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dan di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan. Selain itu, pengeledahan juga dilakuan di PT Orbit Terminal Merak yang ada di Cilegon.

"Yang diduga sebagai storage atau tempat depo yang menampung minyak yang diimpor, itu sekarang sedang berlangsung juga," katanya di Kejaksaan Agung.

Dari kediaman di Jalan Jenggala II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan penyelidik menemukan 144 bundel berkas dokumen, dan ini akan terus dipelajari apakah ada keterkaitan dengan perkara ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
Umi Kalsum
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us