Utang Luar Negeri November Capai 424,1 Miliar Dolar AS

- Utang luar negeri Indonesia pada November 2024 sebesar 424,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp6.949 triliun
- ULN pemerintah tumbuh 5,4 persen yoy namun pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan dengan Oktober 2024
- ULN swasta tercatat menurun sebesar 194,6 miliar dolar AS atau mengalami kontraksi 1,6 persen yoy
Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada November 2024 sebesar 424,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp6.949 triliun (kurs Rp16.321 per dolar AS).
Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengatakan secara tahunan, angka tersebut tumbuh 5,4 persen year on year (yoy) atau lebih rendah dibanding pertumbuhan pada Oktober 2024 sebesar 7,7 persen yoy.
"Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan ULN sektor publik dan penurunan ULN swasta," kata Ramdan, dikutip, Sabtu (18/1/2025).
1. ULN pemerintah per November capai 203 miliar dolar AS

Ramdan mengatakan, ULN pemerintah pada November 2024 yang tercatat sebesar 203,0 miliar dolar AS atau tumbuh sebesar 5,4 persen yoy, namun pertumbuhannya lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Oktober 2024 sebesar 8,6 persen yoy.
Dia mengatakan, perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional dan penarikan pinjaman luar negeri yang digunakan untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek pemerintah.
"Sebagai salah satu instrumen pembiayaan APBN, pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung belanja prioritas guna mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Ramdan.
2. Utang luar negeri swasta didominasi utang jangka panjang

Sementara, ULN swasta tercatat menurun pada November 2024 sebesar 194,6 miliar dolar AS atau mengalami kontraksi 1,6 persen yoy. Angka ini lebih dalam dari kontraksi 1,4 persen yoy pada Oktober 2024.
"Perkembangan tersebut terutama didorong oleh ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (non-financial corporations) yang mencatat kontraksi 1,7 persen yoy," tuturnya.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan, Jasa Keuangan dan Asuransi, Pengadaan Listrik dan Gas, serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 79,4 persen dari total ULN swasta.
"ULN swasta juga tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,1 persen terhadap totalnya," ujar Ramdan.
3. Dominasi ULN jangka panjang mencapai 84,7 persen

Ramdan mengatakan, struktur ULN Indonesia tetap sehat didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Dia mengatakan, hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terjaga sebesar 30,5 persen pada November 2024.
Selain itu, dominasi oleh ULN jangka panjang mencapai 84,7 persen dari totalnya juga menjadi salah satu faktor yang menjadi kesehatan ULN. BI dan pemerintah, kata Ramdan, akan terus menjaga agar struktur ULN tetap sehat melalui perkuatan koordinasi dalam pemantauan perkembangan.
"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan meminimalkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian," kata Ramdan.