Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Kamu Perlu Ubah Strategi Investasi

5 Tanda Kamu Perlu Ubah Strategi Investasi
Ilustrasi investasi (freepik.com)
Intinya sih...
  • Investasi saham individu membutuhkan riset mendalam dan pemantauan terus-menerus.
  • Fluktuasi harga saham yang ekstrem bisa membuat portofoliomu terlalu berisiko.
  • Banyak investor terjebak dalam FOMO dan tidak memiliki strategi keluar yang jelas.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Membangun kekayaan bukan hanya soal menabung, tapi juga bagaimana uangmu bisa tumbuh lebih cepat dari inflasi. Karena itu, berinvestasi jadi langkah penting untuk mencapai kebebasan finansial. Namun, tidak semua bentuk investasi cocok untuk semua orang, termasuk investasi saham individu yang punya risiko tinggi.

Memilih saham satu per satu memang bisa menghasilkan keuntungan besar, tetapi juga bisa membuatmu kehilangan seluruh modal jika perusahaan tersebut bangkrut, tersandung skandal, atau kehilangan kepercayaan pasar. Jika kamu mulai merasakan beberapa tanda berikut, mungkin sudah saatnya mempertimbangkan strategi investasi yang lebih aman dan efisien.

1. Kamu menghabiskan terlalu banyak waktu

5 Tanda Kamu Perlu Ubah Strategi Investasi
Ilustrasi investasi (freepik.com)

Investasi saham individu membutuhkan riset mendalam dan pemantauan terus-menerus. Investor legendaris Warren Buffett pernah berkata, “Investasikan hanya pada bisnis yang benar-benar kamu pahami".

Masalahnya, untuk benar-benar memahami sebuah bisnis bisa memakan waktu ratusan jam, termasuk membaca laporan keuangan, berita, dan analisis pasar. Kalau kamu merasa waktu habis hanya untuk memantau pergerakan saham, mungkin investasi pasif seperti reksa dana indeks bisa jadi pilihan yang lebih bijak.

2. Investasimu bikin kamu sulit tidur

5 Tanda Kamu Perlu Ubah Strategi Investasi
Ilustrasi portofolio investasi (freepik.com)

Fluktuasi harga saham sering kali sangat ekstrem — naik turun dalam hitungan jam bisa membuat jantung berdebar. Jika setiap kali harga turun kamu langsung merasa cemas atau tidak bisa tidur nyenyak, itu pertanda portofoliomu terlalu berisiko. Investasi seharusnya membuat uangmu bekerja untukmu, bukan sebaliknya membuat stres dan kehilangan fokus.

Saat tekanan pasar mulai mengganggu keseharian, itu waktunya melakukan diversifikasi aset. Dengan membagi investasi ke beberapa instrumen seperti reksa dana, obligasi, atau properti, kamu bisa menurunkan risiko dan menjaga kestabilan nilai portofolio. Diversifikasi membantu kamu tetap tenang menghadapi gejolak pasar sambil memastikan pertumbuhan keuangan jangka panjang tetap berjalan.

3. Kamu sering tergoda tren pasar

5 Tanda Kamu Perlu Ubah Strategi Investasi
Ilustrasi pasar saham (freepik.com)

Banyak investor pemula terjebak dalam FOMO (Fear of Missing Out) — rasa takut ketinggalan tren yang membuat mereka membeli saham hanya karena sedang viral atau ramai dibicarakan di media sosial. Padahal, saham yang naik drastis dalam waktu singkat sering kali juga bisa anjlok seketika ketika euforia mereda.

Jika kamu sering mengejar saham populer tanpa riset mendalam atau analisis fundamental yang kuat, besar kemungkinan kamu hanya ikut arus dan bukan berinvestasi dengan strategi. Untuk hasil yang lebih aman dan konsisten, alih-alih mengejar tren sesaat, pertimbangkan fokus ke instrumen investasi jangka panjang seperti reksa dana indeks, obligasi pemerintah, atau saham blue chip yang memiliki kinerja stabil. Dengan cara ini, kamu bisa membangun kekayaan secara perlahan namun pasti, tanpa harus stres menghadapi fluktuasi jangka pendek.

4. Portofoliomu selalu kalah

5 Tanda Kamu Perlu Ubah Strategi Investasi
Ilustrasi portofolio investasi (freepik.com)

Kalau hasil investasimu terus kalah dari kinerja indeks seperti S&P 500, bisa jadi strategi investasimu perlu diubah. Faktanya, menurut SPIVA U.S. Scorecard, sebagian besar manajer investasi profesional pun gagal mengalahkan pasar dalam jangka panjang.

Karena itu, index fund atau reksa dana indeks bisa menjadi alternatif yang lebih efisien dan konsisten. Instrumen ini mengikuti pergerakan indeks pasar sehingga memberikan diversifikasi otomatis, biaya rendah, dan hasil yang cenderung stabil. Dengan cara ini, kamu bisa tetap menikmati pertumbuhan jangka panjang tanpa harus terus memantau pasar setiap hari.

5. Tidak punya strategi keluar

5 Tanda Kamu Perlu Ubah Strategi Investasi
Ilustrasi strategi finansial (freepik.com)

Banyak investor tahu kapan harus membeli, tapi tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk menjual. Padahal, exit strategy adalah bagian penting dalam perencanaan investasi untuk melindungi keuntungan dan mencegah kerugian besar. Tanpa strategi keluar yang jelas, kamu bisa terjebak antara rasa serakah saat harga naik atau panik saat harga turun.

Agar keputusan lebih terarah, tentukan sejak awal batas waktu investasi, target keuntungan, dan ambang kerugian yang bisa kamu toleransi. Dengan begitu, setiap langkahmu akan lebih disiplin dan berbasis strategi, bukan emosi. Strategi ini juga membantu menjaga kestabilan portofolio dan memastikan tujuan keuanganmu tetap berada di jalur yang benar.

Selain saham individu, ada banyak opsi investasi yang bisa memberikan hasil kompetitif tanpa tekanan besar. Diversifikasi adalah kunci — menggabungkan saham, obligasi, reksa dana, hingga real estate bisa menurunkan risiko dan menjaga kestabilan portofolio.

Salah satu cara termudah adalah dengan reksa dana indeks, yang mengikuti kinerja ratusan perusahaan besar tanpa perlu analisis rumit. Sementara itu, investasi properti juga bisa menjadi sumber penghasilan pasif lewat sewa dan kenaikan nilai tanah atau bangunan dari waktu ke waktu. Dengan strategi yang tepat, kamu bisa tetap menumbuhkan kekayaan tanpa stres menghadapi naik-turun harga saham setiap hari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Jenis Investasi yang Kuat Hadapi Inflasi

17 Nov 2025, 00:30 WIBBusiness