Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nigeria Tidak Akan Balas Tarif Pajak Amerika Serikat

Bendera Nigeria. (unsplash.com/emmages)
Bendera Nigeria. (unsplash.com/emmages)

Jakarta, IDN Times - Nigeria tidak akan membalas kebijakan tarif pajak dari Amerika Serikat (AS) sebesar 14 persen. Abuja akan mendiskusikan masalah ini bersama AS dan World Trade Organisation (WTO). 

"Kami mengumumkan respons terhadap tarif terbaru ini bahwa Nigeria akan tetap aktif berkonsultasi dengan AS dan WTO. Kami berkeinginan untuk mencapai pendekatan perdagangan dinamis dan berkomitmen pada solusi keuntungan mutual," kata Menteri Perdagangan Nigeria, Jumoke Oduwole, pada Senin (7/4/2025). 

Sebelumnya, Zimbabwe dan Afrika Selatan mengumumkan tidak akan menerapkan tarif balasan kepada AS. Zimbabwe bahkan sudah menangguhkan sementara tarif pajak barang impor asal AS. 

1. Industri pertanian Nigeria akan terdampak tarif pajak AS

Oduwole mengatakan bahwa ekspor terbesar Nigeria ke AS adalah minyak bumi dan sejumlah mineral lainnya. Ia pun menyebut Nigeria juga mengekspor sejumlah produk pertanian ke AS. 

"Nilai ekspor Nigeria ke AS besarnya mencapai 5-6 miliar dolar AS per tahun. Lebih dari 90 persen ekspor adalah minyak mentah, bahan bakar mineral, dan produk gas. Produk kedua adalah pupuk dan urea yang mencapai 2-3 persen dan timbal yang mencapai 1 persen dari total ekspor," tuturnya, dikutip Premium Times.

"Nigeria juga mengekspor produk pertanian ke AS, seperti tanaman hidup, tepung, dan kacang-kacangan yang jumlahnya kurang dari 2 persen," tambah Oduwole. 

Ia mengakui bahwa agro-industri di Nigeria yang selama ini diuntungkan oleh perjanjian African Growth and Opportunity Act (AGOA) dengan AS akan terdampak signifikan oleh kebijakan tarif baru.

Oduwole menyebut, kebijakan tarif ini akan berdampak pada tingkat persaingan barang dari Nigeria di AS. Ia mengklaim barang yang akan terdampak pada non-migas dan meningkatkan tantangan baru bagi Nigeria. 

2. Nigeria akan tingkatkan kerja sama dengan AS

Menteri Luar Negeri (Menlu) Nigeria, Yusuf Tuggar, mengungkapkan komtimen kerja sama bilateral dengan AS di berbagai sektor ekonomi. Ia pun akan mengadakan pertemuan dengan Wakil Menlu AS, Christopher Landau. 

"Kami menggarisbawahi kerja sama di berbagai sektor kunci, termasuk energi, teknologi, perdagangan, pembangunan sumber daya manusia, keamanna, kebebasan beragama, dan imigrasi. Nigeria sudah siap menjadi rekan pemerintahan Presiden AS Donald Trump dan meningkatkan hubungan bilateral," tuturnya. 

Ia menyatakan, Nigeria berkomitmen pada solusi migrasi terstruktur dengan membentuk inisiatif Technical Aide Corps. Kebijakan ini berfungsi mengirim pekerja profesional asal Nigeria ke negara lain dalam upaya pembangunan. 

3. Klaim tidak berdampak besar pada ekonomi Nigeria

Menteri Keuangan dan Koordinator Ekonomi Nigeria, Wale Edun, mengatakan tarif 14 persen dari AS tidak akan berdampak besar kepada ekonomi negaranya. Nigeria tidak dikenakan tarif besar seperti Vietnam dan China. 

"Untungnya, 92 persen ekspor Nigeria ke AS adalah minyak mentah dan mineral. Dengan ini, dampak tarif pada barang ekspor kami tidak besar jika kami mampu mempertahankan volume ekspor yang sudah ada," ungkapnya. 

Meskipun demikian, Edun mengungkapkan bahwa tim managemen ekonomi Nigeria masih memantau secara dekat situasi global.

Ia pun mengapresiasi stabilisasi yang tercapai di bawah pemerintahan Presiden Nigeria Bola Tinubu. Ia menyebut, strategi pemerintah saat ini adalah mengalihkan hutang kepada keseimbangan dan peningkatan pendapatan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us