Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

IBM Perkuat Pasar AI dan Investasi Besar di AS

Ilustrasi AI (freepik.com/macrovector)
Intinya sih...
  • IBM umumkan ekspansi kecerdasan buatan dan teknologi canggih di AS.
  • Investasi 150 miliar dolar AS dalam lima tahun untuk manufaktur, penelitian, dan pengembangan teknologi
  • Perusahaan meluncurkan alat baru untuk mengelola agen AI dari berbagai penyedia dan memperluas fasilitas produksi untuk mendukung pengembangan teknologi kuantum dan mainframe.

Jakarta, IDN Times - International Business Machines (IBM) resmi mengumumkan langkah besar untuk memperluas kiprahnya di sektor kecerdasan buatan (AI) dan memperkuat kehadirannya di Amerika Serikat (AS). CEO IBM, Arvind Krishna, menyampaikan langsung strategi ini pada Selasa (6/5/2025), dengan penekanan pada pengembangan teknologi dan investasi jangka panjang. Rencana tersebut bertujuan menjaga dominasi IBM dalam komputasi canggih, termasuk AI, komputer kuantum, dan mainframe.

Langkah strategis ini mencakup investasi sebesar 150 miliar dolar AS (Rp2,4 kuadriliun) dalam lima tahun, dengan alokasi khusus untuk manufaktur, penelitian, dan pengembangan teknologi di AS. Fokus utama adalah memperkuat infrastruktur teknologi domestik demi mendukung pertahanan nasional dan daya saing ekonomi. IBM juga menyasar penciptaan ribuan lapangan kerja baru di sektor teknologi tinggi.

Pertumbuhan bisnis AI generatif menjadi dasar optimisme IBM, setelah mencatatkan pendapatan 6 miliar dolar AS (Rp98,6 triliun) dari sektor ini. Pengumuman ekspansi ini menarik perhatian luas, terutama di tengah meningkatnya persaingan teknologi global. 

“Kami berinvestasi besar untuk memastikan AS tetap menjadi pusat inovasi AI dan komputasi dunia,” ujar Krishna dalam wawancara, dikutip dari Yahoo Finance.

1. Ekspansi di pasar AI dengan alat baru

IBM meluncurkan alat baru yang memungkinkan perusahaan mengelola dan mengintegrasikan agen AI dari berbagai penyedia seperti Salesforce, Workday, dan Adobe. Alat ini dirancang agar pelanggan dapat membuat agen AI khusus dalam waktu kurang dari lima menit, menggunakan model Granite milik IBM maupun alternatif dari Meta Platforms dan Mistral. Langkah ini menjawab kebutuhan pasar akan fleksibilitas teknologi AI lintas platform.

Perangkat lunak ini ditujukan bagi perusahaan yang mengandalkan model AI berbeda untuk tugas spesifik, seperti layanan pelanggan atau analitik. IBM menyesuaikan pendekatan ini agar selaras dengan klien yang menggunakan cloud ganda atau mengelola datanya sendiri, berbeda dari strategi raksasa cloud seperti Amazon dan Microsoft. Fleksibilitas ini menjadi keunggulan IBM di pasar AI yang kompetitif.

“Kami melihat peluang untuk menyediakan perangkat lunak yang bisa menggabungkan agen AI dari berbagai penyedia dan memberi pelanggan kemampuan membangun agen baru untuk kebutuhan yang belum terjangkau,” ujar Krishna, dikutip dari Yahoo Finance.

2. Investasi 150 miliar dolar AS untuk inovasi

Ilustrasi investasi (freepik.com/pikisuperstar)

IBM mengalokasikan 150 miliar dolar AS (Rp2,4 kuadriliun) selama lima tahun untuk mendukung penelitian dan manufaktur teknologi tinggi di AS. Sebanyak 30 miliar dolar AS (Rp493,4 triliun) dari total dana tersebut difokuskan pada pengembangan komputer kuantum dan mainframe, yang dinilai penting bagi pertahanan dan kestabilan ekonomi negara. Investasi ini menjadi bentuk dukungan IBM terhadap kebijakan peningkatan produksi dalam negeri.

Langkah ini juga ditujukan untuk memperluas fasilitas manufaktur IBM di AS serta mendorong penciptaan lapangan kerja. IBM menegaskan komitmennya untuk terus memproduksi sistem mainframe di AS, yang saat ini memproses sekitar 70 persen transaksi global. Meski menghadapi pembatalan 15 kontrak pemerintah oleh Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), perusahaan tetap percaya diri terhadap dampak positif investasi ini.

“Kami fokus memanfaatkan kecerdikan dan inovasi Amerika. Investasi ini akan memastikan AS tetap di garis depan dalam AI, komputasi kuantum, dan komputer mainframe,” kata Krishna, dikutip dari Fox Business. 

3. Dampak terhadap keamanan nasional dan ekonomi

Ilustrasi dampak teknologi (freepik.com/freepik)

Teknologi kuantum dan mainframe yang dikembangkan IBM dipandang krusial bagi keamanan nasional AS, terutama di tengah persaingan teknologi dengan negara seperti Tiongkok. Perusahaan juga memperluas fasilitas produksinya untuk mendukung pengembangan teknologi ini, dengan harapan memperkuat posisi AS sebagai pemimpin global di sektor komputasi canggih, dilansir SecurityWeek. 

Meski beberapa pakar, termasuk CEO Intel Pat Gelsinger, memperkirakan penerapan komersial teknologi kuantum baru akan terwujud dalam 10–15 tahun, IBM tetap optimistis.

Perusahaan melihat potensi strategis jangka panjang dari investasi ini, baik untuk mendukung militer maupun sektor bisnis. IBM juga mempersiapkan strategi menghadapi tantangan seperti tarif impor yang dapat memengaruhi rantai pasok data center.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us