Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Toyota dan Honda Hadapi Tekanan Tarif AS serta Menguatnya Yen

Ilustrasi logo toyota (unsplash.com/Alexander Londoño)
Ilustrasi logo toyota (unsplash.com/Alexander Londoño)
Intinya sih...
  • Toyota dan Honda terdampak pemberlakuan tarif AS serta menguatnya yen
  • Toyota memperkirakan laba bersih tahunannya akan terpangkas sebanyak 35 persen
  • Honda Motor Co. resmi memproyeksikan penurunan laba bersih hingga 70 persen untuk tahun buku yang akan berakhir Maret 2026

Jakarta, IDN Times - Toyota Motor Corp. dan Honda Motor Co. pada Jumat (1/8/2025) menjadi sorotan karena laporan keuangan mereka tertekan tren menguatnya yen dan pemberlakuan tarif otomotif Amerika Serikat (AS) oleh Presiden Donald Trump. Kedua produsen mobil terbesar asal Jepang ini menghadapi tantangan meskipun volume penjualan unit tetap kuat sepanjang paruh pertama tahun ini.

Kinerja keuangan Toyota dan Honda pada kuartal I-2025 tercatat tidak setinggi ekspektasi pasar. Kondisi pasar global dan tekanan kebijakan perdagangan menjadi dua faktor utama yang menggerus potensi keuntungan perusahaan.

1. Tarif otomotif AS dan dampaknya pada Toyota

Presiden Donald Trump secara resmi menurunkan tarif impor kendaraan Jepang dari 25 persen menjadi 15 persen sebagai hasil kesepakatan dagang, setelah sebelumnya mengumumkan kenaikan tarif sejak awal tahun. Meskipun demikian, Toyota tetap memperkirakan laba bersih tahunannya akan terpangkas sebanyak 35 persen.

“Kami berharap hubungan dagang antara Jepang dan AS dapat semakin membaik, sehingga beban tarif dapat semakin diringankan,” ujar perwakilan Toyota dalam konferensi pers di Tokyo pada Rabu (30/7/2025), dilansir Yahoo Finance.

Pada semester I-2025, Toyota mencatat rekor penjualan global sebanyak lebih dari 5,5 juta unit. Peningkatan ini dipicu lonjakan pembelian menjelang penerapan tarif baru. Permintaan pasar AS yang sangat kuat, bersama pasar Jepang dan China, turut menjaga volume penjualan tetap tinggi meski situasi penuh ketidakpastian.

2. Pelemahan laba Honda pascaperubahan tarif

Honda Motor Co. resmi memproyeksikan penurunan laba bersih hingga 70 persen untuk tahun buku yang akan berakhir Maret 2026 akibat tekanan besar dari tarif ekspor AS dan perubahan harga tukar.

“Dampak kebijakan tarif yang berlaku di berbagai negara sangat signifikan untuk bisnis kami, dan revisi kebijakan yang sering terjadi membuat sulit menyusun proyeksi bisnis,” kata CEO Honda, Toshihiro Mibe, dilansir Malay Mail.

Selain tarif, Honda juga melaporkan penurunan drastis penjualan di China dan kawasan ASEAN selama kuartal pertama 2025, serta meningkatnya insentif penjualan kendaraan ramah lingkungan di Amerika Utara. Analis pasar menyebutkan, Honda relatif lebih siap menghadapi pengetatan tarif karena memiliki kapasitas produksi yang cukup besar di AS.

3. Inovasi dan kemitraan strategis dalam mengamankan pasokan semikonduktor 2025

Honda Motor Co. mengumumkan kemitraan dengan Renesas Electronics dan investasi pada produsen chip Rapidus sebagai strategi jangka panjang memastikan ketersediaan semikonduktor untuk lini Honda 0 Series, terutama teknologi kendaraan otonom. Honda menekankan bahwa langkah memperluas kolaborasi dengan produsen domestik Jepang diambil untuk menjaga resiliensi rantai pasok di tengah ketidakpastian geopolitik dan risiko gangguan pasokan global.

"Bermitra dengan Renesas dan investasi di Rapidus memperkuat sistem ketahanan kami terhadap krisis chip seperti 2021—fokus utama kami kini pada pasokan domestik dan teknologi chip generasi lanjut," menurut keterangan resmi Honda.

Langkah Honda diikuti Toyota Motor Corp. yang melaporkan perbaikan signifikan dalam manajemen risiko rantai pasok, termasuk diversifikasi pemasok dan digitalisasi sistem logistik. Toyota juga disebut aktif membina kolaborasi dengan mitra teknologi untuk adaptasi desain mobil yang lebih fleksibel terhadap variasi komponen elektronik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us