Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Trik Psikologis yang Diam-diam Bikin Kamu Jadi Boros, Kenali yuk!

ilustrasi belanja (pexels.com/Polina Tankilevitch)
ilustrasi belanja (pexels.com/Polina Tankilevitch)
Intinya sih...
  • Iklan memanipulasi emosi untuk mempengaruhi keputusan belanja
  • Godaan untuk terlihat seperti influencer bisa mendorong pembelian di luar kemampuan
  • Belanja impulsif tanpa rencana dapat menumpuk menjadi pengeluaran besar
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernah merasa uangmu cepat habis padahal kamu gak belanja banyak? Bisa jadi tanpa sadar kamu terjebak trik psikologis yang bikin boros.

Bukan cuma soal kurangnya kemampuan mengatur keuangan, tapi ada faktor eksternal yang mempengaruhi cara kamu menghabiskan uang. Emosi, lingkungan, sampai kebiasaan sehari-hari bisa mengarahkan keputusan finansialmu tanpa kamu sadari.

Memahami psikologi di balik kebiasaan belanja penting supaya kamu bisa mengontrol pengeluaran dan gak gampang terjerumus utang. Selain itu, kamu jadi lebih bisa membedakan mana kebutuhan nyata dan mana keinginan sesaat.

Berikut lima trik psikologis yang sering bikin orang boros, mungkin kamu pernah mengalaminya juga?

1. Iklan yang memanipulasi emosi

ilustrasi iklan (pexels.com/Marcus Herzberg)
ilustrasi iklan (pexels.com/Marcus Herzberg)

Iklan gak cuma memberi tahu produk baru, lho, tapi sengaja dirancang untuk bikin kamu merasa butuh sesuatu yang sebenarnya gak penting. Mereka memanfaatkan emosi seperti rasa senang, nostalgia, atau bahkan rasa takut ketinggalan tren.

Ketika kamu merasa terhubung secara emosional dengan sebuah merek, kemungkinan besar kamu akan memilih produk itu meskipun harganya lebih mahal dibanding alternatif lain. Inilah kenapa brand yang sering muncul di iklan terasa lebih “aman” atau “lebih baik,” padahal belum tentu.

2. Godaan untuk terlihat seperti influencer

ilustrasi medsos influencer (unsplash.com/Maddi Bazzocco)
ilustrasi medsos influencer (unsplash.com/Maddi Bazzocco)

Media sosial membuat banyak orang ingin terlihat keren atau setara dengan orang-orang yang diikuti. Kamu mungkin merasa perlu punya barang yang sama dengan influencer favoritmu atau teman-teman di circle-mu.

Masalahnya, standar hidup orang berbeda-beda. Kalau terus membandingkan diri, kamu bisa tergoda membeli barang di luar kemampuan hanya supaya terlihat up to date.”Padahal, gak ada salahnya kok punya gaya hidup sesuai isi dompet sendiri.

3. Belanja impulsif tanpa rencana

ilustrasi belanja saat diskon sale (pexels.com/Max Fischer)
ilustrasi belanja saat diskon sale (pexels.com/Max Fischer)

Siapa yang gak pernah belanja dadakan gara-gara lihat diskon? Tanpa sadar, pembelian impulsif ini bisa menumpuk jadi pengeluaran besar, lho.

Dalam riset perilaku konsumen, banyak orang mengakui sering membeli sesuatu hanya karena terlihat menarik, bukan karena benar-benar butuh. Parahnya, kebiasaan ini sering terasa menyenangkan, jadi susah dihentikan. Kamu mungkin berpikir cuma sekali, tapi kalau sering diulang, dompet bisa jebol.

4. Retail therapy untuk mengusir stres

ilustrasi belanja (pexels.com/Sam Lion)
ilustrasi belanja (pexels.com/Sam Lion)

Saat lagi bad mood, banyak orang mencari pelarian dengan belanja. Rasanya memang menyenangkan saat swipe kartu atau klik checkout, tapi percayalah efeknya cuma sementara.

Begitu rasa senang itu hilang, stres bisa muncul lagi, ditambah penyesalan karena pengeluaran bertambah. Kalau dibiarkan, retail therapy bisa jadi kebiasaan berbahaya yang bikin kamu gak sadar uang habis untuk hal gak penting.

Cobalah cari alternatif lain buat memperbaiki mood, seperti olahraga, nonton film, atau ngobrol sama teman. Dengan begitu, saldo aman!

5. Terlalu percaya diri dengan kondisi keuangan

ilustrasi gaji (vecteezy.com/Perawit Boonchu)
ilustrasi gaji (vecteezy.com/Perawit Boonchu)

Kadang, kamu merasa kondisi keuangan aman sehingga gak masalah belanja lebih. Rasa percaya diri ini bikin kamu gak terlalu mikirin konsekuensi jangka panjang, apalagi kalau pakai kartu kredit.

Padahal, kalau tagihan menumpuk dan gak terbayar penuh, bunga bisa bikin beban keuangan semakin berat, lho. Perasaan “aku bisa kok bayar nanti” sering kali jadi jebakan yang bikin pengeluaran membengkak tanpa terasa.

Mengatur keuangan bukan cuma soal bikin anggaran dan menabung, tapi juga memahami trik psikologis yang memengaruhi kebiasaan belanja. Kalau kamu bisa mengenali pola-pola ini, kamu jadi lebih bijak sebelum memutuskan membeli sesuatu.

Ingat, gak semua keinginan harus langsung dipenuhi. Dengan sedikit kesadaran dan kontrol diri, kamu bisa menghindari pengeluaran yang gak perlu dan fokus ke tujuan finansial yang lebih penting.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us