Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Obligasi Syariah Pilihan Investasi Bebas Riba Kian Diminati, Kenapa?

Ilustrasi Obligasi Syariah. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Obligasi Syariah. (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Prinsip dasar obligasi syariah mengikuti hukum Islam secara ketat, tanpa unsur riba, maysir, maupun gharar. Diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah untuk transparansi dan pembagian hasil.
  • Obligasi syariah menawarkan risiko relatif lebih rendah karena berbasis aset nyata dan proyek yang jelas sebagai dasar penerbitan.

Investasi menjadi salah satu jalan untuk mengamankan kondisi finansial jangka panjang. Banyak pilihan yang bisa ditempuh, salah satunya lewat obligasi syariah. Obligasi syariah adalah instrumen investasi yang menarik perhatian karena tetap menguntungkan namun sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Tren keuangan berbasis syariah juga makin berkembang di Indonesia seiring meningkatnya kesadaran umat Muslim akan pentingnya menjalankan aktivitas ekonomi sesuai syariat. Bila kamu sedang mempertimbangkan produk investasi yang bebas dari riba serta sesuai prinsip halal maka obligasi syariah bisa menjadi solusi tepat. Mari pahami lebih lanjut, berikut penjelasan lengkapnya mengenai obligasi syariah!

1. Prinsip dasar obligasi syariah mengikuti hukum Islam secara ketat

Ilustrasi Obligasi Syariah. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Obligasi Syariah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Salah satu nilai utama dari obligasi syariah terletak pada prinsip operasionalnya yang tunduk pada hukum Islam. Obligasi syariah tidak mengandung unsur riba, maysir, maupun gharar. Sebaliknya, struktur obligasi syariah menggunakan akad seperti ijarah, musyarakah, atau mudharabah, sehingga lebih menekankan pada kerja sama yang saling menguntungkan.

Setiap aktivitas keuangan dalam obligasi syariah diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah untuk memastikan prosesnya benar-benar sesuai ketentuan. Kamu tidak perlu khawatir terhadap praktik bunga tersembunyi atau spekulasi yang merugikan karena semuanya dilakukan secara transparan dan berbasis pada pembagian hasil dan inilah yang membedakan obligasi syariah dengan obligasi konvensional.

2. Obligasi syariah menawarkan risiko yang relatif lebih rendah dibanding instrumen lain

Ilustrasi obligasi (freepik.com/pressfoto)
Ilustrasi obligasi (freepik.com/pressfoto)

Banyak sekali investor pemula mempertimbangkan risiko sebagai faktor utama dalam pengambilan keputusan. Dalam konteks obligasi syariah, risiko relatif lebih rendah karena bentuk investasinya berbasis aset nyata. Selain itu, penerbit obligasi syariah harus menyertakan proyek atau kegiatan usaha yang jelas sebagai dasar penerbitan.

Hal ini berarti dana yang dikumpulkan dari investor langsung digunakan untuk membiayai kegiatan produktif, bukan untuk spekulasi. Sebagai contoh, obligasi syariah negara digunakan untuk mendanai proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan tol atau rumah sakit. Struktur ini membuat kamu bisa merasa lebih aman karena investasimu berkontribusi langsung terhadap pembangunan dan punya nilai riil.

3. Produk-produk obligasi syariah memberikan imbal hasil tetap secara periodik

ilustrasi bagi hasil (unsplash.com/Alexander Grey)
ilustrasi bagi hasil (unsplash.com/Alexander Grey)

Keuntungan dari obligasi syariah tidak diperoleh dari bunga, melainkan dari ujrah atau bagi hasil. Sistem ini membuat investor seperti kamu memperoleh pendapatan secara rutin dalam periode tertentu. Proyeksi return pun cenderung stabil dan sesuai kesepakatan awal, sehingga bisa jadi sumber pemasukan pasif yang konsisten.

Kelebihan lain dari sistem bagi hasil yakni adanya transparansi. Kamu bisa melihat secara jelas bagaimana proyek atau usaha tersebut berjalan dan bagaimana pembagian hasil dilakukan. Dalam jangka panjang, sistem ini cenderung menciptakan hubungan yang adil antara investor dan penerbit, serta menghindarkan praktik-praktik zalim yang merugikan salah satu pihak.

4. Investasi pada obligasi syariah membuka peluang diversifikasi portofolio halal

ilustrasi investasi (unsplash.com/Austin Distel)
ilustrasi investasi (unsplash.com/Austin Distel)

Diversifikasi merupakan strategi penting dalam dunia investasi. Bila kamu memiliki portofolio yang beragam, kamu bisa meminimalisasi risiko investasi. Obligasi syariah menjadi pilihan tepat untuk melengkapi investasi berbasis syariah lainnya, seperti reksa dana syariah atau saham syariah.

Selain itu, instrumen ini juga bisa diakses oleh investor institusi maupun individu. Jadi, siapa pun yang ingin memperluas portofolionya secara halal bisa mengandalkan obligasi syariah. Bahkan, beberapa obligasi syariah dijual di pasar sekunder, yang berarti kamu tidak harus menunggu hingga jatuh tempo untuk mencairkannya menambah fleksibilitas dan likuiditas dalam pengelolaan investasi.

5. Dukungan pemerintah memperkuat posisi obligasi syariah di pasar modal Indonesia

ilustrasi obligasi syariah (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi obligasi syariah (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Pemerintah Indonesia kini secara aktif mendorong pengembangan pasar keuangan berbasis syariah. Salah satu buktinya yakni penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara secara rutin. Produk ini tidak hanya ditujukan untuk investor besar, tapi juga bisa diakses melalui program ritel seperti Sukuk Tabungan dan Sukuk Ritel.

Keterlibatan pemerintah Indonesia sebagai penerbit memberikan jaminan lebih terhadap keamanan investasi. Selain itu, upaya regulasi dari OJK dan BI juga menunjukkan komitmen kuat terhadap pertumbuhan pasar syariah. Maka dari itu, kepercayaan publik terhadap obligasi syariah makin meningkat, dan potensi pertumbuhannya pun sangat menjanjikan untuk ke depan.

Obligasi syariah adalah pilihan yang tepat bagi investasi yang lebih aman, halal, dan pastinya produktif. Keinginan untuk berinvestasi sesuai syariat makin tinggi seiring berkembangnya literasi keuangan di kalangan masyarakat Muslim. Obligasi syariah adalah jawaban bagi siapa pun yang menginginkan instrumen investasi bebas riba namun tetap menguntungkan. Jika kamu ingin investasi yang sesuai nilai Islam dan sekaligus berkontribusi bagi pembangunan, inilah saat yang tepat untuk mempertimbangkan obligasi syariah sebagai bagian dari portofolio keuanganmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us