Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bank Sentral Nigeria Minta Perbankan Hentikan Bagi Dividen

Ilustrasi bank (freepik.com/storyset)
Intinya sih...
  • Kebijakan CBN menargetkan penguatan modal bank dengan mewajibkan penahanan laba, khususnya di tengah volatilitas ekonomi akibat unifikasi nilai tukar.
  • Kebijakan ini melanjutkan rangkaian langkah CBN dalam menjaga stabilitas sektor keuangan, dengan fokus pada penguatan modal daripada ekspansi atau distribusi laba.

Jakarta, IDN Times - Bank Sentral Nigeria (CBN) mengeluarkan kebijakan tegas yang mewajibkan bank-bank di bawah status forbearance regulasi untuk menghentikan pembayaran dividen, bonus eksekutif, dan investasi asing. Kebijakan ini bertujuan memperkuat posisi keuangan perbankan di tengah tekanan ekonomi.

Langkah tersebut diumumkan menjelang tenggat rekapitalisasi bank pada 2026, sebagai respons terhadap tantangan makroekonomi dan perlunya meningkatkan ketahanan modal. Kebijakan ini menyasar bank yang melanggar batas kredit tunggal (Single Obligor Limit) atau memiliki eksposur kredit bermasalah.

1. Tujuan kebijakan untuk perkuat modal bank

Kebijakan CBN menargetkan penguatan modal bank dengan mewajibkan penahanan laba, khususnya di tengah volatilitas ekonomi akibat unifikasi nilai tukar. Suspensi berlaku hingga bank keluar dari status forbearance dan memenuhi standar kecukupan modal.

“Kebijakan ini dirancang untuk memperkuat ketahanan neraca bank dan mendorong retensi modal yang bijaksana,” ujar Gubernur CBN, Olayemi Cardoso, dikutip dari Yahoo Finance.

Ia menegaskan, kepatuhan akan diverifikasi secara independen sebelum pembatasan dicabut.

Dilansir Nairametrics, kebijakan ini mencerminkan pergeseran CBN dari pendekatan longgar ke disiplin ketat. Analis menilai, langkah ini sebagai sinyal keseriusan CBN mengatasi risiko sistemik akibat kredit bermasalah.

2. Dampak pada bank dan pemegang saham

Bank terdampak wajib menangguhkan seluruh dividen, termasuk ke anak usaha luar negeri, serta menghentikan bonus eksekutif dan investasi asing. Kebijakan ini berpotensi mempengaruhi kepercayaan investor, terutama di tengah tekanan global akibat kebijakan tarif Presiden Donald Trump.

“Dampaknya akan terasa pada pemegang saham yang mengandalkan dividen sebagai pendapatan,” kata Kepala Ekonom Afrika dan Timur Tengah Standard Chartered Bank, Razia Khan.

Ia menambahkan, bank harus menjaga keseimbangan antara kepatuhan dan kepercayaan pasar. Adapuun larangan ini juga membatasi ekspansi internasional bank Nigeria. Dengan tenggat rekapitalisasi semakin dekat, fokus bank kini bergeser pada penguatan modal daripada ekspansi atau distribusi laba.

3. Konteks ekonomi dan langkah CBN sebelumnya

Kebijakan ini melanjutkan rangkaian langkah CBN dalam menjaga stabilitas sektor keuangan. Pada April 2022, CBN memperpanjang forbearance suku bunga pinjaman, lalu pada September 2023, melarang penggunaan keuntungan revaluasi valas untuk dividen atau belanja modal.

“CBN berusaha membangun bantalan modal kuat menghadapi tekanan global,” ujar Ekonom Utama Bank Dunia untuk Nigeria, Alex Sienaert.

Ia mencatat, reformasi valas Nigeria meningkatkan cadangan devisa menjadi 37 miliar dolar Amerika Serikat (Rp602,9 triliun) pada 2024, namun tantangan inflasi dan volatilitas kurs masih membayangi.

Bank kini berpacu memenuhi ambang modal baru, sebagian telah menerbitkan surat utang jangka pendek untuk menutup kebutuhan likuiditas. Kebijakan ini diyakini mempercepat konsolidasi sektor perbankan dan mendorong manajemen keuangan yang lebih hati-hati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us